Jangan Diabaikan! 6 Area Jerawat di Wajah Ini Bisa Jadi Tanda Tubuh Sedang Bermasalah

Jerawat di wajah
Sumber :
  • Pixaby

Lifestyle –Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa jerawat muncul di area tertentu di wajah, seperti dahi, pipi, atau dagu? Menurut teori face mapping atau peta jerawat di wajah, lokasi jerawat bisa memberikan petunjuk tentang kondisi kesehatan tubuh.

Konsep ini berasal dari pengobatan tradisional Tiongkok dan Ayurveda yang percaya bahwa kulit adalah cerminan organ dalam. Meski tidak sepenuhnya ilmiah, metode ini dapat menjadi panduan refleksi gaya hidup dan kebiasaan yang memengaruhi kesehatan kulit.

Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu face mapping, makna jerawat di area tertentu, serta penjelasan ahli dermatologi modern agar Anda bisa memanfaatkannya dengan bijak.

Face mapping adalah teknik membaca lokasi jerawat di wajah untuk mengetahui kondisi kesehatan di dalam tubuh. Metode ini sudah ada sejak ribuan tahun lalu di pengobatan tradisional Tiongkok dan India. Misalnya, jerawat di dahi dianggap terkait dengan masalah pencernaan, sementara jerawat di dagu sering dikaitkan dengan ketidakseimbangan hormon.

Menurut ahli dermatologi integratif Dr. Michelle Jeffries, face mapping bisa menjadi panduan awal untuk mengenali kebiasaan hidup yang perlu diperbaiki. Ia menjelaskan:

“Petunjuk yang diberikan face mapping dapat menjadi panduan untuk perubahan pola makan, gaya hidup, kebiasaan tidur, dan hidrasi yang dapat memperbaiki kondisi kulit,” kata dia dikutip dari laman drmichellejeffries.com.

Namun, Jeffries juga mengingatkan bahwa face mapping bukan diagnosis medis. Jika jerawat menetap atau semakin parah, tetap perlu konsultasi ke dokter kulit.

Makna Jerawat Berdasarkan Lokasi di Wajah

Berikut ini adalah zona wajah yang paling sering dijadikan acuan dalam face mapping:

1. Dahi (Forehead & Hairline)

Jerawat di dahi sering dikaitkan dengan masalah pencernaan, stres, atau pola makan tinggi gula. Konsumsi minuman manis, makanan cepat saji, atau kurang tidur dapat memicu peradangan di area ini.

Tips: Kurangi makanan olahan, perbanyak air putih, dan tidur cukup untuk membantu mengurangi jerawat di area dahi.

2. Antara Alis (Glabella)

Jika jerawat sering muncul di antara alis, bisa jadi ada kaitannya dengan intoleransi makanan tertentu, misalnya gluten atau laktosa. Pola makan berat di malam hari juga dapat memengaruhi area ini.

Tips: Coba catat pola makan harian untuk melihat apakah ada makanan tertentu yang memicu jerawat.

3. Hidung dan Area T-Zone

Jerawat di hidung dan T-zone (hidung, dahi, sekitar alis) sering dikaitkan dengan fungsi hati dan tekanan darah. Produksi minyak berlebih di area ini juga menjadi faktor pemicu.

Tips: Gunakan pembersih wajah yang lembut namun mampu mengontrol minyak, dan perhatikan pola makan tinggi lemak.

4. Pipi (Cheeks)

Area pipi sering terkena paparan luar, seperti ponsel, sarung bantal kotor, atau polusi udara. Jerawat di pipi lebih sering disebabkan oleh kebiasaan menyentuh wajah atau kurangnya kebersihan lingkungan, bukan organ tubuh secara langsung.

Tips: Bersihkan ponsel secara rutin, ganti sarung bantal minimal seminggu sekali, dan hindari menyentuh wajah dengan tangan kotor.

5. Dagu dan Garis Rahang (Chin & Jawline)

Jerawat di dagu dan rahang umumnya berkaitan dengan hormon, misalnya saat menstruasi atau sindrom ovarium polikistik (PCOS). Hormon androgen dapat meningkatkan produksi minyak, yang memicu sumbatan pori-pori.

Tips: Perhatikan siklus menstruasi dan konsultasikan ke dokter jika jerawat di area ini parah atau tidak kunjung hilang.

6. Bawah Mata dan Pelipis (Under Eyes & Temples)

Jerawat di bawah mata atau pelipis sering dianggap sebagai tanda dehidrasi, alergi, atau masalah ginjal. Namun, bukti ilmiahnya masih lemah.

Tips: Cukupi kebutuhan cairan harian dan tidur minimal 7–8 jam setiap malam.

Apakah Face Mapping Didukung Ilmiah?

Beberapa ahli dermatologi modern menilai bahwa face mapping tidak memiliki bukti ilmiah yang kuat. McGill University menyebutkan bahwa hanya jerawat di area dagu dan rahang yang cukup konsisten berhubungan dengan hormon. Sementara lokasi lain bisa dipengaruhi banyak faktor:

Dermatolog Rachel Nazarian dalam wawancarany dengan glamour mengingatkan, face mapping hanya bisa memberikan garis besar, bukan diagnosis pasti. Jerawat harus dilihat secara komprehensif berdasarkan gaya hidup, hormon, makanan, dan faktor genetik.

Cara Memanfaatkan Face Mapping dengan Bijak

Walau tidak bisa dijadikan dasar diagnosis, face mapping bisa membantu Anda lebih peka terhadap tubuh. Berikut beberapa langkah yang bisa dicoba:

  1. Refleksikan gaya hidup Anda. Apakah pola tidur, pola makan, atau kebersihan sehari-hari sudah cukup baik?
  2. Catat lokasi jerawat secara konsisten. Lihat apakah ada pola tertentu yang berulang.
  3. Perbaiki kebiasaan sederhana. Misalnya mengganti sarung bantal, mengurangi gula, minum lebih banyak air putih, dan tidak memencet jerawat.
  4. Konsultasi ke dokter kulit jika jerawat parah. Terutama jika jerawat disertai nyeri, meninggalkan bekas parah, atau mengganggu kepercayaan diri.

Face mapping atau peta jerawat di wajah memang menarik untuk dipelajari, tetapi tidak boleh dijadikan satu-satunya acuan untuk menilai kesehatan tubuh. Lokasi jerawat bisa menjadi petunjuk awal tentang kebiasaan hidup yang perlu diperbaiki, seperti pola makan, kebersihan, dan manajemen stres.

Jika Anda ingin hasil yang lebih akurat, kombinasikan pemahaman face mapping dengan konsultasi ke dermatolog. Dengan begitu, Anda bisa menemukan penyebab jerawat sekaligus cara perawatan yang tepat.