10 Pekerjaan yang Paling Banyak Kena PHK di Indonesia, Profesi Anda Aman?

Ilustrasi terkena PHK
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Pemutusan hubungan kerja atau PHK masih menjadi isu serius di dunia ketenagakerjaan Indonesia. Meski statistik menunjukkan penurunan angka pengangguran secara nasional, ternyata banyak perusahaan tetap melakukan efisiensi tenaga kerja sepanjang tahun 2024. 

Strategi Kelola Gaji Pertama agar Bisa Punya Tabungan Rp100 Juta dalam 5 Tahun

 

Hal ini menunjukkan bahwa dinamika dunia kerja tak hanya dilihat dari sisi perekrutan, tetapi juga dari sisi pengurangan karyawan. Menurut Hiring, Compensation & Benefits Report 2025 yang dirilis oleh JobStreet (SEEK), sekitar 42 persen perusahaan di Indonesia melakukan pengurangan tenaga kerja pada 2024. 

Tertarik Kerja di Dubai? Simak Lowongan dan Syarat bagi WNI di Sini, Gajinya Bisa Capai Rp100 Juta

 

PHK tersebut mencakup karyawan tetap, paruh waktu, kontrak, hingga pekerja temporer. Data ini mengungkap bahwa meskipun peluang kerja terbuka, risiko kehilangan pekerjaan tetap tinggi, terutama di sektor-sektor tertentu.

Tabungan vs Dana Darurat, Mana yang Harus Diprioritaskan Dulu?

 

Berikut adalah daftar 10 jenis pekerjaan yang paling banyak terdampak PHK di Indonesia pada 2024 berdasarkan data laporan JobStreet:

 

1. Admin dan HR

 

Admin dan Human Resources (HR) menempati posisi teratas dengan 29 persen dari total PHK. Fungsi administratif dan pengelolaan SDM sering dianggap tidak langsung menghasilkan keuntungan, sehingga mudah dikurangi saat perusahaan melakukan efisiensi, apalagi dengan hadirnya teknologi otomasi.

 

2. Manajemen

 

Lonjakan PHK pada posisi manajerial cukup signifikan, dari hanya 7 persen pada 2023 menjadi 22 persen pada 2024. Ini menunjukkan banyak perusahaan mulai merampingkan struktur organisasi dan menghilangkan posisi-posisi manajerial yang dinilai berlapis.

 

3. Akuntansi

 

Sebesar 16 persen dari PHK terjadi di bagian akuntansi. Banyak perusahaan kini beralih ke software otomatis untuk mengelola laporan keuangan, mengurangi kebutuhan tenaga kerja manusia.

 

4. Marketing dan Branding

 

Sektor pemasaran mengalami pemangkasan sebesar 15 persen. Perusahaan lebih memilih strategi digital yang bisa dijalankan oleh tim kecil, serta pengurangan biaya kampanye besar-besaran.

 

5. Manufaktur

 

Sebesar 14 persen PHK terjadi di sektor manufaktur, disebabkan oleh penurunan produksi, otomatisasi, serta relokasi pabrik ke daerah atau negara dengan biaya operasional lebih rendah.

 

6. Sales dan Business Development

 

Bagian penjualan, baik ritel maupun korporat, juga terkena dampak. PHK di sektor ini mencapai 12 persen (Sales/Business Development) dan 11 persen (Corporate Sales). Pergeseran tren belanja dan penjualan digital turut memengaruhi kebutuhan tenaga penjual.

 

7. Information Technology (IT)

 

Meskipun menjadi bidang penting, sektor IT tetap menyumbang 10 persen dari total PHK. Hal ini bisa terjadi karena konsolidasi tim teknis atau perubahan proyek prioritas dalam perusahaan.

 

8. Engineering

 

Sebanyak 10 persen dari tenaga teknik atau insinyur terkena PHK. Banyak proyek konstruksi dan pengembangan ditunda, serta efisiensi tim teknis di banyak perusahaan manufaktur dan konstruksi.

 

9. Legal dan Compliance

 

Bagian hukum dan kepatuhan menyumbang 8 persen dari total pengurangan tenaga kerja. Banyak perusahaan memilih untuk menggunakan jasa konsultan eksternal alih-alih mempertahankan tim legal internal

 

10. Building and Construction

 

Meski tak masuk 10 besar pada 2024, sektor ini sempat menempati posisi signifikan di 2023. Penundaan proyek dan tekanan ekonomi bisa saja masih berdampak di beberapa area.

 

Apa Artinya?

 

Menariknya, meskipun 42 persen perusahaan melakukan PHK, data nasional menunjukkan angka pengangguran justru menurun dari 5,32 persen ke 4,91 persen. Ini berarti mobilitas pekerja tetap tinggi, dan banyak yang berhasil berpindah ke perusahaan lain atau sektor baru.

 

Namun, jika Anda bekerja di bidang-bidang yang masuk dalam daftar tersebut, penting untuk mulai mempertimbangkan peningkatan keterampilan, belajar teknologi baru, atau bahkan mempertimbangkan karier alternatif. Kesiapan menghadapi perubahan akan menjadi nilai lebih dalam persaingan dunia kerja ke depan.

 

PHK bisa jadi momok, tapi juga bisa menjadi pintu menuju peluang baru, jika Anda bisa bersikap proaktif dan adaptif.