6 Jurusan Kuliah Paling Tahan Banting dari Gempuran AI, Prospek Cerah Hingga Puluhan Tahun

Ilustrasi wisuda
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Perkembangan kecerdasan buatan (AI) terus mengubah cara manusia bekerja. Banyak pekerjaan yang dulunya dilakukan tenaga manusia kini bisa dikerjakan mesin dengan lebih cepat dan efisien. Namun, ada satu hal yang tak bisa digantikan: sentuhan manusia. 

Dunia Kerja Berubah Gara-gara AI, Begini 7 Cara Pilih Karier yang Tepat

Memilih jurusan kuliah dengan basis keterampilan unik tersebut kini menjadi langkah strategis. Selain berorientasi pada kebutuhan masyarakat, jurusan yang mengedepankan kemampuan manusiawi juga memberi daya tahan lebih besar terhadap disrupsi teknologi. 

Walaupun AI dipercaya akan menggantikan sejumlah pekerjaan tetapi empati, kreativitas, pertimbangan etis, dan intuisi emosional menjadi kenggulan manusia. Di mana soft skill tersebut membuat profesi tertentu tetap bertahan bahkan semakin dibutuhkan perusahaan besar di era AI.

10 Pekerjaan Entry Level yang Terancam Hilang di 2030, Gen Z Harus Siap-siap Cari Profesi Lain!

DIkutip dari Times of India, berikut enam jurusan yang dinilai mampu tetap relevan di masa depan meski dunia kerja makin sarat dengan peran AI.

1. Kesehatan dan Kedokteran

Jurusan di bidang kesehatan, seperti keperawatan dan psikiatri, menuntut empati, keputusan yang penuh pertimbangan, serta dukungan emosional. Hal-hal ini tidak bisa direplikasi oleh mesin.

Gen Z Dicap Kutu Loncat di Dunia Kerja, Untung atau Buntung?

AI memang unggul dalam analisis data medis, tetapi interaksi manusiawi tetap menjadi kunci dalam layanan kesehatan. Studi bahkan menunjukkan jurusan kesehatan menempati skor tertinggi dalam ketahanan terhadap otomatisasi, dengan perawat mendapat nilai sangat tinggi untuk keterampilan empati dan kepekaan sosial.

2. Pendidikan dan Pengajaran

Seorang guru tidak hanya menyampaikan materi, tetapi juga menjadi mentor, motivator, sekaligus pendukung emosional bagi siswa. AI mungkin dapat membantu membuat soal atau menyusun rencana belajar namun tidak mampu menggantikan kemampuan guru dalam menyesuaikan metode mengajar, memberikan inspirasi, serta membangun ikatan dengan murid. Tak heran, pendidikan masuk dalam daftar jurusan yang tetap relevan karena menekankan interaksi personal dan pengembangan karakter.

3. Kesehatan Mental dan Pekerjaan Sosial

Profesi psikolog, konselor, maupun pekerja sosial sangat bergantung pada kepercayaan, empati, dan komunikasi yang tulus. AI tidak bisa menandingi keterampilan mendengarkan aktif, membaca konteks emosional, serta menjaga kerahasiaan yang menjadi inti pekerjaan ini. Pekerja sosial, misalnya, dituntut untuk memiliki penilaian moral dalam situasi kompleks yang tak bisa diputuskan algoritme. Karena itu, jurusan psikologi, konseling, dan pekerjaan sosial tetap memiliki prospek cerah.

4. Hukum dan Kebijakan Publik

Dunia hukum dan kebijakan publik menuntut pemikiran kritis, kemampuan berargumentasi, serta pertimbangan etis yang mendalam. Meski AI dapat membantu riset hukum, peran pengacara, hakim, atau pembuat kebijakan tetap membutuhkan kreativitas, intuisi, dan kepekaan terhadap dinamika sosial. Jurusan hukum dan kebijakan publik terus diminati karena masyarakat membutuhkan pemimpin dan pengambil keputusan yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan.

5. Teknik dan Keahlian Terapan

Bidang teknik dan keterampilan terapan, seperti mekanik, listrik, atau plumbing, masih sangat dibutuhkan. Profesi ini memerlukan ketangkasan fisik, kemampuan problem solving di lapangan, serta penilaian situasional yang tidak bisa digantikan mesin sepenuhnya. Bahkan, teknologi AI justru melengkapi pekerjaan ini dengan mempercepat diagnosis teknis, sementara eksekusi tetap bergantung pada keterampilan manusia. Jurusan teknik dan keahlian terapan pun diprediksi akan terus bertahan.

6. Bidang Kreatif dan Komunikasi

Kreativitas adalah wilayah yang sulit dijangkau AI. Meski mesin bisa menghasilkan konten, ia tidak memiliki pemahaman budaya, intuisi emosional, dan kemampuan bercerita yang menyentuh hati manusia. Jurusan komunikasi, public relations, pemasaran digital, hingga desain pengalaman pengguna (UX) masih sangat dibutuhkan. Profesi di bidang ini mengandalkan strategi, empati, dan kepekaan budaya untuk membangun narasi yang autentik—sesuatu yang tak bisa ditiru AI sepenuhnya.

Di era AI, jurusan kuliah yang menekankan keterampilan manusiawi justru semakin bernilai. Bidang kesehatan, pendidikan, psikologi, hukum, teknik, hingga industri kreatif memiliki ketahanan tinggi karena memerlukan empati, etika, kreativitas, serta penilaian manusia.

Agar semakin relevan, keterampilan tersebut perlu dilengkapi dengan literasi digital dan kemampuan beradaptasi dengan teknologi baru. Dengan kombinasi keterampilan unik manusia dan pemahaman teknologi, lulusan dari enam jurusan ini bukan hanya bertahan, tetapi juga berpotensi memimpin perubahan di masa depan.