Kenapa Ibu Rumah Tangga Rentan Alami Emotional Burnout?

Ilustrasi ibu rumah tangga alami emosional burnout
Sumber :
  • Freepik

Psikolog klinis dari AS, yang juga penulis buku "Mommy Burnout", Dr. Sheryl Ziegler menjelaskan bahwa burnout pada ibu rumah tangga sering kali terjadi karena ekspektasi tinggi yang tidak diimbangi dengan dukungan dan waktu istirahat. Ibu diminta menjadi segalanya—pengasuh, guru, koki, manajer rumah tangga—tanpa ruang untuk dirinya sendiri.

 

Kenapa Ibu Rumah Tangga Rentan Mengalaminya?

 

  1. Tuntutan Tanpa Batas Waktu
    Jam kerja ibu rumah tangga tidak pernah selesai. Mulai dari membuka mata di pagi hari hingga larut malam, tanggung jawab terus mengalir tanpa jeda. Tidak ada waktu cuti, tidak ada jam istirahat resmi. Ini menciptakan tekanan terus-menerus yang membuat tubuh dan pikiran rentan kelelahan.
  2. Kurangnya Pengakuan Sosial
    Pekerjaan rumah tangga sering dianggap sebagai hal "biasa" atau "kodrat". Tidak ada penghargaan resmi, tidak ada promosi, dan jarang ada ucapan terima kasih. Hal ini dapat membuat ibu merasa tidak dihargai, meski sudah bekerja seharian.
  3. Minimnya Ruang Pribadi
    Banyak ibu rumah tangga yang kehilangan ruang pribadi—waktu untuk berpikir, bernapas, dan menjadi diri sendiri. Semua waktu tersita untuk keluarga. Ketika tidak ada waktu untuk merawat diri, perlahan jiwa pun ikut letih.
  4. Tekanan Sosial dan Media Sosial
    Di era media sosial, ibu-ibu dihadapkan pada standar tinggi tentang rumah rapi, anak berprestasi, makanan sehat, dan penampilan sempurna. Padahal, semua itu tidak realistis. Tekanan untuk menjadi "ibu ideal" bisa menjadi pemicu utama burnout.

 

Tanda-Tanda Emotional Burnout yang Sering Terabaikan