Padahal Isinya Sehat, Kenapa Burger Jadi Junk Food?

Ilustrasi burger
Sumber :
  • Pixabay

Salah satu alasan utama burger dianggap junk food adalah proses pengolahannya. Dalam industri makanan cepat saji, burger sering kali diproduksi secara massal dengan prioritas pada efisiensi dan cita rasa, bukan nilai gizi. Patty daging, misalnya, sering kali mengandung bahan tambahan seperti pengawet, perasa buatan, atau natrium fosfat untuk memperpanjang umur simpan dan meningkatkan tekstur. Proses penggorengan patty pada suhu tinggi juga dapat menghasilkan senyawa seperti akrilamida, yang berpotensi berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah besar.

Saus dan tambahan lainnya, seperti mayones atau saus barbekyu, sering kali tinggi gula dan lemak trans. Menurut data dari U.S. Department of Agriculture (USDA), satu sendok makan mayones dapat mengandung hingga 90 kalori dan 10 gram lemak, sebagian besar berupa lemak tak jenuh. Selain itu, roti burger yang diolah secara komersial sering kali mengandung gula tambahan dan aditif untuk menjaga kelembutan dan rasa, yang mengurangi nilai gizinya dibandingkan roti gandum utuh.

Ukuran Porsi dan Pola Konsumsi

Faktor lain yang membuat burger dianggap junk food adalah ukuran porsi yang besar dan pola konsumsinya. Burger cepat saji sering disajikan dalam porsi besar, terutama dalam paket combo yang mencakup kentang goreng dan minuman bersoda. 

Sebuah studi dari American Journal of Public Health (2013) menunjukkan bahwa porsi makanan cepat saji telah meningkat signifikan sejak tahun 1980-an, dengan rata-rata kalori per porsi burger meningkat hingga 20%. Konsumsi burger bersama minuman manis tinggi gula, seperti soda, juga menambah asupan kalori kosong yang tidak memberikan nutrisi signifikan.

Selain itu, burger sering dikonsumsi sebagai makanan cepat saji yang praktis, sehingga orang cenderung memakannya secara terburu-buru tanpa memperhatikan keseimbangan nutrisi harian. Kebiasaan ini, jika dilakukan secara rutin, dapat menyebabkan asupan kalori berlebih, peningkatan risiko obesitas, dan gangguan kesehatan seperti diabetes tipe 2 atau penyakit kardiovaskular.

Peran Persepsi dan Branding