5 Fakta Unik Tanaman Saninten:' Si Rambutan Hutan' Langka Bernilai Ekonomis, Yuk Lestarikan Bersama!
- Biodiversity Warriors
Lifestyle – Saninten atau dikenal dengan nama ilmiah Castanopsis argentea merupakan pohon asli Indonesia yang sering dijuluki rambutan hutan. Julukan ini karena kemiripan buahnya dengan rambutan.
Tumbuhan langka ini tidak hanya memiliki nilai ekologis yang tinggi, tetapi juga menyimpan berbagai fakta-fakta yang jarang diketahui. Berikut adalah lima fakta unik tentang tanaman saninten yang membuatnya begitu istimewa.
1. Buahnya Mirip Rambutan Tapi Berduri Tajam
Saninten mendapat julukan rambutan hutan"karena buahnya berbentuk bulat, berkelompok, dan ditutupi duri panjang yang tajam serta berkayu, mirip dengan kulit rambutan. Di dalamnya, terdapat tiga biji berwarna cokelat kemerahan dengan aroma harum dan rasa manis gurih yang khas.
2. Status Langka dan Dilindungi Pemerintah
Saninten termasuk dalam daftar tumbuhan langka dan dilindungi di Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 92 Tahun 2018. Menurut IUCN, Castanopsis argentea berstatus terancam punah (endangered) karena sulitnya regenerasi alami dan ancaman pembukaan lahan, seperti untuk perkebunan kelapa sawit.
Pohon ini biasanya tumbuh di hutan perbukitan dan pegunungan Sumatra dan Jawa pada ketinggian 150–1.750 meter di atas permukaan laut (mdpl), terutama di kawasan yang belum banyak tersentuh aktivitas manusia, seperti Taman Nasional Gunung Gede dan Gunung Halimun. Upaya konservasi, termasuk penanaman kembali dan inventarisasi, terus dilakukan untuk menjaga kelestariannya.
3. Tajuk Lebar untuk Rehabilitasi Lingkungan
Saninten memiliki tajuk pohon yang lebar yang mampu menahan hingga 80 persen curah hujan. Ini menjadikannya tanaman langka ini ideal untuk reklamasi dan rehabilitasi lahan di Daerah Aliran Sungai (DAS).
Konsumsi airnya yang rendah dengan nilai evapotranspirasi hanya 19,3 persen turut mendukung perannya dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Saninten juga menjadi tempat bersarang, mencari makan, dan beristirahat bagi berbagai satwa, seperti burung dan mamalia, sehingga berperan penting dalam menjaga keanekaragaman hayati.
4. Memiliki 'Pasangan Hidup' di Gunung Ciremai
Di kawasan Gunung Ciremai, masyarakat lokal meyakini bahwa saninten memiliki “pasangan hidup” berupa pohon pasang (Arthocarpus sp.). Pohon pasang dianggap sebagai 'suami' yang berperan penting dalam proses pembuahan saninten.
Meskipun belum ada penelitian ilmiah yang memastikan hubungan simbiosis ini, kepercayaan ini mencerminkan kearifan lokal dalam memahami keseimbangan ekosistem. Fakta ini menambah dimensi budaya yang unik pada tanaman ini, menunjukkan bagaimana masyarakat menghormati hubungan antar spesies di alam.
5. Potensi Kuliner dan Kesehatan dari Biji Saninten
Biji Saninten sering dijadikan sebagai camilan bernilai ekonomis tinggi yang diolah dengan cara direbus, dipanggang, atau disangrai. Sayangnya, buah ini sulit didapat karena saninten hanya berbuah setiap dua tahun sekali, dan bijinya sering menjadi incaran hewan seperti lutung, monyet, dan musang.
Di luar negeri, spesies serupa seperti Castanopsis sativa diolah menjadi tepung untuk membuat biskuit, roti, dan pasta karena kandungan antioksidan, kalsium, polifenol, dan lignan yang tinggi. Kandungan lignan ini diketahui dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan jantung.
Meski buahnya boleh dimanfaatkan sesuai Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 35 Tahun 2007, namun pengambilan harus dilakukan secara bertanggung jawab dengan konsultasi ke pihak berwenang untuk menjaga kelestariannya.
Aksi Konservasi Bantu Saninten Tetap Lestari
Aksi Melindungi Tanaman Langka
- Istimewa
Pelestarian tanaman Santinten menjadi salah satu komitmen PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat (JBB) melalui kegiatan monitoring program Keanekaragaman Hayati Aviation Fuel Terminal (AFT) Husein Sastranegara. Kegiatan berlangsung di Desa Suntenjaya, Lembang, Bandung pada Rabu, 31 Juli 2025.
Region Manager Corp. Opt. & Serv. JBB Julian Hanafiah Lubis beserta tim Manajemen COS JBB mengungkapkan jika kegiatan ini sebagai salah satu dukungan Pertamina kepada masyarakat untuk pelestarian lingkungan khususnya di wilayah Regional Jawa Bagian Barat. Upaya pelestarian dilakukan dengan konservasi sekaligus mendukung penyerapan karbon jangka panjang untuk mitigasi perubahan iklim.
Aksi konservasi mencakup penanaman kembali delapan pohon Saninten sebagai lanjutan dari program tanam yang telah berlangsung sejak 2021. Program ini juga telah terintegrasi dengan inisiatif DUTA BERJAYA (Edukasi Wisata Bersama Suntenjaya), yang mendorong peningkatan kapasitas pemuda desa dalam pengelolaan wisata berbasis lingkungan yang lebih baik.
Program konservasi Saninten yang menjadi bagian dari komitmen Pertamina Patra Niaga Regional JBB sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 15, yakni menjaga ekosistem daratan.
Perwakilan Saninten Indonesia, Leni Suswanti, menyambut baik kesinambungan program konservasi yang dilakukan oleh Pertamina. Ia berharap upaya konservasi ini memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan menjadi kontribusi penting dalam menjaga keberlanjutan sumber daya hayati.
Saninten adalah salah satu kekayaan alam Indonesia yang tidak hanya memiliki keunikan fisik dan ekologis, tetapi juga nilai budaya dan ekonomis. Sebagai tanaman langka, pelestarian saninten menjadi tanggung jawab bersama untuk memastikan generasi mendatang dapat menikmati manfaatnya.
Dengan memahami fakta-fakta unik ini, kita diajak untuk lebih menghargai keanekaragaman hayati Indonesia dan berpartisipasi dalam upaya konservasinya.