6 Tips Menyusun Dana Darurat Tetap Aman Meski Gaji Naik-Turun, Freelancer Sudah Tahu?

Ilustrasi menabung
Sumber :
  • Freepik

Metode penganggaran ini menekankan agar setiap rupiah memiliki tujuan. Artinya, Anda perlu membagi pendapatan ke dalam pos-pos khusus, seperti ebutuhan pokok, cicilan, tabungan, hingga hiburan. Dengan begitu, uang yang datang tidak akan “mengendap” tanpa arah, melainkan langsung digunakan sesuai rencana. Jika pada bulan tertentu penghasilan lebih besar, selisihnya bisa dialokasikan ke pos tabungan tambahan atau dana darurat.

3. Disiplin dengan Prinsip “Pay Yourself First

Kelas Menengah Mau Naik Status Jadi Orang Kaya? Ini 6 Strategi Finansial yang Harus Dilakukan

Banyak orang menabung dari sisa uang setelah belanja. Padahal, dengan pemasukan yang tidak pasti, cara ini berisiko membuat Anda gagal menabung. Prinsip “pay yourself first” lebih efektif, yakni sisihkan sebagian penghasilan untuk tabungan segera setelah uang masuk baru sisanya digunakan untuk pengeluaran. Nominalnya tidak harus besar, bisa mulai dari 10–20 persen, dan dinaikkan ketika penghasilan sedang melimpah.

4. Menentukan Besaran dan Lokasi Dana Darurat

Dana darurat idealnya mencakup 3–6 bulan biaya hidup. Namun, jika Anda bekerja di bidang dengan risiko tinggi, seperti freelancer atau pekerja lepas tanpa kontrak tetap, target dana darurat sebaiknya lebih besar, misalnya 9–12 bulan.

10 Ide Freelance Kekinian Buat 'Panen Cuan' di Era AI, Minat Coba?

Simpan dana ini pada instrumen yang aman dan likuid, seperti rekening tabungan khusus, deposito jangka pendek, atau rekening pasar uang. Jangan menaruh dana darurat pada investasi berisiko tinggi, karena nilainya bisa naik-turun dan sulit dicairkan cepat.

5. Siapkan Buffer Tambahan dan Pos Musiman

Halaman Selanjutnya
img_title