Tren 2026: Mengapa Aset Digital Menjadi Pilihan Investor Modern

Ilustrasi aset digital
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Di tengah transformasi keuangan global, aset digital kini menjadi sorotan investor modern yang mencari peluang diversifikasi di pasar berkembang. Inovasi seperti Security Token Offering (STO) memungkinkan tokenisasi aset nyata seperti real estat dan kredit karbon, membuka akses investasi yang lebih likuid dan terjangkau. 

Kripto vs Investasi Hijau, Mana yang Lebih Cuan?

Tren ini, yang diproyeksikan akan mencapai puncaknya pada 2026, didorong oleh permintaan akan investasi yang tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga selaras dengan gaya hidup berkelanjutan. 

Dengan pasar berkembang seperti Mesir dan Indonesia memimpin adopsi teknologi ini, investor global kini memiliki peluang untuk terlibat dalam ekonomi digital yang dinamis.

Tokenisasi: Masa Depan Investasi yang Demokratis

Investasi Hijau Bisa Jadi Jalan Kaya Masa Depan? Begini Faktanya!

Tokenisasi aset mengubah cara investor mengelola portofolio mereka. Melalui STO, aset fisik seperti properti senilai ratusan juta dolar dapat dipecah menjadi token digital yang dapat diperdagangkan, memungkinkan investor dengan modal kecil untuk memiliki bagian dari proyek real estat premium. 

Selain itu, kredit karbon—aset lingkungan yang mendukung inisiatif keberlanjutan—juga menjadi pilihan investasi yang menarik. 

5 Tips Merawat Rumah di Era Modern: Dijamin Awet, Nyaman dan Bernilai Investasi

"Mesir berposisi strategis untuk menjadi pusat kekuatan kredit karbon Afrika sambil mempertahankan dominasi real estatnya," kata mantan Perdana Menteri Ibrahim Mahlab (Direktur Eksekutif Grup BEK), mengutip keterangan resminya, Jumat 12 September 2025.

Pendekatan ini menciptakan peluang investasi yang belum pernah ada sebelumnya, sekaligus mendukung tujuan lingkungan global.

Fokus pada kredit karbon juga mencerminkan pergeseran menuju investasi yang bertanggung jawab. Pasar karbon sukarela, yang kini didukung oleh regulasi di berbagai negara, memungkinkan perusahaan dan individu untuk mengimbangi emisi karbon mereka. 

Dengan tokenisasi, investor dapat membeli kredit karbon dalam jumlah kecil, menjadikan keberlanjutan lebih mudah diakses. Proyeksi menunjukkan bahwa pada 2026-2027, volume transaksi aset digital dapat mencapai $50 miliar, dengan potensi pertumbuhan hingga $100 miliar aset dalam pengelolaan pada 2027.

Peluang di Pasar Berkembang

Pasar berkembang seperti Mesir dan Indonesia menawarkan keunggulan strategis untuk investasi aset digital. Mesir, dengan posisinya yang mengendalikan 12% perdagangan global melalui Terusan Suez, menjadi pusat ekonomi yang menarik. 

Sementara itu, Indonesia, dengan populasi besar dan pertumbuhan ekonomi yang pesat, menjadi gerbang investasi di ASEAN. Kolaborasi lintas wilayah, seperti koridor investasi Kairo-Jakarta, memungkinkan likuiditas 24/7, memberikan fleksibilitas bagi investor global. 

"Fokus terbaru pemerintah Mesir pada pasar karbon sukarela selaras sempurna dengan keahlian dalam tokenisasi aset lingkungan," ujar Mohamed El-Sebely.

Mengapa Investor Modern Memilih Aset Digital?

Aset digital menawarkan beberapa keunggulan yang sulit diabaikan. Pertama, likuiditas yang lebih tinggi memungkinkan investor untuk membeli atau menjual token dengan cepat, berbeda dengan investasi real estat tradisional yang sering kali memakan waktu. 

Kedua, diversifikasi aset melalui real estat dan kredit karbon mengurangi risiko portofolio. Ketiga, teknologi blockchain yang mendasari STO menjamin transparansi dan keamanan transaksi. 

Dengan jangkauan pasar yang mencakup lebih dari 2,5 miliar orang di 70 negara, platform STO diperkirakan akan mempercepat ekspansi ke 20+ negara Afrika pada 2028-2030.

Kemitraan Strategis di Balik Tren Ini

Di balik tren ini, kolaborasi antara entitas keuangan global menjadi kunci. PT Edena Capital Nusantara, bagian dari EDENA Group, bekerja sama dengan Bayt El Khebra Group (Grup BEK), konglomerasi keuangan Mesir yang didirikan pada 1949. 

Kemitraan ini, yang dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Mesir Ibrahim Mahlab dan didukung oleh tokoh seperti Mohamed Khaled Abdallah dan Mohamed El-Sebely, menargetkan peluncuran bursa STO pertama di Mesir pada Q4 2025, dengan potensi percepatan ke Q1 2026. 

"Kemitraan ini melampaui usaha keuangan tradisional," kata CEO EDENA Group, Wook Lee.