Benarkah Golongan Darah Bisa Mempengaruhi Risiko Stroke? Ini Penjelasannya!

Ilustrasi tes golongan darah
Sumber :
  • Freepik

Untuk memahami kaitannya, kita perlu tahu bahwa golongan darah tidak hanya menentukan siapa bisa donor ke siapa. Golongan darah terbentuk dari kombinasi antigen (zat di permukaan sel darah merah) dan antibodi dalam plasma darah. Kombinasi inilah yang bisa memengaruhi sistem pembekuan darah.

Dr. Kittner menjelaskan, bahwa golongan darah A dan AB diketahui cenderung memiliki kadar faktor pembekuan darah seperti faktor von Willebrand yang lebih tinggi dibanding golongan O. Ini bisa meningkatkan kemungkinan terbentuknya gumpalan darah (trombosis), yang menjadi pemicu stroke iskemik.

Singkatnya, darah orang dengan golongan A atau AB lebih “kental” dan lebih mudah membentuk gumpalan. Bila gumpalan ini menyumbat pembuluh darah ke otak, maka terjadilah stroke.

Golongan Darah O Lebih Aman, Tapi Bukan Kebal

Banyak yang langsung merasa aman setelah tahu bahwa golongan darah O punya risiko lebih rendah. Tapi perlu diingat, ini bukan berarti mereka bebas dari ancaman stroke.

Stroke adalah kondisi yang multifaktor. Artinya, bukan hanya dipengaruhi oleh golongan darah, tapi juga oleh gaya hidup, riwayat kesehatan, tekanan darah tinggi, diabetes. Selain itu, riwayat kolesterol, kebiasaan merokok, obesitas dan riwayat keluarga dengan stroke.

Dr. Kittner mengingatkan, kalau golongan darah adalah salah satu faktor risiko kecil. Faktor terbesar tetaplah gaya hidup dan kondisi medis yang bisa dikendalikan.