Ribuan Jurnalis Kena PHK di Era AI, Apa Benar Profesi Ini Terancam Punah?
- Freepik
Laporan dari Microsoft memperkuat kecemasan tersebut. Dalam pemetaan terbaru terhadap dampak AI terhadap dunia kerja, Microsoft menempatkan profesi seperti jurnalis, penulis, dan penerjemah sebagai kategori pekerjaan yang paling berisiko digantikan oleh AI.
CEO Anthropic, Dario Amodei, juga memperingatkan bahwa AI berpotensi menggantikan hingga 50% pekerjaan white-collar entry-level dalam waktu dekat. Tak heran jika ketakutan akan kehilangan pekerjaan makin meluas di kalangan profesional media.
Trauma dan Ketidakpastian Masa Depan
Dampak pemutusan hubungan kerja di industri media tidak hanya terasa secara finansial, tetapi juga emosional. Dalam survei IIJ, banyak jurnalis yang kehilangan pekerjaannya mengaku mengalami depresi, kehilangan arah karier, bahkan krisis identitas profesional.
Kondisi ini diperparah dengan fakta bahwa banyak kantor berita yang tidak memberikan pelatihan ulang (reskilling) atau kesempatan transisi karier. Alhasil, sebagian mantan jurnalis terpaksa banting setir ke bidang lain, sementara sebagian lainnya terjebak dalam ketidakpastian.
Perlu Transformasi, Bukan Penghapusan Profesi
Walau AI terus berkembang, banyak pakar percaya bahwa jurnalis tetap dibutuhkan, terutama dalam hal verifikasi informasi, investigasi mendalam, dan peliputan berbasis etika. Justru di era banjir informasi, peran jurnalis sebagai kurator kebenaran menjadi semakin vital.