Kenapa Sulit Menjadi Wanita di Indonesia dengan Segala Stigma yang Terus Melekat

Ilustrasi kebebasan perempuan
Sumber :
  • Freepik

Kalau dipikir-pikir, kok semua serba salah ya? Belum menikah salah, nikah lalu cerai salah, bahkan fokus karir juga salah apalagi kalau nggak kerja  juga salah.

Semua ini jelas berakar dari budaya patriarki yang masih kuat. Perempuan hidup seolah selalu di bawah sorotan publik, sementara laki-laki jauh lebih bebas.

Di negara-negara lain, stigma seperti ini mulai pudar seiring kesadaran kesetaraan gender. Semoga di Indonesia juga bisa pelan-pelan berubah.

Yuk, Ubah Narasi!

Apa yang bisa kita lakukan?

  1. Stop normalisasi pertanyaan “kapan nikah?” – gantikan dengan apresiasi pencapaian.
  2. Ajarkan kesetaraan sejak dini – nilai seseorang nggak ditentukan oleh status perkawinan.
  3. Media punya peran besar – stop lebay bikin berita soal status janda atau perawan tua, dan mulai angkat kisah perempuan yang kuat dan inspiratif.

Seperti kata tokoh feminis dunia, Chimamanda Ngozi Adichie, dalam TED Talk We Should All Be Feminists kalau kita mengajarkan perempuan untuk merasa malu. Kita harus mengubah narasi itu agar perempuan bebas mendefinisikan diri mereka tanpa rasa takut akan label.