Apakah Bayi Harus Dengarkan Mozart Biar Pintar? Inilah Mitos Musik Ajaib untuk Anak
- Freepik
Lifestyle –Musik klasik, khususnya karya Wolfgang Amadeus Mozart, sering dikaitkan dengan gagasan bahwa mendengarkannya dapat meningkatkan kecerdasan bayi. Fenomena yang dikenal sebagai "Efek Mozart" ini menjadi populer pada 1990-an dan memicu berbagai produk seperti CD musik untuk bayi hingga aplikasi khusus. Banyak orang tua percaya bahwa memutar musik klasik sejak dini akan membantu perkembangan kognitif anak, mulai dari kemampuan matematika hingga kreativitas.
Namun, apakah klaim ini didukung oleh bukti ilmiah? Artikel ini mengupas fakta di balik mitos musik ajaib untuk anak, mengevaluasi penelitian terkait, serta memberikan panduan bagi orang tua dalam memahami peran musik dalam tumbuh kembang bayi.
Asal-Usul Efek Mozart
Konsep Efek Mozart bermula dari sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 1993 oleh Frances Rauscher, seorang psikolog di University of California, Amerika Serikat. Dalam studinya, Rauscher menemukan bahwa mahasiswa yang mendengarkan sonata Mozart selama 10 menit menunjukkan peningkatan sementara dalam tes kemampuan spasial-temporal, yaitu kemampuan untuk memahami hubungan ruang dan waktu.
Penelitian ini hanya melibatkan orang dewasa, tidak ada anak-anak atau bayi, dan efeknya hanya bertahan selama kurang lebih 10-15 menit. Meski begitu, media mempopulerkan temuan ini dengan menyimpulkan bahwa musik Mozart dapat meningkatkan kecerdasan secara umum, termasuk pada bayi, sehingga memunculkan hype di kalangan orang tua.
Sejak itu, industri memanfaatkan popularitas Efek Mozart dengan menawarkan berbagai produk yang diklaim dapat "meningkatkan kecerdasan bayi". Namun, Rauscher sendiri menegaskan bahwa penelitiannya tidak pernah menyatakan bahwa musik Mozart membuat orang lebih pintar secara permanen, apalagi bayi. Ia menyesalkan interpretasi yang berlebihan atas hasil studinya, yang menurutnya hanya menunjukkan efek sementara pada kemampuan tertentu.