Kupas Tuntas Short Selling dalam Investasi Saham, Strategi Berani Maksimalkan Peluang Profit
Senin, 8 September 2025 - 21:25 WIB
Sumber :
- Freepik
1. Potensi kerugian tak terbatas
Baca Juga :
5 Investasi Jadul Favorit Orang Tua Zaman Dulu untuk Jaga Harta, Nomor 3 Jadi Primadona Sampai Sekarang
Berbeda dengan membeli saham, di mana kerugian maksimal hanya sebesar modal yang ditanamkan, short selling memiliki potensi rugi tanpa batas. Jika harga saham terus naik, investor tetap harus membeli kembali dengan harga lebih mahal untuk mengembalikan pinjaman.
2. Margin call dan biaya pinjaman
Startegi short selling melibatkan peminjaman saham sehingga membutuhkan rekening margin. Investor juga wajib membayar biaya pinjaman saham dan bunga, sehingga modal yang diperlukan tidak sedikit.
3. Risiko squeezes (short squeeze)
Jika banyak investor melakukan short selling pada saham yang sama, lalu harga saham tiba-tiba naik tajam, para short seller akan berbondong-bondong membeli kembali saham untuk menutup posisi. Kondisi ini disebut short squeeze, dan bisa menyebabkan kerugian besar dalam waktu singkat.
Contoh Short Selling
Halaman Selanjutnya
Seorang investor bernama Pak Nicholas ingin mencoba short selling. Ia kemudian meminjam saham perusahaan X dari broker dengan harga saat itu sebesar Rp12.000 per lembar. Berdasarkan analisanya, harga saham tersebut kemungkinan akan turun hingga Rp9.000 per lembar.