6 Pengeluaran yang Harus Dihindari Kelas Menengah Saat Resesi agar Finansial Tetap Aman dan Sejahtera
- Freepik
Mengambil cicilan untuk pembelian barang-barang seperti televisi pintar, kendaraan tambahan, atau furnitur mewah dapat menjadi jebakan keuangan saat kondisi ekonomi memburuk. Beban cicilan bulanan yang tetap, sementara pendapatan bisa berkurang sewaktu-waktu, membuat posisi finansial semakin rapuh. Sebaiknya tunda pembelian non-esensial dan prioritaskan menjaga arus kas tetap sehat.
3. Liburan dan Traveling Mewah
Kelas menengah banyak yang memiliki rutinitas liburan tahunan atau liburan akhir pekan ke destinasi populer. Selama masa resesi, pengeluaran untuk traveling sebaiknya direm misalnya biaya tiket pesawat, akomodasi, dan belanja selama liburan bisa menjadi beban besar yang sebetulnya tidak mendesak. Alternatifnya, staycation atau liburan hemat tetap bisa menyegarkan pikiran tanpa merusak anggaran.
4. Biaya Pendidikan Tidak Terencana
Investasi pendidikan memang penting, tetapi perlu disesuaikan dengan kemampuan saat resesi. Kursus-kursus mahal, les privat berlebihan, atau program sertifikasi internasional bisa ditunda jika tidak mendesak. Fokus pada pelatihan yang benar-benar mendukung karier atau penghasilan tambahan menjadi pilihan lebih bijak di masa sulit.
5. Gaya Hidup Anak Overbudget
Banyak keluarga kelas menengah tergoda memberikan gaya hidup mewah untuk anak, mulai dari mainan mahal, gadget terbaru, hingga pesta ulang tahun berbiaya besar. Meskipun niatnya baik, pengeluaran semacam ini bisa membuat anggaran keluarga jebol. Fokuslah pada hal-hal esensial seperti nutrisi, pendidikan, dan kedekatan emosional yang tidak membutuhkan biaya besar.