7 Kisah Nyata Raup Cuan dari AI, Ada yang Kantongi Miliaran Rupiah!

Ilustrasi mengatur keuangan rumah tangga
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) tidak hanya mengubah cara kerja berbagai industri, tetapi juga menciptakan peluang bisnis baru. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak individu memanfaatkan AI untuk membangun usaha, meningkatkan produktivitas, bahkan meraih pendapatan fantastis dalam waktu singkat.

5 Peluang Cuan dari Hobi Memasak, Bisa Jadi Sumber Penghasilan Menjanjikan!

 

Menariknya, sebagian besar dari kisah sukses ini berawal dari ide sederhana yang diolah dengan cepat, memanfaatkan alat seperti ChatGPT, generator gambar, dan platform distribusi digital. 

Sengketa Merek Global di RI, Konsumen Diminta Waspada Barang KW

 

Seperti dirangkum dari ChatGPT Guide, MarketSy, Starter Story, dan Wealthy Tent, berikut adalah tujuh kisah nyata orang yang berhasil meraih cuan besar berkat AI, lengkap dengan perkiraan konversi pendapatan mereka ke rupiah.

Kupas Tuntas Peran AI di Dunia Kerja, Pekerjaan Hilang atau Peluang Baru?

 

1. Shawn Hill – Jual Chatbot dalam 2 Hari, Cuan US$10.000 

 

Shawn Hill mengembangkan chatbot berbasis ChatGPT hanya dalam dua hari. Chatbot tersebut kemudian ia jual kepada Originality.AI dengan harga US$10.000 atau setara sekitar Rp163 juta. Kisah ini membuktikan bahwa proyek sederhana dengan target pasar jelas dapat menghasilkan keuntungan signifikan dalam waktu singkat.

 

2. “CallMeFred” – AI Jingle Maker Raup Ribuan Dolar

 

Frédérick, mantan DJ radio yang dikenal sebagai “CallMeFred”, membuat aplikasi AI Jingle Maker untuk memproduksi jingle iklan secara otomatis. Dengan memanfaatkan ChatGPT, Code Interpreter, dan GitHub Copilot, ia membangun sistem ini dalam dua minggu. Aplikasi ini menghasilkan ribuan dolar setiap bulan dari penjualan kredit penggunaan—misalnya US$3.000 (±Rp48,9 juta) hanya dari sebagian pengguna awal.

 

3. Alex – Konten Musik & Video, US$8.500/Bulan

 

Alex menggunakan AI seperti AIVA dan Neural Frames untuk membuat musik dan video. Kontennya didistribusikan di YouTube, Spotify, Apple Music, serta dijual hak penggunaannya. Pendapatan bulanannya mencapai US$8.500 atau setara sekitar Rp138,55 juta, berasal dari iklan YouTube, langganan streaming, dan penjualan lisensi.

 

4. Emma – YouTube Berbasis AI, US$6.000/Bulan

 

Emma menjalankan saluran YouTube bertema teknologi dengan bantuan AI untuk skrip, riset, dan editing video. Saluran ini menghasilkan sekitar US$6.000 atau Rp97,8 juta per bulan, dengan sumber pendapatan dari iklan, sponsor, dan afiliasi.

 

5. Malcolm Tyson – Nichesss, Aplikasi GPT-3 US$360.000/Tahun

 

Malcolm Tyson membangun Nichesss, aplikasi berbasis GPT-3 untuk membantu membuat konten secara cepat. Dengan basis pelanggan global, ia menghasilkan sekitar US$30.000 per bulan (Rp489 juta) atau US$360.000 per tahun, setara Rp5,86 miliar. Semua dijalankan hanya oleh satu orang.

 

6. Jozef Gherman – StealthGPT, US$186.000/Tahun

 

Jozef Gherman menciptakan StealthGPT, platform yang menghasilkan teks AI sulit terdeteksi. Dalam 14 bulan, bisnis ini mengantongi pendapatan US$186.000 atau sekitar Rp3,0318 miliar.

 

7. Alec & Rekan – Platform Riset AI, US$700.000 dalam 3 Bulan

 

Alec dan timnya membuat platform AI untuk membantu riset akademik, mulai dari pengelolaan referensi hingga penulisan kutipan. Dalam tiga bulan, mereka meraih penjualan US$700.000 atau sekitar Rp11,41 miliar, sebagian besar melalui penawaran di AppSumo.

 

Pelajaran yang Bisa Dipetik

 

1. Kecepatan Eksekusi – Banyak ide sukses lahir dari implementasi cepat, bahkan dalam hitungan hari.

 

2. Fokus pada Solusi Nyata – Produk yang menjawab kebutuhan spesifik (misalnya jingle otomatis atau teks anti-deteksi AI) memiliki peluang pasar lebih tinggi.

 

3. Monetisasi Beragam – Pendapatan dapat berasal dari langganan, penjualan langsung, iklan, afiliasi, atau lisensi.

 

4. Skalabilitas Global – Produk berbasis AI dapat dijual ke pasar internasional tanpa batas geografis.

 

Kisah-kisah ini membuktikan bahwa AI bukan hanya alat bantu, tetapi juga mesin pencetak peluang bisnis. Dengan kreativitas, ketepatan sasaran, dan eksekusi cepat, potensi penghasilan bisa melesat dari jutaan hingga miliaran rupiah. 

 

Tantangannya adalah bagaimana Anda bisa menemukan celah pasar yang belum banyak dilirik, lalu memanfaatkannya sebelum pesaing bergerak.