Jangan Panic Buying! Ini 8 Dampak Merugikan bagi Ekonomi dan Sesama Warga
- ChatGPT
Lonjakan permintaan yang tidak seimbang dengan ketersediaan pasokan mendorong kenaikan harga barang. Fenomena ini sering kali memperburuk inflasi, bahkan di negara dengan stabilitas ekonomi yang relatif kuat. Menurut laporan World Economic Forum, panic buying dapat menciptakan “inflationary shock” jangka pendek yang membebani daya beli masyarakat.
3. Gangguan pada Rantai Pasok Global
Panic buying tidak hanya berdampak lokal, tetapi juga bisa mengganggu rantai pasok global. Misalnya, lonjakan permintaan masker medis di awal pandemi 2020 membuat negara-negara lain kesulitan mendapat pasokan. Perusahaan logistik pun terpaksa menyesuaikan distribusi, yang akhirnya memperlambat pemulihan ekonomi.
4. Meningkatkan Ketidakpastian Ekonomi
Fenomena panic buying sering dianggap sebagai indikator ketidakstabilan. Ketika konsumen tidak percaya pada pasokan yang stabil, mereka berbondong-bondong membeli secara berlebihan. Hal ini memperburuk persepsi risiko dan bisa memicu aksi serupa di sektor lain, sehingga menambah ketidakpastian ekonomi.
5. Menekan Kelompok Rentan
Konsumen dengan daya beli rendah paling dirugikan akibat panic buying. Mereka biasanya tidak mampu membeli barang dalam jumlah besar saat harga melonjak. Akibatnya, kelompok rentan ini semakin kesulitan memenuhi kebutuhan pokoknya.