Warren Buffett Sarankan Investor Ikuti Sikap Petani Kalau Mau Sukses di Pasar Modal
- Istimewa
Para ahli investasi seringkali adalah contoh nyata dari peringatan Buffett karena mereka terlalu fokus pada harga saham harian, bereaksi terhadap fluktuasi pasar, dan menganggap aktivitas trading sebagai kemajuan. Mereka belum pernah mengalami apa yang disebut Buffett sebagai sesekali panen buruk atau belajar membedakan antara kerugian sementara dan permanen pada modal.
Buffett menegaskan, saat ia membeli lahan pertanian, ia sadar akan ada tahun-tahun yang sangat baik dan berpikir tidak akan pernah menjual lahannya. Pandangan jangka panjang inilah yang sering hilang dalam pendidikan investasi saat pasar sedang naik.
Investor pemula justru belajar mengejar performa, bukan menjaga modal. Mereka cenderung menyukai strategi kompleks, padahal Buffett justru mengutamakan kesederhanaan yang elegan.
Analogi pertanian ini juga relevan untuk memahami siklus pasar. Sama seperti pertanian yang punya musim panen dan paceklik, pasar juga mengalami masa optimisme (bull market) dan pesimisme (bear market). Lahan pertanian Buffett telah melipatgandakan hasilnya dalam beberapa dekade, namun keberhasilan itu berasal dari fokus pada kapasitas produksi aset, bukan dari mencoba menebak siklus harga komoditas.
Pola Pikir Investor Sejati Lebih Mirip Petani
Buffett selalu mengatakan bahwa investasi paling cerdas adalah ketika dilakukan dengan strategi bisnis. Artinya, memandang saham sebagai bagian dari sebuah bisnis, fokus pada daya hasil (earning power) dan bersabar.
Bagi investor yang tidak bisa menganalisis bisnis secara mendalam, Buffett bahkan menyarankan pendekatan tidak tahu apa-apa (know-nothing investor). Pendekatan ini mempraktikkan cara berinvestasi di indeks pasar melalui dana indeks berbiaya rendah.