Mood Naik-Turun Saat Menopause? Ini Fakta Emosi yang Sering Tak Disadari!

Ilustrasi Mood Swing
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Tidak sedikit perempuan yang tiba-tiba merasa “berubah” ketika memasuki usia 40-an. Emosi yang sebelumnya stabil mendadak terasa rapuh. Anda mungkin menangis saat menonton iklan, mudah tersinggung oleh ucapan pasangan, atau merasa marah karena hal kecil. Banyak yang tidak sadar bahwa ini adalah tanda-tanda awal dari perubahan hormonal yang besar dalam tubuh: menopause.

Dalam masyarakat, menopause sering dikaitkan hanya dengan berhentinya menstruasi. Padahal, jauh sebelum siklus bulanan berhenti, tubuh sudah mengalami perubahan besar di balik layar. Perubahan ini tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga emosional dan psikologis. Salah satu dampaknya yang paling dirasakan—dan sering kali paling membingungkan—adalah perubahan suasana hati yang tiba-tiba dan ekstrem.

Satu hari Anda merasa baik-baik saja, lalu keesokan harinya emosi Anda meledak karena hal sepele. Anda menangis, marah, atau merasa kosong tanpa tahu penyebabnya. Apakah ini stres? Apakah saya sedang tidak stabil secara psikologis? Atau... mungkinkah ini ada hubungannya dengan menopause?

Banyak perempuan tidak menyadari bahwa emosi yang bergejolak di usia 40-an hingga 50-an bukanlah hal yang asing. Faktanya, perubahan emosi saat menopause adalah gejala yang sangat umum, namun sering kali tidak dikenali atau bahkan dianggap sebagai kelemahan pribadi. Padahal, di balik semua itu ada perubahan biologis yang sangat nyata yang memengaruhi cara tubuh dan otak merespons emosi.

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Menopause?

Menopause adalah proses alami yang menandai akhir dari masa reproduksi perempuan. Namun, perubahan dalam tubuh tidak terjadi dalam semalam. Proses ini dimulai sejak fase perimenopause, yang bisa berlangsung beberapa tahun sebelum menstruasi benar-benar berhenti. Di fase ini, produksi hormon utama perempuan—estrogen dan progesteron—mulai menurun secara bertahap namun tidak teratur.

Estrogen, yang memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan berbagai sistem tubuh, menurun drastis. Penurunan ini berdampak langsung pada sistem saraf pusat, terutama pada bagian otak yang mengatur suasana hati (mood), tidur, dan tingkat stres. Kadar estrogen yang rendah menyebabkan penurunan neurotransmitter seperti serotonin, dopamin, dan GABA—senyawa-senyawa kimia yang membantu menjaga kestabilan emosi dan perasaan bahagia.