Sering Makan Asin Beneran Bikin “Bodoh”? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Ilustrasi makan
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Di Indonesia, makanan asin seperti kerupuk, mie instan, ikan asin, atau snack gurih sudah menjadi bagian dari budaya sehari-hari. Banyak yang tahu bahwa garam berlebih bisa memicu darah tinggi atau gangguan ginjal. Tapi sedikit yang sadar bahwa konsumsi garam yang terlalu banyak juga bisa merusak otak.

Pertanyaannya apakah sering makan asin bisa benar-benar bikin “bodoh”? Artikel ini mengupas jalur ilmiah di balik itu mulai dari hipertensi, dehidrasi, peradangan saraf, hingga risiko neurodegeneratif.

Pertama mari pahami konsumsi garam harian. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan maksimal 2.000 mg natrium per hari (±5 gram garam), tapi banyak orang bisa mengonsumsi dua kali lipatnya tanpa sadar. Garam berlebih menyebabkan retensi cairan dan meningkatkan tekanan darah, sehingga menjadi titik awal dari efek buruk terhadap tubuh dan otak.

Tekanan Darah Tinggi: Pintu Masuk ke Fungsi Otak yang Menurun

Hipertensi yang berlangsung lama bisa merusak pembuluh darah kecil di otak dan mengganggu cerebral autoregulation kemampuan otak mengatur aliran darah sendiri sehingga suplai oksigen dan pembuangan zat berbahaya terganggu.

Lebih penting lagi, studi jangka panjang ARIC (Atherosclerosis Risk in Communities) menunjukkan bahwa tekanan darah tinggi atau bahkan tekanan darah yang sedikit di atas normal (prehipertensi) di usia paruh baya secara signifikan terkait dengan risiko demensia lebih tinggi puluhan tahun kemudian

“Risiko demensia lebih tinggi pada orang yang memiliki tekanan darah tinggi di usia paruh baya ini adalah faktor yang bisa dimodifikasi,” kata  Dr. Rebecca F. Gottesman, dari Johns Hopkins University seperti dikutip dari laman Neuroscience News.