Suka Berburu Jeroan dari Daging Kurban? Hati-Hati, Ini Efek Mengguncang Pasien Hipertensi dan Kolesterol!
- Freepik
Lifestyle –Idul Adha tak hanya soal berkurban dan berbagi, tapi juga soal kebersamaan di meja makan. Aroma sate yang dibakar, gulai yang mengepul, dan piring-piring penuh daging qurban menjadi pemandangan akrab di banyak rumah. Di antara semua menu, jeroan seperti hati, paru, usus, hingga otak sering menjadi primadona. Gurihnya tak tertandingi, apalagi bila disantap bersama nasi hangat dan sambal pedas.
Tapi di balik kelezatan itu, banyak orang tidak sadar bahwa tubuh mereka bisa "menjerit diam-diam". Jantung berdebar saat bangun tidur, kepala berat, kaki terasa kesemutan, dan semuanya bisa jadi sinyal bahaya, terutama bagi penderita hipertensi dan kolesterol tinggi. Sayangnya, banyak yang baru menyadarinya ketika sudah terlambat.
Jeroan adalah organ dalam dari hewan, seperti hati, ginjal, paru, usus, dan otak. Secara nutrisi, jeroan kaya protein, zat besi, dan vitamin seperti A dan B12. Dalam budaya Indonesia, jeroan sering dianggap sajian istimewa—karena tak setiap hari bisa menikmatinya. Terlebih saat Idul Adha, banyak orang merasa sayang bila bagian ini tidak diolah.
Menurut ahli gizi klinis dari Harvard School of Public Health, Dr. Walter Willett, kandungan gizi dalam jeroan bisa bermanfaat jika dikonsumsi dalam porsi kecil dan jarang. Tapi jika dikonsumsi rutin dan dalam jumlah besar, risiko kesehatannya sangat tinggi, yang membuat jeroan berbahaya bukan karena tidak sehat secara total, tetapi karena kandungan kolesterol sangat tinggi (terutama pada otak dan hati). Lemak jenuh yang bisa mempercepat pembentukan plak pada pembuluh darah. Purin tinggi yang memicu asam urat, dan pada penderita hipertensi bisa memperparah kondisi pembuluh darah.
Menurut, profesor bidangkardiologi di Harvard Medical School, Dr. Joseph Loscalzo bagi pasien hipertensi dan kolesterol tinggi, mengonsumsi jeroan seperti menambahkan bahan bakar ke api. Peradangan sistemik meningkat dan risiko pembuluh darah tersumbat semakin besar.
Bahaya Jeroan bagi Pasien Hipertensi
Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, sering dijuluki silent killer karena gejalanya sering tidak terasa tapi dampaknya bisa mematikan. Jeroan dapat:
- Menyebabkan lonjakan tekanan darah.
- Mengganggu keseimbangan natrium dan kalium tubuh.
- Meningkatkan retensi cairan, yang memperparah tekanan darah.
Dr. Bakris menambahkan bahwa pasien hipertensi sebaiknya menghindari semua makanan dengan kadar lemak jenuh tinggi, termasuk jeroan, karena itu berisiko mempercepat kerusakan ginjal dan jantung. Ia juga menyebut bahwa pasien dengan hipertensi yang mengonsumsi jeroan lebih rentan mengalami pembesaran jantung atau bahkan gagal jantung di kemudian hari.
Efek Jeroan bagi Penderita Kolesterol Tinggi
Jeroan mengandung kolesterol yang sangat tinggi. Misalnya, 100 gram hati sapi bisa mengandung lebih dari 300 mg kolesterol atau melebihi batas harian yang direkomendasikan oleh American Heart Association. Ahli jantung asal Minnesota yang juga pendiri Step One Foods, Dr. Elizabeth Klodas mengatakan bahwa banyak pasiennya mengalami lonjakan LDL hanya karena konsumsi makanan berlemak padat kolesterol seperti jeroan, terutama saat musim libur.
Akumulasi kolesterol jahat (LDL) ini bisa menyebabkan penyumbatan pembuluh darah (aterosklerosis), serangan jantung, stroke hingga sakit kepala hebat setelah bangun tidur (akibat tekanan darah meningkat karena aliran darah terganggu).
Tanda-Tanda Tubuh Menolak Jeroan
Setelah menyantap jeroan, tubuh akan memberi sinyal jika tak bisa mentoleransinya:
- Kram otot di pagi hari, terutama pada kaki (karena gangguan sirkulasi).
- Kepala berat dan nyeri, tanda tekanan darah meningkat.
- Jantung berdebar-debar setelah bangun tidur.
- Mual atau rasa tidak nyaman di perut, karena liver bekerja keras memproses lemak dan kolesterol.
Tips Menikmati Idul Adha dengan Aman bagi Penderita Hipertensi dan Kolesterol
Masih ingin menikmati momen qurban tanpa khawatir kesehatan? Bisa, asalkan:
- Batasi jeroan hanya 1 kali konsumsi selama perayaan, tidak lebih dari 50–75 gram.
- Pilih metode memasak sehat: rebus, panggang, kukus.
- Hindari memasak jeroan dengan santan kental atau digoreng.
- Kombinasikan dengan sayuran berserat tinggi (seperti bayam, mentimun, brokoli).
- Perbanyak minum air putih untuk membantu proses metabolisme kolesterol dan purin.
- Cobalah konsumsi teh hijau atau air rebusan daun salam, yang dipercaya membantu menurunkan tekanan darah.