Rahasia Orang Jepang Kelola Uang, Filosofi Keuangan yang Bikin Tajir Melintir!

Ilustrasi mengatur keuangan rumah tangga
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Jepang dikenal sebagai negara maju dengan masyarakat yang disiplin, hemat, dan tangguh secara finansial. Meski biaya hidup di Jepang tergolong tinggi, banyak warga negaranya mampu hidup mapan, menabung sejak muda, dan menikmati masa pensiun tanpa bergantung pada orang lain.

10 Jurusan Kuliah Anti Tergantikan AI, Cuan Aman Sampai Puluhan Tahun!

 

Ternyata, ada filosofi keuangan tradisional yang masih dipegang erat oleh banyak keluarga di Negeri Sakura. Prinsip ini mengajarkan pengelolaan uang dengan bijak dan konsisten, jauh dari gaya hidup konsumtif yang hanya mengejar status sosial.

Gawat! Ini 7 Industri Paling Rentan PHK Massal di 2025, Siap-Siap Banting Setir!

 

Berikut lima filosofi keuangan Jepang yang bisa kamu tiru agar makin dekat dengan kebebasan finansial:

5 Penyebab Pengangguran Meroket, AI Jadi Biang Kerok Paling Parah?

 

1. Kakeibo: Buku Catatan Keuangan yang Mengubah Hidup

 

Dikutip dari BBC dan Nippon, "Kakeibo" adalah metode pencatatan keuangan manual yang sudah digunakan sejak awal abad ke-20. Filosofi ini mengajak seseorang untuk secara sadar mencatat setiap pengeluaran, menetapkan tujuan menabung, dan merefleksikan kebiasaan belanja.

 

Prinsip utamanya:

- Berapa banyak uang yang kamu punya?

- Berapa yang ingin kamu tabung?

- Berapa yang akan kamu keluarkan?

- Bagaimana kamu bisa meningkatkan tabungan?

 

Metode ini bukan sekadar menghitung uang, tapi menciptakan kesadaran terhadap setiap keputusan finansial.

 

2. Minimalisme: Hidup Cukup Itu Kaya

 

Filosofi "danshari" atau hidup minimalis bukan sekadar tren estetika. Dalam budaya Jepang, ini merupakan cara hidup yang membebaskan dari konsumsi berlebihan. Mereka percaya bahwa dengan memiliki lebih sedikit, kita bisa hidup lebih tenang dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting.

 

Dampaknya? Pengeluaran lebih terkendali dan ruang hidup jadi lebih lega, baik secara fisik maupun mental.

 

3. Mottainai: Jangan Buang-Buang Uang dan Sumber Daya

 

"Mottainai" berarti “sayang sekali” dalam konteks membuang sesuatu yang masih bisa dimanfaatkan. Dalam keuangan, ini diterapkan lewat kebiasaan memanfaatkan barang hingga habis, tidak boros makanan, serta memperbaiki sebelum membeli baru.

 

Hasilnya? Lebih hemat dan ramah lingkungan.

 

4. Shinbo: Menahan Diri untuk Masa Depan

 

Orang Jepang terbiasa dengan konsep "shinbo", yaitu kemampuan menahan keinginan sesaat demi tujuan jangka panjang. Dalam konteks finansial, ini membuat banyak orang lebih memilih menabung daripada membeli barang mahal yang tidak terlalu dibutuhkan.

 

Filosofi ini membentuk karakter sabar dan disiplin dalam mengelola keuangan.

 

5. Yutori: Punya Ruang untuk Napas Finansial

 

"Yutori" adalah filosofi hidup yang berarti memberi ruang atau kelonggaran dalam hidup, termasuk dalam urusan keuangan. Artinya, jangan sampai semua penghasilan habis tanpa menyisakan dana darurat atau tabungan.

 

Orang Jepang sering menyisihkan minimal 20% dari pendapatan bulanan untuk masa depan, termasuk pensiun, investasi, atau kebutuhan tak terduga.

 

Filosofi keuangan Jepang tidak hanya soal menabung, tapi juga membentuk pola pikir dan kebiasaan hidup yang sehat secara finansial. Kamu tidak perlu menjadi orang Jepang untuk menerapkannya. Cukup mulai dari hal sederhana: mencatat pengeluaran, menahan diri, dan hidup secukupnya.

 

Yuk, ubah cara pandang terhadap uang dan mulai bangun kebiasaan finansial yang bikin kaya dalam jangka panjang!