Kenapa Telinga Bisa Berdenging? Tanda Capek atau Tanda Penyakit Serius?
- Freepik
Lifestyle –Pernah mengalami telinga berdenging, apalagi saat malam atau sedang kelelahan? Mungkin kamu pikir itu hanya efek stres atau kurang tidur. Tapi bagaimana kalau denging itu muncul terus-menerus, kadang makin jelas saat suasana sunyi?
Kondisi telinga berdenging dikenal dalam dunia medis sebagai tinnitus. Meski sering dianggap sepele, tinnitus bisa menjadi gejala dari masalah kesehatan serius mulai dari gangguan saraf hingga tekanan darah tinggi.
Yuk, kenali lebih jauh penyebab telinga berdenging dan kapan kamu perlu waspada!
Pertama mari pahami apa itu tinnitus. Tinnitus adalah persepsi bunyi yang tidak berasal dari sumber suara eksternal. Orang yang mengalaminya bisa mendengar suara denging, desis, berdengung seperti mesin, klik berulang, bahkan detak jantung.
Biasanya dirasakan di satu atau dua telinga, atau bahkan terasa seperti berasal dari dalam kepala.
Ada dua jenis tinnitus:
- Subjektif tinnitus: Hanya bisa didengar oleh penderitanya. Ini jenis yang paling umum.
- Objektif tinnitus: Bisa terdengar oleh pemeriksa (dokter) menggunakan alat bantu. Jenis ini sangat jarang dan biasanya disebabkan oleh gangguan pembuluh darah atau otot.
Penyebab Umum Telinga Berdenging
1. Paparan Suara Keras
Ini adalah penyebab paling umum. Mendengarkan musik terlalu keras lewat earphone, kerja di lingkungan bising (seperti bengkel atau pabrik), atau sering menonton konser tanpa pelindung telinga bisa merusak sel-sel rambut halus di koklea bagian telinga dalam yang mengirim sinyal suara ke otak.
Kerusakan ini membuat otak terus menerima sinyal palsu yang ditafsirkan sebagai suara… padahal tidak ada. Denging pun terjadi. Awalnya bisa bersifat sementara, tapi kalau terus berulang, risikonya jadi permanen.
2. Stres dan Kelelahan Mental
Stres ternyata memperkuat persepsi suara internal. Saat tubuh kelelahan atau pikiran tertekan, otak menjadi lebih sensitif terhadap suara-suara dari dalam tubuh.
Menurut audiolog klinis dari University of California dan spesialis tinnitus, Dr. Jennifer Gans, tinnitus seringkali bukan hanya masalah telinga, tapi juga bagaimana otak memproses dan merespons suara saat berada dalam kondisi stres.
“Tinnitus bukan sesuatu tentang telinga, ini tentang bagaimana otak bereaksi terhadap stress,” jelas Gans.
Itulah sebabnya tinnitus terasa makin mengganggu saat kamu sedang banyak pikiran.
3. Hipertensi dan Masalah Sirkulasi
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan tinnitus berdenyut (pulsatile tinnitus), yaitu suara berdenging ritmis seperti detakan jantung. Ini bisa terjadi jika aliran darah ke area sekitar telinga bagian dalam terganggu.
Pulsatile tinnitus kadang menjadi pertanda adanya masalah pembuluh darah atau bahkan kondisi yang lebih serius seperti aneurisma. Jadi, jangan diabaikan!
4. Infeksi Telinga dan Kotoran Menumpuk
Kotoran telinga (serumen) yang menumpuk atau infeksi bisa mengubah tekanan di telinga bagian tengah. Ini dapat memicu atau memperkuat tinnitus. Biasanya kondisi ini bersifat sementara dan akan membaik setelah dibersihkan atau diobati.
Namun, jangan membersihkan telinga sendiri dengan cotton bud secara agresif, bisa makin mendorong kotoran ke dalam dan memperparah kondisi.
5. Efek Obat dan Gangguan Saraf
Beberapa obat seperti aspirin dosis tinggi, antibiotik tertentu, obat kemoterapi, dan antidepresan dapat menyebabkan tinnitus sebagai efek samping.
Selain itu, gangguan neurologis seperti multiple sclerosis juga bisa menyebabkan sinyal abnormal dari otak ke telinga, memicu sensasi suara yang tidak ada sumbernya.
Kapan Harus Waspada? Ini Tanda Bahayanya
Tinnitus bukan hanya gangguan ringan kalau kamu merasakan hal berikut:
- Denging hanya muncul di satu telinga
- Disertai dengan penurunan pendengaran atau vertigo
- Suara seperti detakan jantung di dalam telinga (pulsatile tinnitus)
- Denging makin lama makin keras dan mengganggu aktivitas
- Sulit tidur atau mengalami gangguan konsentrasi karena tinnitus
Kondisi seperti ini bisa jadi pertanda:
- Gangguan saraf pendengaran
- Tumor jinak seperti neuroma akustik
- Penyakit Meniere
- Gangguan aliran darah otak atau telinga
Apa yang Terjadi Jika Dibiarkan?
Tinnitus yang dibiarkan bisa mengarah ke kondisi yang lebih serius:
- Gangguan tidur kronis
- Kesulitan konsentrasi dan bekerja
- Depresi dan kecemasan
- Sensitivitas suara berlebihan (hyperacusis)
- Penurunan kualitas hidup secara keseluruhan
Menurut penelitian, 70–85% penderita tinnitus kronis juga mengalami gangguan pendengaran. Jadi, penting untuk tidak menyepelekan gejala awal.
Bagaimana Cara Mengatasinya?
A. Langkah Pemeriksaan Awal
Dokter THT atau audiolog akan melakukan:
- Tes pendengaran (audiometri)
- MRI/CT scan jika dicurigai ada tumor atau gangguan saraf
- Pemeriksaan tekanan darah
- Evaluasi riwayat obat yang dikonsumsi
B. Pilihan Terapi dan Pengobatan
- Terapi Suara (Sound Therapy)
Menggunakan white noise, suara hujan, atau suara alam untuk menutupi tinnitus. - Terapi Perilaku Kognitif (CBT)
Membantu pasien mengurangi kecemasan dan mengelola respons emosional terhadap suara berdenging. - Mindfulness dan Meditasi
Membantu otak "menerima" suara tinnitus dan mengurangi reaksi berlebihan terhadapnya. - Obat Penenang atau Antidepresan
Digunakan jika tinnitus menyebabkan gangguan tidur atau stres berat. Harus sesuai anjuran dokter.
C. Gunakan Alat Bantu Dengar Bila Perlu
Jika tinnitus disertai gangguan pendengaran, alat bantu dengar bisa memperjelas suara luar dan secara tidak langsung membantu mengalihkan fokus dari tinnitus.
D. Perubahan Gaya Hidup
- Hindari suara keras, gunakan earplug saat perlu
- Kurangi konsumsi kafein, nikotin, dan alkohol
- Tidur cukup dan hindari stres berat
- Dengarkan musik lembut atau white noise saat tidur
Dr. Gans menjelaskan bahwa pengelolaan tinnitus membutuhkan pendekatan holistik, tidak hanya secara medis tapi juga psikologis.
“Anda tidak selalu bisa menghentikan tinitus, tapi Anda bisa menghentikan reaksi otak Anda terhadapnya,”kata Gans.
Itulah mengapa terapi perilaku dan teknik mindfulness bisa sangat efektif. Fokusnya bukan menghilangkan suara itu, tapi membuat otak kita tidak terlalu mempermasalahkannya.