Kenali 5 Gejala Khas Asma pada Anak Sebelum Terlambat

Asma Pada Anak
Sumber :
  • Freepik

LifestyleAsma masih menjadi salah satu penyakit kronik yang paling sering dijumpai, terutama pada anak-anak. Meski tergolong umum, banyak orang tua yang belum menyadari gejala awalnya sehingga diagnosis dan penanganan sering terlambat. Padahal, deteksi dini sangat penting agar anak dapat menjalani hidup aktif dan sehat.

Dalam sebuah webinar yang diselenggarakan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada Selasa, 27 Mei 2025 Dr. Wahyuni Indawati, Sp.A, Subsp.Respi(K), mengungkapkan bahwa angka kejadian asma pada anak lebih tinggi dibandingkan orang dewasa. Bahkan secara global, jumlah pengidap asma diperkirakan akan meningkat dari 300 juta menjadi 400 juta orang pada tahun 2025.

Agar tidak terlambat mengenali penyakit ini, berikut adalah lima gejala khas asma pada anak yang wajib diketahui orang tua:

1. Batuk Berulang

Batuk yang muncul secara terus-menerus, terutama di malam atau dini hari, bisa menjadi tanda awal asma. Batuk ini tidak selalu disertai demam atau pilek, dan sering kali disalahartikan sebagai batuk biasa. Jika anak Anda sering batuk setiap malam tanpa sebab yang jelas, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.

2. Sesak Napas

Anak yang mengidap asma sering mengalami kesulitan bernapas, terutama setelah beraktivitas fisik seperti berlari atau bermain. Mereka mungkin terlihat terengah-engah atau bahkan takut untuk bergerak karena napas terasa berat.

3. Napas Berbunyi “Ngik-Ngik” atau Mengi

Ini adalah gejala yang paling khas dari asma. Bunyi mengi terjadi karena penyempitan saluran napas. Suara seperti peluit kecil terdengar saat anak menghembuskan napas, dan ini biasanya semakin jelas saat malam hari.

“Saluran napas anak dengan asma itu seperti daun putri malu. Begitu ada pencetus, langsung menguncup, bengkak, dan memproduksi lendir berlebihan,” kata Dr. Wahyuni.

4. Gejala Muncul Secara Episodik

Asma tidak selalu muncul setiap saat. Gejalanya bisa hilang-timbul, tergantung pada pemicunya. Misalnya, gejala bisa muncul saat anak terpapar debu, bulu hewan, cuaca dingin, atau setelah berolahraga. Sifat episodik ini sering kali membuat orang tua lengah karena mengira anak sudah sembuh.

5. Respons Terhadap Obat Pereda

Gejala asma biasanya membaik dengan pemberian obat, khususnya obat hirup (inhalasi) yang bekerja cepat meredakan penyempitan saluran napas. Jika anak Anda sering mengalami gejala dan sembuh setelah diberikan obat tersebut, kemungkinan besar ia memang menderita asma.

Mengenali gejala sejak dini adalah langkah pertama untuk mengendalikan asma dengan baik. Dr. Wahyuni menekankan bahwa kendali adalah kunci agar anak tetap bisa beraktivitas normal tanpa terganggu serangan:

“Faktor keturunan memang tidak bisa diubah, tapi gejala asma bisa dikendalikan. Artinya, anak yang punya bakat asma belum tentu harus bergejala,” tuturnya.

Jika Anda mencurigai anak memiliki gejala-gejala di atas, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter anak, terutama spesialis respirologi. Pemeriksaan lebih lanjut seperti fungsi paru atau penggunaan peak flow meter bisa membantu menegakkan diagnosis dan menyusun rencana pengelolaan yang tepat.

Dengan penanganan yang benar, anak dengan asma tetap bisa tumbuh aktif, ceria, dan meraih prestasi layaknya anak-anak lainnya.