Kenapa Semakin Tua, Perut Pria Semakin Buncit? Ini Jawaban Ilmiahnya

Ilustrasi perut buncit pria
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Banyak pria mengalami fenomena yang tampak sepele tapi nyata yakni makin tua, perut makin buncit. Padahal pola makannya biasa-biasa saja, olahraga memang jarang tapi nggak sampai malas banget, kok bisa perut tetap makin maju?

Sebenarnya, kondisi ini bukan semata karena kebiasaan buruk. Ada penjelasan ilmiah yang menyangkut hormon dan metabolisme tubuh pria seiring bertambahnya usia.

Yuk, kita kupas kenapa pria usia 30 ke atas lebih rentan mengalami penumpukan lemak di perut, dan apa yang bisa dilakukan agar perut tetap rata dan sehat.

Pertama mari bahas terkait bahwa perut buncit bukan cuma soal banyak makan. Berdasarkan penelitian dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat menunjukkan, pria cenderung menyimpan lemak di area perut, terutama lemak viseral, yaitu lemak yang melingkupi organ dalam seperti hati dan usus. Lemak ini berbeda dari lemak subkutan (yang ada di bawah kulit) yang umumnya lebih banyak menumpuk di pinggul atau paha pada wanita.

Uniknya, penumpukan lemak ini tidak selalu disebabkan oleh pola makan berlebih. Banyak pria yang merasa sudah makan sedikit tapi tetap berisi di bagian perut. Salah satu penyebab utamanya adalah perlambatan metabolisme dan penurunan hormon testosteron, yang terjadi secara alami seiring bertambahnya usia.

Laju Metabolik Dasar (BMR) Menurun

Setelah usia 30 tahun, tubuh mulai kehilangan massa otot secara bertahap sekitar 3 hingga 5 persen setiap dekade. Padahal otot adalah jaringan tubuh yang paling aktif membakar kalori, bahkan saat tubuh sedang istirahat. Artinya, saat otot menyusut, jumlah kalori yang dibakar tubuh juga menurun. Kalau pola makan tetap sama, sisanya akan disimpan sebagai lemak, terutama di perut.

“Setiap dekade setelah usia 30, metabolisme kita melambat secara alami. Jika tidak diimbangi dengan perubahan gaya hidup, penambahan berat dan perut buncit adalah hasil yang logis,” kata, dokter & jurnalis medis BBC, Dr. Michael Mosley.

Aktivitas Fisik Juga Turun

Kesibukan kerja, duduk terlalu lama, dan minimnya waktu untuk olahraga ikut memperlambat pembakaran energi. Makin sedikit aktivitas, makin besar peluang kalori disimpan jadi lemak. 

Penurunan Testosteron: Hormon Pria yang Punya Peran Besar

Testosteron adalah hormon maskulin utama. Selain berperan dalam menjaga libido dan energi, hormon ini juga sangat penting untuk:

  • Menjaga massa otot
  • Mengatur pembakaran lemak
  • Mengontrol distribusi lemak tubuh

Saat kadar testosteron cukup, pria cenderung memiliki tubuh berotot, metabolisme yang cepat, dan distribusi lemak yang lebih merata. Sayangnya, mulai usia 30-an, kadar testosteron alami pria akan menurun sekitar 1 persen per tahun. Dan ini berdampak langsung pada penurunan massa otot dan peningkatan lemak perut.

”Testosteron menurun perlahan tapi pasti. Lemak perut dan penurunan hormon ini saling memperburuk. Jadi, satu-satunya jalan keluar adalah membangun otot kembali dan menjaga pola makan,” kata Mosley.

Dalam jurnal The New England Journal of Medicine, ditemukan bahwa pria dengan kadar testosteron rendah memiliki:

  • Lingkar pinggang yang lebih besar
  • Indeks massa tubuh (BMI) yang lebih tinggi
  • Risiko lebih tinggi terkena penyakit metabolik

Siklus ini bisa jadi lingkaran setan: perut buncit menurunkan testosteron, testosteron rendah bikin perut makin buncit.

Lemak viseral atau lemak perut bukan cuma nggak enak dilihat, tapi juga berbahaya bagi kesehatan. Lemak ini menyelubungi organ dalam dan bisa memicu diabetes tipe 2, penyakit jantung coroner,  hipertensi (tekanan darah tinggi), fatty liver (perlemakan hati), dan disfungsi hormonal dan penurunan fungsi seksual.

“Lemak di sekitar perut adalah yang paling berbahaya karena menyelubungi organ dalam. Ini bisa memicu resistensi insulin dan inflamasi kronis yang tak terasa di awal,” kata Mosley lebih lanjut.

Apa yang Bisa Dilakukan agar Perut Tidak Semakin Maju?

Kabar baiknya, perut buncit bukan takdir. Dengan perubahan kecil dan konsisten, kamu bisa mengurangi lemak perut, bahkan meningkatkan kadar testosteron alami.

1. Atur Pola Makan

  • Hindari makanan tinggi gula dan karbohidrat olahan (nasi putih berlebihan, roti manis, gorengan).
  • Kurangi konsumsi alkohol—bir dikenal sebagai penyumbang “beer belly”.
  • Perbanyak protein (telur, dada ayam, ikan) untuk bantu bangun otot.
  • Sertakan serat (sayuran hijau, oats, chia seed) agar kenyang lebih lama.

2. Rutin Olahraga, Utamakan Latihan Beban

  • Latihan beban bisa meningkatkan massa otot → meningkatkan metabolisme.
  • Kombinasikan dengan cardio (jalan cepat, skipping, bersepeda) untuk pembakaran lemak maksimal.
  • Minimal 30 menit per hari, 4–5 kali seminggu.

3. Tidur Cukup dan Kelola Stres

  • Kurang tidur dan stres menyebabkan hormon kortisol meningkat, yang berkaitan dengan penumpukan lemak di perut.
  • Usahakan tidur 7–8 jam per malam.
  • Hindari terlalu banyak begadang atau kerja berlebihan tanpa jeda.

4. Periksa Kesehatan Secara Berkala

  • Jika merasa cepat lelah, gairah menurun, atau kesulitan menurunkan berat badan meski sudah berusaha, bisa jadi itu tanda testosteron rendah.
  • Konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan hormonal dan evaluasi lebih lanjut.

Perut buncit di usia 30–50 tahun bukan hanya soal bentuk tubuh, tapi alarm dari tubuh tentang kondisi hormon dan metabolisme yang mulai berubah. Testosteron yang turun dan metabolisme yang melambat memang tidak bisa dihindari sepenuhnya, tapi bisa dilawan dengan gaya hidup sehat yang realistis.

“Membangun kembali otot dan mengurangi lemak perut adalah investasi kesehatan pria di masa depan. Jangan tunggu alarm tubuh berbunyi terlalu keras,” kata Mosley.

Mulai dari langkah kecil dengan perbanyak jalan kaki, kurangi gula, tambahkan latihan tubuh, dan rawat waktu tidurmu, karena saat perut mulai buncit, bisa jadi tubuh sedang berteriak minta tolong.