Donald Trump Sebut Paracetamol Bisa Sebabkan Autisme pada Anak, Benarkah?

Ilustrasi ibu hamil
Sumber :
  • Freepik

Di sisi lain, dr. Zoe Williams menilai bahwa pernyataan Trump terkait pelarangan konsumsi paracetamol pada ibu hamil didasarkan pada ulasan 46 studi yang diterbitkan di jurnal Environmental Health. Ulasan tersebut menyebut bahwa penggunaan obat pereda nyeri saat hamil dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan perkembangan saraf seperti autisme dan ADHD.

Namun, ulasan itu hanya menunjukkan adanya korelasi, bukan hubungan sebab-akibat. Artinya, paracetamol tidak terbukti secara langsung menyebabkan autisme.

“Studi retrospektif bisa menunjukkan adanya kaitan, tapi tidak bisa membuktikan penyebab. Misalnya, salah satu alasan umum ibu hamil minum paracetamol adalah untuk menurunkan demam. Jika kemudian anaknya mengalami kesulitan perkembangan, sulit dipastikan apakah obatnya yang menyebabkan atau justru demamnya yang berperan,” kata Zoe.

Studi terbesar yang dilakukan di Swedia terhadap 2,4 juta kelahiran (1995–2019) menemukan tidak ada hubungan antara penggunaan paracetamol saat hamil dengan autisme. Para peneliti bahkan membandingkan anak-anak dari ibu yang pernah minum paracetamol di satu kehamilan tetapi tidak di kehamilan lain, dan hasilnya sama saja.

”Saya cukup yakin tidak ada hubungan sebab-akibat antara paracetamol dan autisme atau ADHD. Ini seharusnya tidak menjadi daftar kekhawatiran orang tua,” tegas dia.

Dr. Gardner memperingatkan bahwa pernyataan Trump bisa menimbulkan kecemasan yang tidak perlu.

“Skenario terburuk adalah seorang ibu hamil yang baru saja mengalami demam, kini menghabiskan sisa kehamilannya dengan rasa bersalah dan cemas bahwa ia merusak perkembangan otak bayinya,” katanya.