Intip Strategi Bisnis Kedai NESCAFÉ Ramaikan Pasar Kopi di Indonesia

Pop Up Store Kedai Nescafe
Sumber :
  • VIVA/Ayesha Puri

Lifestyle – Kopi kini tidak hanya sekadar minuman, tetapi juga bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia. Melihat kebiasaan minum kopi jadi bagian gaya hidup, Nestlé Professional resmi memperkenalkan Kedai NESCAFÉ sebagai model bisnis baru yang dirancang untuk memperluas akses masyarakat terhadap kopi berkualitas

Cara Cerdas Siapkan Dana Kuliah Sejak Dini Jangan Tunggu Anak Besar, Mulai Sekarang!

Berdasarkan data Snapcart 2023, 79 persen penduduk Indonesia adalah pecinta kopi, sebagian besar mengonsumsi kopi setiap hari. Survei JakPat 2024 bahkan mencatat satu dari lima Gen Z rela mengeluarkan Rp25.000–Rp50.000 per gelas kopi, dan sekitar 31 persen mengaku mengonsumsi kopi 1–2 kali sehari. 

Potensi pasar inilah yang dimanfaatkan NESCAFÉ melalui strategi ekspansi yang inklusif. Selain menyajikan beragam minuman berbasis kopi NESCAFÉ, gerai ini juga menawarkan menu non-kopi seperti MILO dan NESTEA. 

Hadir di Pameran Kecantikan Nasional, 7 Trik Jitu Brand Lokal Sukses Gaet Konsumen

Kedai NESCAFÉ menjamin setiap minuman dibuat dengan bahan baku berkualitas menggunakan teknik penyajian khusus. Salah satunya penggunaan shaker untuk menghasilkan cita rasa konsisten dan pengalaman menikmati kopi yang lebih segar.

Hadirkan Pop Up Store di Pinggir Jalan

Bisnis kedai Nescafe menerapkan strategi mendekatkan di mana konsumen berada sehingga model pop up store di pinggir jalan jadi pilihan tepat dibandingkan kedai establish. Hal ini sekaligus menunjukkan inklusifitas serta ingin menjangkau semua lini masyarakat pencinta kopi di tanah air. 

Dukung Ketahanan Energi Nasional, Intip Strategi Pertamina dalam Pengembangan Infrastruktur ITJ Plumpang

"Kedai NESCAFÉ dirancang untuk hadir di titik-titik yang dekat dengan keseharian lebihmasyarakat, sehingga para pecinta kopi dapat mudah menikmati kopi berkualitas, namun tetap terjangkau, kapan pun mereka mau", ujar Country Business Manager Nestlé Professional Indonesia, Mochamad Machfud, saat acara peluncuran Kedai Nescafe di Sarinah pada Kamis, 14 Agustus 2025.

Langkah ini sejalan dengan misi Nestlé untuk memberikan Good Food, Good Life dengan menjadikan kopi bagian dari rutinitas harian masyarakat. Saat ini sudah ada lebih dari 500 gerai di 80 kota, termasuk Solo, Yogyakarta, Semarang, Kudus, Banyumas, Pekalongan, Tasikmalaya, Bandung, Tangerang, dan Bekasi. 

Model Bisnis Non-Kemitraan untuk Jaga Kualitas

Berbeda dari banyak jaringan kedai kopi yang menggunakan sistem kemitraan atau franchise, Kedai NESCAFÉ mengadopsi model bisnis non-kemitraan. Untuk mendukung operasional, Nestlé menggandeng PT Ansena sebagai operator tunggal yang berpengalaman lebih dari 15 tahun di industri Food & Beverage.

Machfud menjelaskan bahwa langkah ini dilakukan agar standar kualitas dan layanan di seluruh gerai tetap konsisten. Selain itu, non-kemitraan juga dipilih guna meminimlisir penimpuan dengan modus frienchise.

arga Terjangkau dan Kualitas Premium

Strategi lain yang diterapkan adalah posisi harga kompetitif. Kedai NESCAFÉ ingin menghadirkan kopi berkualitas yang bisa dinikmati masyarakat luas tanpa harus mengorbankan daya beli. 

Dengan lokasi strategis yang dekat dengan aktivitas sehari-hari, NESCAFÉ berharap dapat menjadi pilihan utama bagi pecinta kopi yang menginginkan kualitas dengan harga terjangkau

Tawarkan Pengalaman Ngopi Berkualitas

Melalui Kedai NESCAFÉ, Nestlé berharap dapat menciptakan pengalaman ngopi yang konsisten, menarik, dan menyenangkan bagi semua kalangan. “Harapan kami, Kedai NESCAFÉ dapat menjadi bagian dari rutinitas harian dan momen kebersamaan masyarakat di berbagai penjuru Indonesia,” ujar Sufintri Rahayu, Direktur Corporate Affairs & Sustainability PT Nestlé Indonesia.

Keputusan untuk mengadopsi model non-kemitraan, menggandeng operator berpengalaman, dan memanfaatkan tren kopi di kalangan Gen Z menunjukkan bahwa Kedai NESCAFÉ tidak hanya berkompetisi dalam rasa tetapi juga dalam strategi bisnis berkelanjutan.