Waspada! 7 Pekerjaan Paling Rentan Tersapu Resesi, Kamu Termasuk?
- Freepik
Lifestyle – Resesi merupakan ujian besar bagi dunia kerja. Di tengah kondisi ekonomi yang sulit tidak ada profesi yang sepenuhnya aman dan sejarah menunjukkan bahwa ada sektor yang lebih cepat terkena dampak dibandingkan yang lain.
Penurunan daya beli masyarakat, efisiensi biaya perusahaan, hingga pergeseran pola konsumsi sering kali menjadi pemicu utama berkurangnya lapangan kerja. Krisis keuangan global 2008 hingga 2009 menjadi salah satu bukti paling nyata.
Kala itu, pemutusan hubungan kerja (PHK) di Amerika Serikat mencapai 712 ribu per bulan yang menobatkan sebagai salah satu bencana ketenagakerjaan terburuk sejak 1945. Industri konstruksi, ritel, dan pariwisata mengalami hantaman keras, sementara kesehatan, pendidikan, dan pertanian relatif lebih stabil karena kebutuhan dasarnya tetap ada.
Di era modern, teknologi juga ikut mengubah peta dunia kerja. Kehadiran platform e-commerce, kecerdasan buatan (AI) hingga tren kerja jarak jauh membuat sebagian sektor lebih tangguh, tetapi mempercepat penurunan di sektor lain.
Guncangan di satu sektor bisa merambat ke sektor lain sehingga penting bagi pekerja untuk mengetahui sektor mana saja yang terpukul imbas reseki. Mengutip dari Quartz, berikut tujuh karier yang paling rawan tertekan saat krisis ekonomi terjadi.
1. Pekerja Ritel
Industri ritel biasanya menjadi barisan terdepan yang merasakan dampak resesi. Begitu konsumen menahan belanja barang non-esensial, banyak toko harus memangkas jam operasional hingga menutup cabang.
Dampaknya terasa bagi kasir, pramuniaga, manajer toko, hingga petugas kebersihan. Data terbaru bahkan memproyeksikan hilangnya lebih dari 200 ribu pekerjaan ritel di Inggris pada 2025, tren yang kemungkinan juga terjadi di negara lain termasuk Amerika.
2. Konstruksi dan Properti
Sektor ini sangat bergantung pada ketersediaan pembiayaan. Saat likuiditas menipis, proyek besar terpaksa ditunda atau dibatalkan.
Krisis perumahan yang terjadi pada tahun 2008 menjadi bukti nyata bagaimana kontraktor, agen properti, arsitek, hingga broker hipotek kehilangan menjadi korban PHK massal. Kepemilikan rumah pun menurun karena banyak keluarga kesulitan membayar cicilan.
3. Perhotelan dan Jasa Makanan
Hotel, restoran, dan bar bertumpu pada dana hiburan masyarakat. Saat orang mengurangi liburan atau makan di luar, pemutusan hubungan kerja di sektor ini meningkat drastis.
Pandemi COVID-19 memperlihatkan betapa rentannya industri ini, dengan delapan juta pekerjaan hilang dalam waktu singkat. Profesi seperti pelayan, manajer restoran, pemandu wisata, hingga teknisi makanan biasanya jadi korban pertama ketika terjadi resesi
4. Media dan Periklanan
Ketika perusahaan memangkas anggaran, promosi sering kali jadi pos pertama yang dikorbankan. Efeknya terasa hingga ke agensi iklan, penerbitan, dan media digital.
Fotografer, penulis naskah, desainer grafis, hingga teknisi percetakan kerap kehilangan pekerjaan. Padahal industri media global mempekerjakan jutaan orang, sehingga dampaknya bisa meluas.
5. Seni dan Hiburan
Musisi, aktor, hingga kru panggung sangat bergantung pada tiket konser atau produksi acara. Begitu daya beli masyarakat melemah, penjualan tiket anjlok dan peluang kerja ikut menurun. Posisi seperti penyanyi latar, penata rias, desainer kostum, hingga kru panggung juga ikut terdampak karena produksi berkurang.
6. Logistik
Meski bukan sektor pertama yang runtuh, transportasi barang atau logistik cukup rentan saat permintaan turun akibat daya beli masyarakat lesu. Penurunan produksi dan konsumsi otomatis membuat volume pengiriman ikut berkurang.
Data terbaru menunjukkan sektor logistik mengalami penurunan selama 13 kuartal berturut-turut. Operator crane, kapten kapal beserta kru, hingga manajer logistik bisa terkena imbasnya.
7. Manufaktur
Industri manufaktur untuk barang non-esensial seperti mobil, elektronik, hingga perangkat hiburan mudah terpukul ketika daya beli melemah. Rumah tangga biasanya memilih membeli kebutuhan pokok daripada televisi baru atau mobil mewah.
Data Desember 2024 menunjukkan sebanyak 13 ribu pekerjaan manufaktur kehilang pekerjaan akibat permintaan anjlok. Operator mesin, sopir logistik, hingga manajer pabrik jadi kelompok yang paling rawan.
Resesi ekonomi selalu membawa dampak berantai yang luas. Meski tidak ada karier yang benar-benar kebal, beberapa sektor terbukti lebih rentan daripada yang lain.
Mengetahui bidang pekerjaan yang paling mudah terdampak membantu pekerja dan perusahaan bersiap menghadapi kemungkinan terburuk. Di sisi lain, sektor kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan dasar relatif tetap menjadi jangkar stabilitas di tengah badai krisis.