Siap-siap Ganti Profesi! Ini 10 Pekerjaan yang Diprediksi Punah di 2030 Gara-gara AI
- Freepik
Lifestyle – Perkembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) semakin pesat dalam beberapa tahun terakhir. Teknologi ini tidak hanya dimanfaatkan untuk mempermudah aktivitas sehari-hari, tetapi juga mulai menggantikan berbagai pekerjaan manusia.
Dari layanan pelanggan hingga analisis data, AI telah menunjukkan kemampuan yang setara bahkan lebih unggul dibanding manusia dalam pekerjaan yang bersifat repetitif dan berbasis data.
Bagi sebagian orang, kemajuan ini menjadi peluang besar karena membuka lapangan kerja baru di bidang teknologi. Namun, tidak bisa dipungkiri, AI juga membawa ancaman bagi sejumlah profesi konvensional yang berisiko hilang pada masa depan.
Beberapa prediksi menyebutkan bahwa pada tahun 2030, jutaan pekerja akan terdampak otomatisasi, terutama mereka yang bekerja di sektor dengan tugas rutin dan mudah didigitalisasi. Berikut adalah 10 profesi yang diprediksi akan punah atau berkurang drastis akibat perkembangan AI, berdasarkan laporan dari ITPro.
1. Customer Service dan Call Center
Profesi layanan pelanggan menjadi salah satu yang paling rentan digantikan AI. Chatbot dan asisten virtual kini sudah mampu menjawab pertanyaan dasar, menangani keluhan, hingga memproses transaksi sederhana. Dengan meningkatnya kemampuan teknologi Natural Language Processing (NLP), perusahaan semakin mengandalkan chatbot untuk mengurangi biaya operasional.
2. Kasir
Keberadaan mesin self-checkout di supermarket maupun konsep toko tanpa kasir membuat profesi ini semakin terancam. AI memungkinkan konsumen berbelanja dan membayar secara mandiri tanpa interaksi dengan manusia. Diperkirakan, menjelang 2030 peran kasir akan semakin berkurang drastis.
3. Teller Bank
Digitalisasi perbankan membuat layanan tatap muka semakin jarang digunakan. Nasabah lebih memilih menggunakan mobile banking, internet banking, atau ATM pintar. Hal ini membuat profesi teller berisiko tergantikan sepenuhnya oleh sistem berbasis AI yang lebih cepat dan efisien.
4. Proofreader
Pekerjaan sebagai penyunting tata bahasa (proofreader) juga mengalami tekanan akibat hadirnya software berbasis AI. Alat seperti Grammarly atau editor cerdas lainnya dapat menemukan kesalahan ejaan, tata bahasa, bahkan menyarankan gaya penulisan yang lebih tepat. Efektivitas dan kecepatan AI membuat profesi ini kian berkurang.
5. Penerjemah
Mesin penerjemah kini semakin canggih dan mampu menerjemahkan bahasa secara real-time dengan akurasi yang tinggi. Untuk kebutuhan sehari-hari, banyak orang lebih memilih menggunakan aplikasi AI ketimbang menyewa jasa penerjemah. Meski begitu, untuk teks sastra atau dokumen hukum yang kompleks, peran manusia masih dibutuhkan.
6. Akuntan Level Dasar
AI mampu mengotomatisasi tugas akuntansi sederhana, seperti pencatatan transaksi, pembuatan laporan, dan pengelolaan invoice. Perusahaan kecil hingga menengah kini banyak beralih menggunakan software akuntansi berbasis AI untuk efisiensi. Hal ini membuat profesi akuntan entry-level berpotensi menyusut di masa depan.
7. Data Entry
Tugas input data yang repetitif kini dapat dilakukan oleh sistem otomatis dengan tingkat kesalahan sangat rendah. AI bahkan mampu mengolah, memvalidasi, dan menganalisis data dalam jumlah besar lebih cepat dibanding manusia. Profesi ini diprediksi akan semakin jarang dibutuhkan.
8. Agen Perjalanan
Jika dahulu orang mengandalkan agen perjalanan untuk memesan tiket dan merancang itinerary, kini masyarakat lebih sering menggunakan aplikasi berbasis AI seperti Booking.com atau Expedia. Dengan teknologi yang dapat menyesuaikan kebutuhan pengguna, peran agen perjalanan manusia menjadi semakin terbatas.
9. Radiologis Dasar
Di bidang kesehatan, AI sudah mampu membaca hasil X-ray dan CT Scan dengan akurasi tinggi. Untuk diagnosis dasar, sistem berbasis AI terbukti lebih cepat dan efisien. Walau demikian, dokter radiologis tetap dibutuhkan untuk kasus yang kompleks dan membutuhkan penilaian klinis menyeluruh.
10. Analis Pasar dan Riset
Pekerjaan analisis pasar yang berfokus pada pengolahan data juga terancam tergantikan. AI dapat mengolah ribuan data pasar hanya dalam hitungan detik dan memberikan rekomendasi berbasis pola yang sulit ditangkap manusia. Peran analis manusia kemungkinan hanya tersisa pada pengambilan keputusan strategis.
Hilangnya profesi akibat AI bukan berarti akhir dari segalanya. Seperti revolusi industri sebelumnya, teknologi baru memang menggantikan sebagian pekerjaan, tetapi juga melahirkan profesi baru yang sebelumnya tidak pernah ada. Kuncinya adalah adaptasi.
Anda perlu terus meningkatkan keterampilan, terutama di bidang teknologi, kreativitas, dan analisis strategis yang lebih sulit ditiru oleh mesin.
Daripada khawatir akan hilangnya profesi, lebih baik mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan. AI mungkin membuat beberapa pekerjaan punah, namun bagi mereka yang mau beradaptasi, teknologi ini justru bisa membuka peluang karier dan bisnis yang lebih menjanjikan di masa depan.