Kaki Cepat Berkeringat dan Bau? Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!

Ilustrasi kaki bengkak
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Kaki yang cepat berkeringat dan mengeluarkan bau tak sedap sering kali dianggap hal biasa. Banyak yang menyalahkan kaos kaki, sepatu tertutup, atau sekadar cuaca panas. Padahal, kondisi ini bisa menandakan masalah kesehatan yang lebih serius terutama jika terjadi terus-menerus, meski kaki dalam keadaan bersih dan tidak sedang aktif.

Salah satu kondisi medis yang paling umum terkait dengan keringat berlebih di kaki adalah hiperhidrosis plantar, dan dalam beberapa kasus bisa juga berkaitan dengan gangguan metabolik ringan, stres, atau infeksi jamur. Lalu, bagaimana cara mengenalinya dan kapan sebaiknya kita waspada?

Secara alami, kaki memang memiliki lebih banyak kelenjar keringat dibanding bagian tubuh lain. Fungsinya adalah menjaga suhu dan kelembapan di area yang sering tertutup sepatu. Namun, jika kaki berkeringat terus-menerus tanpa alasan jelas seperti tidak sedang panas, tidak bergerak aktif, atau bahkan saat sedang santai itu bisa jadi gejala hiperhidrosis.

Menurut dermatolog dan pendiri International Hyperhidrosis Society dari Saint Louis University, Dr. Dee Anna Glaser, hiperhidrosis adalah kondisi medis serius yang sering tidak disadari.

"Hiperhidrosis adalah ketika tubuh memproduksi keringat jauh lebih banyak dari yang dibutuhkan untuk mengatur suhu. Ini bisa terjadi bahkan saat tubuh sedang istirahat," jelas Dr. Glaser.

Hiperhidrosis Plantar: Saat Telapak Kaki Berkeringat Terus

Hiperhidrosis plantar adalah jenis hiperhidrosis yang terjadi khusus di telapak kaki. Kondisi ini bisa muncul sejak masa remaja dan sering kali bersifat genetik. Gejalanya antara lain:

  • Kaki terasa basah hampir sepanjang waktu

  • Kaos kaki mudah lembap meski baru dipakai sebentar

  • Sepatu terasa basah atau mengeluarkan bau tidak sedap

  • Sulit memakai sandal atau alas kaki terbuka karena kaki licin

  • Meningkatkan risiko infeksi jamur dan lecet

Jika dibiarkan, kondisi ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan rasa percaya diri. Banyak penderita merasa tidak nyaman saat berada di tempat umum, terutama jika harus melepas sepatu atau bersosialisasi.

Tak semua kaki basah berarti hiperhidrosis. Menurut Dr. Glaser, ada juga penyebab medis lain yang harus dipertimbangkan, seperti:

1. Gangguan Metabolik Ringan

Beberapa kondisi seperti hipoglikemia ringan (gula darah rendah), hipertiroidisme, atau ketidakseimbangan hormon dapat meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatis, yang bertanggung jawab atas produksi keringat.

2. Infeksi Jamur (Tinea Pedis)

Kaki yang terus lembap menciptakan lingkungan ideal untuk pertumbuhan jamur. Infeksi ini bisa menyebabkan gatal, kulit mengelupas, hingga bau tak sedap.

3. Gangguan Saraf atau Neuropati

Pada beberapa kasus, gangguan pada saraf otonom dapat menyebabkan produksi keringat yang tidak terkendali, termasuk di telapak kaki.

4. Kondisi Psikologis: Stres atau Kecemasan

Rasa gugup, panik, atau stres berlebihan bisa memicu respons "fight or flight", yang memicu keluarnya keringat, terutama di telapak tangan dan kaki.

Kapan Harus ke Dokter?

Dr. Glaser menyarankan agar tidak menunda konsultasi medis jika mengalami gejala berikut:

  • Kaki terus berkeringat meski dalam kondisi istirahat atau di ruangan dingin

  • Keringat disertai pusing, lemas, atau jantung berdebar

  • Ada ruam, luka terbuka, atau gatal yang menetap

  • Bau tak hilang meski sudah rutin mencuci kaki dan mengganti sepatu

  • Mengganggu aktivitas atau menurunkan kepercayaan diri 

Cara Mengelola Keringat dan Bau Kaki di Rumah

Meski kondisi ini bisa membuat frustrasi, kabar baiknya adalah banyak cara untuk mengelolanya secara mandiri sebelum memutuskan pengobatan medis:

1. Gunakan Bedak Antiperspiran Kaki

Pilih bedak khusus kaki yang mengandung aluminum chloride, bahan aktif yang menghambat kerja kelenjar keringat.

2. Ganti Kaos Kaki Secara Teratur

Gantilah kaos kaki setidaknya dua kali sehari. Gunakan bahan yang menyerap keringat dengan baik, seperti katun atau wool blend (hindari bahan sintetis).

3. Gunakan Sepatu yang Bernapas

Hindari sepatu plastik atau kulit sintetis. Beri jeda waktu pemakaian agar sepatu sempat benar-benar kering sebelum digunakan kembali.

4. Taburkan Soda Kue atau Garam pada Sepatu

Soda kue menyerap kelembapan dan bau. Anda juga bisa menaburkan sedikit garam untuk mencegah pertumbuhan jamur.

5. Rendam Kaki 1–2 Kali Seminggu

Rendam dengan air hangat dicampur garam epsom atau cuka apel selama 15–20 menit. Ini membantu menekan produksi keringat dan membunuh bakteri.

6. Keringkan Kaki dengan Benar

Setelah mandi, pastikan kaki benar-benar kering, terutama di sela-sela jari. Gunakan tisu atau handuk bersih secara menyeluruh.

7. Hindari Memakai Sepatu Lembap

Selalu jemur sepatu setelah dipakai. Sepatu yang lembap memperparah pertumbuhan bakteri dan bau.

Kaki cepat berkeringat dan bau bisa sangat mengganggu, tapi yang lebih penting yakni bisa jadi tanda awal gangguan kesehatan yang perlu perhatian. Jangan langsung menyalahkan sepatu atau kaos kaki. Jika keluhan ini terus berlangsung, bisa jadi Anda mengalami hiperhidrosis atau masalah metabolik ringan.

Dengan mengenali gejalanya sejak dini dan melakukan langkah perawatan yang tepat, Anda bisa menghindari komplikasi lebih serius. Konsultasikan dengan dokter jika gejalanya mengganggu atau tak kunjung membaik karena kesehatan kaki yang baik adalah bagian penting dari kenyamanan dan kualitas hidup Anda.