Peringatan Tsunami di Jepang Usai Gempa Rusia, Ramalan dari Komik Bakal Jadi Kenyataan?

Ilustrasi tsunami
Sumber :
  • Pixabay

Namun, para ahli seperti Ayaka Ebita dari JMA menegaskan bahwa prediksi gempa secara spesifik tidak mungkin dilakukan dengan teknologi saat ini, dan kemiripan dengan peristiwa nyata hanyalah kebetulan.

Dampak pada Pariwisata Jepang

Dampak ramalan ini tidak hanya terbatas pada diskusi daring, tetapi juga terasa nyata di sektor pariwisata Jepang. Menurut laporan Global Times, kekhawatiran akan bencana telah menyebabkan penurunan drastis jumlah wisatawan, terutama dari Hong Kong, Tiongkok, dan Thailand. 

Steve Huen dari EGL Tours, sebuah agen perjalanan berbasis di Hong Kong, melaporkan penurunan hingga 50% dalam pemesanan perjalanan ke Jepang menjelang musim panas 2025. Beberapa maskapai, seperti Hong Kong Airlines dan Greater Bay Airlines, bahkan membatalkan penerbangan ke kota-kota seperti Sendai dan Tokushima karena rendahnya permintaan. 

“Desas-desus ini memberikan dampak signifikan,” ujar Huen, menambahkan bahwa pihaknya terpaksa menawarkan diskon besar dan asuransi gempa untuk menarik wisatawan. Meskipun Jepang mencatat rekor 10,5 juta kunjungan wisatawan pada kuartal pertama 2025, prediksi ini telah mengganggu momentum pariwisata di musim panas.

Upaya Pemerintah dan Mitigasi Bencana

Pemerintah Jepang dan JMA terus berupaya menenangkan publik dengan menegaskan bahwa rumor bencana tidak memiliki dasar ilmiah. “Jepang memang rentan terhadap gempa, tetapi kesiapsiagaan adalah kunci, bukan kepanikan,” ujar Gubernur Prefektur Miyagi, Yoshihiro Murai.