5 Penyebab Pengangguran Meroket, AI Jadi Biang Kerok Paling Parah?
- Freepik
Lifestyle – Kemajuan teknologi digital semestinya membuka lebih banyak lapangan pekerjaan. Namun realitanya, justru banyak orang kehilangan pekerjaan, terutama di sektor-sektor konvensional. Otomatisasi, kecerdasan buatan, hingga pergeseran model bisnis membuat banyak profesi tergantikan atau tidak lagi relevan.
Akibatnya, angka pengangguran meningkat, terutama di kalangan usia produktif.
Data dari International Labour Organization (ILO) dan berbagai lembaga nasional menunjukkan bahwa digitalisasi tidak otomatis menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Bahkan, banyak pekerja yang tak mampu mengikuti perubahan cepat ini.
Tanpa literasi digital yang memadai dan keterampilan baru, masyarakat rentan tergilas arus transformasi industri 4.0.
Penyebab Tingginya Pengangguran di Era Digital
1. Otomatisasi dan AI Menggantikan Tenaga Manusia
Banyak industri mulai mengadopsi robot, algoritma, dan kecerdasan buatan untuk efisiensi. Pekerjaan administratif, kasir, customer service, hingga jurnalis pun mulai tergantikan mesin. Akibatnya, tenaga kerja manusia tak lagi dibutuhkan sebanyak dulu.
2. Kesenjangan Keterampilan (Skill Gap)
Mayoritas tenaga kerja belum memiliki kemampuan digital yang sesuai dengan kebutuhan pasar saat ini. Perusahaan mencari tenaga kerja dengan keahlian seperti data analytics, coding, atau digital marketing, namun pasokan SDM terlatih masih minim.
3. Kurangnya Akses Pendidikan dan Pelatihan Digital
Tak semua daerah memiliki fasilitas dan infrastruktur memadai untuk mengakses pelatihan berbasis teknologi. Hal ini membuat masyarakat di wilayah tertinggal makin tertinggal pula dari segi kesiapan kerja di era digital.
4. Model Bisnis Digital Butuh Lebih Sedikit Tenaga Kerja
Perusahaan berbasis digital seperti e-commerce, fintech, atau startup teknologi cenderung mempekerjakan lebih sedikit orang dibandingkan perusahaan konvensional. Mereka lebih mengandalkan teknologi untuk melayani jutaan pengguna.
5. Usia Tak Lagi Jadi Jaminan Pengalaman
Digitalisasi menuntut kecepatan belajar dan adaptasi. Generasi tua yang kurang akrab dengan teknologi sering kesulitan bersaing dengan generasi muda yang lebih lincah di dunia digital.
Solusi untuk Mengatasi Pengangguran di Era Digital
1. Meningkatkan Literasi Digital sejak Dini
Pendidikan digital harus masuk ke kurikulum sekolah dan pelatihan masyarakat umum. Bukan hanya tentang cara memakai teknologi, tapi juga berpikir kritis, etika digital, dan kemampuan adaptasi.
2. Pemerintah dan Swasta Kolaborasi Sediakan Pelatihan Ulang (Reskilling)
Program pelatihan ulang untuk pekerja lama maupun pengangguran penting agar mereka bisa bertransisi ke bidang pekerjaan baru. Misalnya pelatihan coding, desain grafis, content creation, atau teknisi IT.
3. Dorong Kewirausahaan Berbasis Digital
Solusi jangka panjang bisa datang dari UMKM digital. Pemerintah dan lembaga keuangan bisa mendorong masyarakat untuk membangun usaha berbasis online, seperti kuliner, kerajinan, jasa freelance, hingga content creator.
4. Perluasan Akses Internet dan Infrastruktur Teknologi
Tanpa infrastruktur yang merata, masyarakat pedesaan atau wilayah tertinggal sulit bersaing. Akses internet yang cepat dan terjangkau adalah fondasi utama pemberdayaan ekonomi digital.
5. Regulasi dan Kebijakan yang Berpihak pada Tenaga Kerja
Pemerintah perlu menyusun kebijakan ketenagakerjaan yang melindungi hak pekerja di era digital, termasuk pekerja lepas (freelancer), gig workers, dan mereka yang terdampak otomatisasi.
Era digital bukan semata ancaman, tapi juga peluang. Jika ditangani dengan strategi tepat dan kolaborasi lintas sektor, tantangan pengangguran ini bisa menjadi momentum transformasi ketenagakerjaan nasional menuju masa depan yang lebih inklusif.