Gaji Habis untuk Jajan Makanan Viral? Ini Cara Atur Keuangan Biar Kantong Aman

Ilustrasi donat
Sumber :
  • Pixabay

Lifestyle – Siapa yang tidak tergoda dengan makanan viral? Dari croffle, boba, hingga seblak level pedas yang selalu jadi buruan. Media sosial semakin memperkuat tren ini. Begitu satu makanan viral muncul di TikTok atau Instagram, antrean panjang pun tidak terhindarkan.

Silent Living Digandrungi Anak Muda: Benarkah Gaya Hidup Anti-Flexing Bikin Cepat Kaya?

Fenomena ini bukan sekadar soal rasa, melainkan juga gaya hidup dan FOMO (fear of missing out). Banyak orang rela menghabiskan ratusan ribu, bahkan jutaan rupiah setiap bulan demi mengikuti tren kuliner terbaru. 

Tanpa disadari, kebiasaan jajan makanan viral bisa menggerus anggaran bulanan. Apalagi bagi kalangan pekerja yang mengandalkan pendapatan tetap setara gaji UMR (upah minimum regional).

Alasan Seseorang Gampang Tergoda Tren

Literasi Keuangan Bukan Sekadar Teori, 5 Manfaat Nyata 'Sulap' Tabungan Jadi Gendut

Secara psikologis, keinginan mencoba makanan viral seringkali didorong oleh dopamin, hormon yang memicu rasa senang. Melihat konten orang lain menikmati makanan membuat otak memicu rasa penasaran yang harus segera dipuaskan. 

Ditambah lagi, adanya konsep “limited edition” atau promo waktu terbatas membuat kita semakin tergesa-gesa membeli, meskipun anggaran tak mencukupi. Ini sejalan dengan survei yang menyebutkan bahwa 6 dari 10 generasi milenial dan Gen Z mengaku pernah menghabiskan lebih dari Rp500 ribu per bulan hanya untuk membeli makanan viral. Angka ini cukup besar jika dibandingkan dengan pengeluaran kebutuhan pokok lainnya.

Dampaknya untuk Keuangan

Halaman Selanjutnya
img_title
5 Kondisi Menghambat Pemenuhan Gizi Anak, Bukan Hanya Stunting!