Tren Sport Tourism, Lari Marathon Sambil Nikmati Keindahan Mandalika

Pocari Sweat Run 2025
Sumber :
  • Istimewa

Lifestyle – Dalam era pasca-pandemi yang menekankan kesejahteran fisik dan mental, sport tourism muncul sebagai tren pariwisata global yang semakin mendominasi, khususnya di Indonesia pada tahun 2025. 

Mengapa Banda Neira Jadi Destinasi Impian Banyak Orang?

Menurut survei ahli dalam Outlook Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2024/2025 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sport tourism berada di bawah payung health and wellness tourism yang diprediksi mencapai 56,41% preferensi wisatawan. 

Tren ini tidak hanya mendorong gaya hidup sehat melalui aktivitas seperti lari, bersepeda, dan trekking, tetapi juga mengintegrasikan elemen petualangan dengan pengalaman budaya dan alam yang autentik. 

Misteri Tanah Para Raja: 5 Fakta Tana Toraja yang Bikin Merinding Tapi Penasaran

Di Indonesia, sport tourism telah berkontribusi signifikan terhadap peningkatan kunjungan wisatawan, dengan pertumbuhan hingga 20% pada event-event olahraga tahun lalu, sebagaimana dicatat oleh Badan Pusat Statistik. 

Kawasan seperti Bali dan Lombok menjadi pusatnya, di mana wisatawan tidak sekadar berlibur, melainkan menantang diri sambil menikmati keindahan alam yang memukau. Mandalika, sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, menawarkan perpaduan sempurna antara adrenalin olahraga dan pesona alam tropis. 

5 Fakta Jembatan Situ Gintung Sukabumi, Terpanjang Se-Asia Tenggara?

Dengan luas 1.035 hektar menghadap Samudera Hindia, Mandalika dikenal dengan pantai-pantai ikonik seperti Pantai Kuta yang pasirnya berbentuk butiran merica halus, Pantai Tanjung Aan untuk snorkeling, dan Pantai Gerupuk sebagai spot surfing kelas dunia. 

Bukit Merese menyuguhkan panorama sunset yang romantis, sementara Desa Sade memperkaya pengalaman dengan budaya Sasak tradisional, termasuk ritual Bau Nyale yang legendaris. Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika, tuan rumah MotoGP, kini beralih menjadi trek lari yang menawarkan aspal premium disesuaikan cuaca tropis, memungkinkan pelari merasakan kecepatan dan keindahan dalam satu paket. 

Tren ini tidak hanya meningkatkan okupansi hotel hingga 90% selama event, tetapi juga menggerakkan UMKM lokal melalui penjualan kuliner seperti sate rembiga dan anyaman tenun Sasak.

Sport tourism di Indonesia telah berevolusi dari sekadar event sporadis menjadi strategi nasional untuk pemulihan ekonomi pasca-pandemi. Pada 2025, Kementerian Pariwisata menargetkan kontribusi sektor ini mencapai Rp150 triliun terhadap PDB, dengan fokus pada integrasi berkelanjutan yang selaras dengan eco-tourism. 

Mandalika, yang ditetapkan sebagai KEK melalui Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2014, menjadi contoh sukses. Kawasan ini tidak hanya menawarkan infrastruktur internasional seperti bandara Zainuddin Abdul Madjid yang hanya 30 menit dari pusatnya, tetapi juga keanekaragaman ekosistem: dari terumbu karang di Pantai Mawun hingga savana hijau di sekitar bukit. 

Pelari marathon di sini dapat menyaksikan elang melayang di langit sambil melewati desa-desa adat, menciptakan pengalaman multisensori yang jarang ditemui di kota-kota besar. Menurut data Kemenparekraf, event sport tourism seperti ini meningkatkan devisa hingga 15% per tahun, dengan wisatawan mancanegara yang datang untuk menggabungkan olahraga dengan cultural immersion. 

Di Mandalika, hal ini terwujud melalui rute lari yang melewati situs bersejarah seperti legenda Putri Mandalika, yang diyakini berwujud sebagai cacing laut Nyale dalam festival tahunan. Selain manfaat kesehatan—seperti peningkatan endorfin dan kardio—sport tourism di sini mendorong pelestarian lingkungan, dengan event yang menerapkan zero-waste dan dukungan komunitas lokal. 

POCARI SWEAT Run Lombok 2025 menjadi manifestasi brilian dari tren ini, mengubah Sirkuit Mandalika menjadi panggung olahraga massal yang memadukan kebugaran dengan pariwisata. Event tahunan yang kali ini memasuki edisi ke-12 sejak 2014, kali pertama di Lombok, berkolaborasi dengan RANS Entertainment, InJourney Tourism Development Corporation (ITDC), Kementerian Pemuda dan Olahraga, serta Kementerian Pariwisata. 

Dengan kuota awal 7.000 pelari yang akhirnya membengkak menjadi 9.000, acara ini menegaskan posisinya sebagai event lari sirkuit terbesar di Indonesia.

Gelaran akbar POCARI SWEAT Run Lombok 2025 sudah tuntas dilaksanakan di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 13-14 September. Total 9.000 pelari biru berkeringat bersama menyelesaikan lari di rute istimewa yang menawarkan pemandangan ikonik alam dan budaya Lombok.

“Kami mendukung penuh kegiatan ini diselenggarakan di NTB dan koordinasi yang intens bersama seluruh jajaran melakukan perbaikan-perbaikan demi kenyamanan para pelari yang 70%-nya berasal dari luar NTB. Kegiatan yang mendukung Sport Tourism dan menghidupkan pariwisata lokal seperti ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah NTB.” kata Lalu Muhamad Iqbal, Gubernur NTB.

Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Widiyanti Putri Wardhana mengatakan, “Acara ini luar biasa, dalam dua hari ini hotel penuh, pesawat penuh, dan UMKM bergerak, sehingga ini menjadi momentum yang baik untuk mendongkrak pariwisata dan menggairahkan ekonomi di NTB.”

Puspita Winawati (Wina), Marketing Director PT Amerta Indah Otsuka mengungkapkan total ada 9.000 pelari yang membirukan Lombok menjadikan kegiatan ini sebagai event lari sirkuit terbesar di Indonesia. 

Dengan rute yang tersertifikasi Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) dan Association of International Marathons and Distance Races (AIMS), memastikan pelari mendapatkan pengalaman terbaik di Lombok ini.

Rangkaian kegiatan POCARI SWEAT Run Lombok 2025 telah dimulai sejak 12 September dengan pengambilan paket lomba lari. Sunset Run dengan rute 4,3 kilometer mengelilingi sirkuit menjelang matahari terbenam menjadi ajang pembuka di 13 September dan puncak acara yang meliputi Marathon (42,195 kilometer), Half Marathon (21,0975 kilometer), dan 10 kilometer diadakan di hari ini, 14 September.

Kehadiran 70% peserta luar daerah, termasuk dari Jakarta dan Bali, menciptakan gelombang wisatawan yang menginap di hotel-hotel seperti Novotel Lombok atau resor pantai, sambil menikmati atraksi tambahan seperti snorkeling di Gili Gede atau hiking ke Bukit Sandi. Event ini juga menekankan inklusivitas, dengan kategori nasional dan internasional, serta fasilitas seperti e-certificate dan goodie bag berisi jersey finisher. Melalui POCARI SWEAT Run, Mandalika bukan hanya destinasi balap, tapi juga surga bagi pecinta lari yang haus akan petualangan berkelanjutan.