10 Tanda Anda Mengalami Money Dysmorphia, Hati-hati Bisa Ganggu Mental dan Finansial

Ilustrasi Generasi Sandwitch Mengelola Keuangan
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Dalam kehidupan sehari-hari, uang tidak hanya berfungsi sebagai alat transaksi, tetapi juga berpengaruh besar pada kondisi emosional dan psikologis seseorang. Tidak sedikit orang yang merasa tidak cukup, meski sebenarnya memiliki penghasilan stabil dan tabungan memadai. 

Mau Cicil HP dengan Paylater? Wajib Tahu 10 Trik Ini Biar Kantong Gak Jebol!

 

Sebaliknya, ada juga yang merasa aman padahal keuangan mereka sedang rapuh. Fenomena ini disebut dengan money dysmorphia.

Mengenal Profesi Dog Walker, Pekerjaan Unik yang Bisa Raup Miliaran Rupiah per Tahun

 

Money dysmorphia adalah kondisi ketika persepsi seseorang tentang keuangannya tidak sesuai dengan kenyataan. Istilah ini belakangan banyak diperbincangkan karena semakin banyak orang, terutama generasi muda, yang mengalaminya. 

12 Pekerjaan Unik dengan Gaji Fantastis, Penghasilannya Bisa Tembus Rp2 Miliar Per Tahun!

 

Jika tidak disadari, kondisi ini dapat menimbulkan stres, rasa tidak puas, hingga keputusan finansial yang merugikan. Untuk itu, penting bagi Anda mengenali tanda-tandanya sejak dini.

 

Berikut adalah 10 ciri-ciri seseorang mengalami money dysmorphia:

 

1. Merasa Tidak Pernah Cukup

 

Anda memiliki penghasilan stabil, tabungan, bahkan investasi, namun tetap merasa miskin atau kurang. Rasa tidak puas ini sering muncul meskipun kebutuhan sudah terpenuhi.

 

2. Takut Mengecek Rekening

 

Orang dengan money dysmorphia cenderung menghindari melihat saldo atau laporan keuangan. Ketakutan akan kenyataan membuat mereka lebih memilih tidak tahu daripada menghadapi fakta.

 

3. Selalu Membandingkan dengan Orang Lain

 

Media sosial sering kali menjadi pemicu. Melihat gaya hidup orang lain yang tampak lebih mewah membuat Anda merasa tidak sebanding, meskipun kondisi keuangan sudah cukup baik.

 

4. Malu dengan Kondisi Finansial

 

Rasa malu ini muncul meski Anda sebenarnya tidak dalam kesulitan. Misalnya, merasa minder ketika tidak bisa membeli barang bermerek atau tidak bisa mengikuti gaya hidup teman.

 

5. Terjebak Pola Konsumsi Ekstrem

 

Ciri lain adalah perilaku yang berlawanan: terlalu boros untuk terlihat mampu atau terlalu menahan diri meski kebutuhan dasar belum terpenuhi. Keduanya sama-sama merugikan.

 

6. Terobsesi dengan Masa Depan Finansial

 

Anda terus merasa khawatir tentang masa depan, meski sudah memiliki rencana keuangan yang jelas. Pikiran bahwa uang akan habis selalu menghantui.

 

7. Kesulitan Menikmati Hasil Kerja

 

Meski sudah bekerja keras, Anda sulit merasa puas dengan pencapaian. Uang yang diperoleh seolah tidak pernah cukup untuk membuat Anda merasa aman.

 

8. Trauma Masa Lalu Mempengaruhi

 

Jika pernah hidup dalam kondisi finansial sulit di masa lalu, pengalaman itu bisa terbawa hingga sekarang. Trauma ini membuat Anda sulit percaya bahwa keadaan sudah lebih baik.

 

9. Mudah Cemas dengan Tagihan atau Pengeluaran

 

Tagihan bulanan bisa menimbulkan rasa panik berlebihan. Bahkan pengeluaran kecil bisa membuat Anda merasa bersalah dan stres.

 

10. Menurunnya Kesehatan Mental

 

Kondisi ini pada akhirnya berpengaruh pada kesejahteraan emosional. Rasa cemas, stres berkepanjangan, bahkan depresi bisa muncul akibat hubungan yang tidak sehat dengan uang.

 

Money dysmorphia merupakan masalah yang sering tidak disadari karena berkaitan dengan persepsi, bukan angka nyata. Mengenali ciri-cirinya dapat membantu Anda memahami kondisi diri dan mengambil langkah bijak untuk memperbaikinya. 

 

Dengan kesadaran, pengelolaan keuangan yang sehat, serta mengurangi perbandingan sosial, Anda bisa membangun hubungan yang lebih tenang dan realistis dengan uang.