Dibalik Pertanyaan “Kapan Nikah? Kapan Punya Anak?”  Iri, Peduli, atau Sekadar Kepo?

ngobrol dengan teman
Sumber :
  • Freepik

Tidak jarang, pertanyaan itu lahir dari niat peduli. Keluarga mungkin ingin tahu kapan kamu siap menikah karena mereka mengkhawatirkan kesehatan reproduksi, kesiapan finansial, atau sekadar ingin memberi dukungan.

3. Iri dan Kompetisi Sosial

Di sisi lain, ada juga pertanyaan yang berbalut rasa iri. Misalnya, seseorang yang sudah menikah atau sudah punya anak merasa “lebih dulu mencapai standar” dan ingin menekankan keunggulannya. Pertanyaan itu lalu muncul sebagai bentuk kompetisi sosial yang terselubung.

4. Norma Budaya dan Ekspektasi Generasi

Budaya kolektivis menempatkan pernikahan dan keturunan sebagai tolok ukur utama kesuksesan hidup. Maka tak heran, orang-orang lebih sering menanyakan “Kapan nikah?” daripada “Apa pencapaian terbarumu di kantor?”

Untuk memahami lebih dalam, mari dengarkan penjelasan dari seorang psikoterapis asal Amerika Serikat yang menulis di Psychology Today, F. Diane Barth, L.C.S.W. Dalam artikelnya tentang pertanyaan pribadi yang canggung, Barth menjelaskan ada enam alasan mengapa orang kerap melontarkan pertanyaan seperti “Kapan nikah?” atau “Kapan punya anak?”. Menurutnya, pertanyaan itu bisa muncul dari:

  1. Ketidaksadaran sosial — orang tidak sadar bahwa pertanyaannya menyinggung.
  2. Pemberontakan halus — sengaja melanggar norma sopan santun.
  3. Kemarahan atau keinginan menyakiti — kadang didorong rasa iri atau cemburu.
  4. Mengidentifikasi diri dengan agresor — meniru pola yang dulu pernah ia terima.
  5. Niat membantu — benar-benar ingin menolong.
  6. Keinginan membangun koneksi — mencoba merasa dekat dengan orang lain.