Mengapa Jadi Jomblo Lebih Mahal dan Bikin Kantong Jebol? Ini 7 Fakta Keuangan yang Jarang Dibahas

Ilustrasi dompet kosong
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Menjadi lajang atau jomblo sering kali diasosiasikan dengan kebebasan. Anda tidak perlu kompromi soal gaya hidup, tidak harus memikirkan kebutuhan orang lain, dan bisa mengatur semuanya sendiri. 

Mau Kerja Remote di Tengah Tren AI? Ini 7 Kompetensi yang Harus Dimiliki

 

Namun, di balik semua kebebasan itu, ada satu hal yang jarang dibicarakan: hidup sendiri ternyata bisa jauh lebih mahal.

Malaysia vs Singapura, Negara Tetangga yang Paling Worth It buat Cari Kerja

 

Banyak sistem ekonomi dan sosial dirancang untuk pasangan atau keluarga. Mulai dari harga kebutuhan pokok, tempat tinggal, hingga biaya darurat, semuanya cenderung lebih ringan saat ada dua orang yang berbagi. 

7 Situs Freelance untuk Kerja Remote di Perusahaan Luar Negeri, Dibayar Pakai Dolar Per Proyek

 

Sementara bagi mereka yang hidup sendiri, beban itu harus ditanggung sepenuhnya oleh satu orang. Inilah yang sering disebut sebagai "biaya jadi jomblo", dan bisa jadi salah satu penghambat terbesar untuk mencapai kestabilan finansial.

 

Berikut tujuh alasan mengapa hidup sendiri bisa membuat pengeluaran Anda jadi lebih besar:

 

1. Biaya Tempat Tinggal Ditanggung Sendiri

 

Biaya sewa rumah atau apartemen tidak akan lebih murah hanya karena Anda tinggal sendirian. Bahkan, kadang unit studio atau satu kamar justru lebih mahal per meter perseginya. 

 

Selain itu, biaya utilitas seperti listrik, air, internet, dan langganan lainnya tetap harus dibayar penuh, tanpa bisa dibagi dengan siapa pun.

 

Jika Anda memiliki pasangan, semua biaya ini bisa langsung terbagi dua. Tapi jika hidup sendiri, semua tanggung jawab finansialnya ada pada Anda.

 

2. Belanja Kebutuhan Pokok Kurang Efisien

 

Belanja dalam jumlah besar atau ukuran keluarga biasanya jauh lebih hemat. Namun, bagi Anda yang hidup sendiri, membeli dalam jumlah banyak justru bisa jadi pemborosan karena risiko bahan makanan cepat basi atau kadaluarsa. Akibatnya, Anda lebih sering membeli dalam porsi kecil, yang secara satuan biasanya lebih mahal.

 

Hal sederhana seperti satu pak sayur, satu liter susu, atau daging beku bisa jadi tantangan. Bukan hanya karena harganya, tapi juga karena kemungkinan besar akan ada yang terbuang.

 

3. Semua Biaya Darurat Harus Anda Tanggung Sendiri

 

Ketika hidup sendiri, Anda tidak punya orang kedua yang bisa diandalkan saat situasi darurat. Misalnya, saat kendaraan rusak, rumah bocor, atau Anda sakit dan tidak bisa bekerja, semuanya harus ditangani sendiri. Tidak ada pembagi beban biaya atau bantuan langsung dari pasangan.

 

Tanpa adanya orang lain yang ikut menanggung, dana darurat Anda harus lebih besar, dan perencanaannya harus lebih ketat agar tetap aman secara finansial.

 

4. Biaya Transportasi Lebih Berat

 

Mobil atau motor pribadi bisa jadi solusi mobilitas, tetapi biaya perawatan, bensin, parkir, dan pajak tetap berjalan apa pun kondisinya. Jika Anda hidup bersama orang lain, setidaknya beberapa biaya tersebut bisa dibagi atau dimanfaatkan bersama.

 

Begitu pula dengan transportasi umum, di mana tidak ada kesempatan untuk berbagi ongkos, diskon grup, atau alternatif lainnya.

 

5. Tidak Ada Dukungan Finansial Langsung

 

Ketika pasangan hidup bersama, mereka biasanya bisa saling menolong jika salah satu mengalami kendala keuangan. Misalnya saat kehilangan pekerjaan, butuh tambahan dana untuk kebutuhan penting, atau sedang mengembangkan usaha.

 

Bagi yang hidup sendiri, Anda tidak punya "backup plan" seperti itu. Semua harus disiapkan sendiri, baik dari sisi penghasilan tambahan maupun dana cadangan.

 

6. Tinggal dengan Teman Sekamar Tidak Selalu Solusi

 

Beberapa orang mencoba menghemat biaya dengan tinggal bersama teman sekamar. Namun, ini bukan solusi yang cocok untuk semua orang. Tidak semua orang nyaman berbagi ruang pribadi, apalagi jika Anda termasuk tipe introvert.

 

Tinggal dengan orang lain juga berisiko menimbulkan konflik, ketidakcocokan gaya hidup, atau bahkan gangguan mental karena tidak adanya ruang personal.

 

7. Kebutuhan Hiburan dan Self-Care Lebih Tinggi

 

Tanpa pasangan, banyak orang merasa butuh pelarian dari kesepian atau tekanan hidup. Akibatnya, pengeluaran untuk hiburan, self-care, atau “healing” bisa lebih besar. Mulai dari makan di luar, nonton bioskop, liburan singkat, atau belanja impulsif sebagai bentuk kompensasi emosional.

 

Ini bukan masalah besar jika Anda memiliki penghasilan cukup dan perencanaan keuangan yang baik. Namun, jika tidak hati-hati, hal ini bisa menguras keuangan secara perlahan.

 

Hidup sendiri memang memberikan banyak kebebasan, tapi penting juga untuk menyadari tantangan finansial yang datang bersamanya. Bukan berarti hidup lajang tidak bisa sejahtera, tetapi Anda perlu strategi yang lebih matang dalam mengatur pengeluaran, menabung, dan merancang masa depan.

 

Mulailah dengan membuat anggaran bulanan, siapkan dana darurat yang mencukupi, dan cari cara untuk meningkatkan penghasilan, baik lewat kerja sampingan, investasi, atau peluang freelance. Dengan begitu, meski hidup sendiri, Anda tetap bisa hidup nyaman dan aman secara finansial.