Buang Air Besar Setelah Makan, Bikin Kurus?

Ilustrasi buang air besar
Sumber :
  • Freepik

Lantas adakah hubungan antara buang air besar dan penurunan berat badan?Jawaban singkatnya: ada, tapi tidak seperti yang banyak orang pikirkan. Saat BAB, tubuh memang kehilangan berat tapi hanya dalam bentuk feses dan air, bukan lemak. Penurunan ini sifatnya sementara dan tidak mencerminkan hilangnya kalori secara signifikan. Sementara itu, ahli nutrisi dari Mayo Clinic, Dr. Katherine Zeratsky, menyebut sering BAB tidak berarti tubuh sedang membakar lemak. 

“Penurunan berat karena BAB hanyalah penurunan massa limbah dalam sistem pencernaan, bukan jaringan lemak yang berkurang,” ujarnya.

Lemak tubuh baru bisa terbakar saat terjadi defisit kalori, yaitu ketika asupan kalori lebih rendah daripada yang dibakar tubuh. BAB tidak membakar kalori dalam jumlah signifikan, jadi menurunkan berat badan lewat cara ini bukan strategi efektif.

Fakta atau Mitos: Sering BAB Bikin Langsing Lebih Cepat

Ini adalah mitos yang banyak dipercaya, tapi tidak akurat secara ilmiah. Beberapa diet detoks ekstrem bahkan mendorong penggunaan laksatif (pencahar) untuk membuat tubuh lebih sering BAB demi terlihat lebih ramping.

Padahal, praktik ini berbahaya. Menurut American Gastroenterological Association, terlalu sering buang air besar karena pencahar atau kebiasaan yang dipaksakan justru bisa merusak lapisan usus besar, mengganggu keseimbangan elektrolit, dan membuat tubuh dehidrasi.

Lebih lanjut, Harvard Health menyatakan bahwa frekuensi BAB tidak berkorelasi dengan penurunan lemak tubuh. Seseorang yang hanya BAB satu kali sehari tetap bisa langsing dan sehat, selama ia mengatur pola makan dan aktivitas fisik secara seimbang.