7 Tanda Diabetes yang Sering Salah Dikirain Penyakit Lain, Nomor 3 Paling Sering

ilustrasi diabetes
Sumber :
  • Pixaby

Lifestyle –Tahukah kamu? Jutaan orang menjalani hidupnya dengan santai setiap hari tanpa sadar mereka sebenarnya punya diabetes. Selama ini kita lebih sering mendengar gejala klasik seperti mudah haus, sering buang air kecil, atau tubuh terasa lelah berkepanjangan.

Padahal, diabetes juga bisa hadir lewat tanda-tanda yang lebih “samar” dan tak terduga. Nah, berikut tujuh gejala tak biasa yang ternyata bisa jadi sinyal kadar gula darah tinggi seperti melansir dari laman Times of India

1. Napas Beraroma Buah atau Mirip Aseton

Pernah mencium napas sendiri yang terasa manis aneh atau seperti bau pembersih kuku? Itu bisa jadi tanda diabetic ketoacidosis (DKA), komplikasi berbahaya diabetes. Saat tubuh tidak bisa memakai gula sebagai energi, lemak akan dipecah dan menghasilkan keton. Zat inilah yang membuat napas berbau buah atau kimia. Jangan sepelekan! Kondisi ini bisa mengancam nyawa dan butuh penanganan medis segera.

2. Mudah Marah dan Perubahan Mood

Tiba-tiba lebih gampang kesal atau merasa cemas tanpa alasan jelas? Fluktuasi gula darah bisa berpengaruh pada kimia otak, memicu iritabilitas, kecemasan, bahkan depresi. Bayangkan saja: otak butuh glukosa sebagai bahan bakar. Saat kadarnya naik-turun ekstrem, fungsi otak ikut kacau, dan emosimu pun bisa ikut “tersenggol”.

3. Gatal yang Tak Kunjung Hilang

Kadar gula tinggi bukan hanya mengganggu organ dalam, tapi juga kulit. Saat gula darah bertahan tinggi, saraf bisa rusak dan aliran darah berkurang. Akibatnya, kulit jadi sangat kering dan terasa gatal, terutama di tangan, kaki bagian bawah, dan telapak kaki. Banyak orang mengira ini hanya kulit kering biasa atau iritasi sabun. Namun, bila gatal tidak hilang meski sudah pakai pelembap, bisa jadi tubuh sedang memberi tanda bahaya.

4. Penglihatan Mendadak Kabur

Pandangan buram tidak selalu berarti kamu butuh kacamata baru. Naik-turunnya gula darah bisa mengubah kadar cairan di mata hingga mengubah bentuk lensa. Akibatnya, penglihatan bisa kabur lalu kembali normal, bahkan berbeda dari hari ke hari. Dalam jangka panjang, gula darah tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil di retina dan berisiko menimbulkan penyakit mata serius. Jadi, jangan anggap remeh bila penglihatanmu tiba-tiba bermasalah.

5. Gangguan Fungsi Seksual

Topik ini jarang dibicarakan, tapi nyata adanya. Gula darah tinggi bisa merusak saraf dan pembuluh darah yang berperan dalam fungsi seksual. Pada pria, hal ini sering muncul sebagai disfungsi ereksi, sementara pada wanita bisa berupa vagina kering, sulit terangsang, atau susah mencapai orgasme. Karena sering dianggap akibat stres atau faktor usia, gejala ini kerap luput dari perhatian padahal bisa jadi tanda awal diabetes.

6. Nyeri atau Mati Rasa di Tangan dan Kaki

Kesemutan, rasa terbakar, atau seperti ditusuk jarum di ujung tangan dan kaki? Itu bukan sekadar “peredaran darah kurang lancar”. Diabetes bisa merusak saraf dari waktu ke waktu, menyebabkan neuropati diabetik. Gejalanya meliputi mati rasa, nyeri tajam, atau lemas di tungkai. Bila tidak dikendalikan, kerusakan saraf ini bisa permanen. Deteksi dini sangat penting agar komplikasi bisa dicegah.

7. Infeksi Jamur Berulang

Gula darah tinggi adalah “makanan empuk” bagi jamur dan ragi. Tak heran, penderita diabetes lebih rentan mengalami infeksi jamur berulang, terutama di area lembap seperti selangkangan, lipatan payudara, atau sela-sela jari kaki. Wanita bisa mengalami keputihan akibat infeksi jamur, sedangkan pria kerap mengalami gatal atau ruam di area selangkangan. Jika infeksi terus kembali meski sudah diobati, ini bisa jadi sinyal bahwa kadar gula darah terlalu tinggi.

Diabetes Sering Datang Tanpa Gejala Khas

Diabetes tidak selalu hadir dengan tanda klasik yang jelas. Kadang ia masuk diam-diam lewat gatal, perubahan mood, atau napas yang berbau aneh karena gejala-gejala ini mudah disalahartikan, banyak orang tak menyadarinya.

Dengan memperhatikan sinyal-sinyal kecil tersebut, kamu bisa lebih cepat mendeteksi diabetes atau mengelolanya dengan lebih baik bila sudah terdiagnosis. Jadi, kalau kamu merasa mengalami salah satu gejala di atas, jangan tunda untuk memeriksa gula darah dan konsultasi dengan tenaga kesehatan.