5 Tempat Melukat di Bali dan Tata Caranya, Mau Coba?

Ilustrasi melukat di Tirta Empul
Sumber :
  • Wonderful Indonesia

LifestyleMelukat, ritual pembersihan diri secara jasmani dan rohani, telah menjadi salah satu tradisi Hindu Bali yang kini diminati sebagai wisata spiritual oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.

Cara Keluar dari Bandara Bali Cuma Rp8 Ribuan, Bisa Langsung ke Pelabuhan Sanur

Berasal dari kata "sulukat" yang berarti penyucian, melukat menggunakan air suci dari mata air atau pancuran yang disakralkan untuk menghilangkan energi negatif, menenangkan pikiran, dan menyeimbangkan jiwa. 

Di Bali, pulau yang kaya akan budaya dan spiritualitas, terdapat banyak tempat suci untuk melukat yang menawarkan pengalaman mendalam sekaligus keindahan alam.

10 Tempat Party Paling Hits di Bali, Vibesnya Asik Banget!

Berikut ini adalah lima tempat melukat populer di Bali beserta tata cara pelaksanaannya, memberikan panduan lengkap bagi Anda yang ingin mencoba ritual ini. 

1. Pura Tirta Empul, Gianyar

Pura Tirta Empul, yang terletak di Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, adalah destinasi melukat paling ikonik di Bali. Berdiri sejak tahun 926 Masehi, pura ini memiliki 14 pancuran air suci yang bersumber dari mata air alami, dipercaya memiliki kekuatan penyembuhan dan pembersihan spiritual. 

Homestay Murah Rp150 Ribuan di Sanur, Cuma 5 Menit dari Pantai

Wisatawan dikenakan tiket masuk sebesar Rp30.000 untuk dewasa domestik dan Rp50.000 untuk wisatawan mancanegara. Pura ini ramai dikunjungi, terutama pada hari-hari suci seperti Purnama dan Tilem.

Tata Cara:

  1. Sebelum melukat, pengunjung diwajibkan memakai pakaian adat Bali (kain kamen, kebaya untuk perempuan, dan udeng untuk laki-laki). 
  2. Bawalah canang sari dan dupa sebagai persembahan, yang dapat dibeli di sekitar pura. 
  3. Mulailah dengan sembahyang di pelinggih utama, lalu masuk ke kolam pancuran. 
  4. Basuh tubuh dari kepala hingga kaki di bawah setiap pancuran secara berurutan, sambil berdoa sesuai kepercayaan masing-masing. 
  5. Wanita yang sedang menstruasi dilarang melukat untuk menjaga kesucian tempat.

2. Pura Beji Selati, Bangli

Terletak di Desa Bunutin, Kecamatan Bangli, Pura Beji Selati menawarkan suasana tenang dengan arsitektur tradisional Bali yang memukau. Pura ini memiliki mata air suci yang digunakan untuk melukat, dipercaya mampu membersihkan karma buruk dan energi negatif. Keindahan alam sekitar, dengan pepohonan hijau dan udara sejuk, menjadikan tempat ini ideal untuk introspeksi diri.

Tata Cara:

  1. Pengunjung harus mengenakan pakaian adat dan membawa canang serta dupa. 
  2. Prosesi dimulai dengan sembahyang di pelinggih utama, diikuti dengan pembasuhan tubuh di pancuran air suci. 
  3. Ritual ini dipandu oleh pemangku adat, yang akan memberikan arahan tentang urutan dan doa. 
  4. Pastikan untuk datang dalam keadaan suci dan menghormati aturan setempat.

3. Taman Beji Griya Waterfall, Badung

Berlokasi di Jalan Mawar, Punggul, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Taman Beji Griya Waterfall menawarkan pengalaman melukat yang unik di bawah air terjun alami. 

Air yang jernih dan suasana alam yang asri menciptakan sensasi menyegarkan, baik secara fisik maupun mental. Tempat ini juga dilengkapi fasilitas seperti loker dan ruang ganti dengan biaya Rp10.000.

Tata Cara:

  1. Gunakan pakaian adat saat tiba, dan bawa pejati atau canang sebagai persembahan. 
  2. Sebelum melukat, lakukan sembahyang di area pura terdekat. 
  3. Proses melukat dilakukan dengan berdiri di bawah air terjun, membiarkan air membasuh tubuh sambil berdoa. 
  4. Beberapa pengunjung juga diperbolehkan berteriak untuk meluapkan emosi sebagai bagian dari pembersihan batin.

4. Pura Luhur Tamba Waras, Tabanan

Pura Luhur Tamba Waras, yang terletak di Desa Sangketan, Kecamatan Penebel, Tabanan, dikenal dengan tujuh pancuran Sapta Gangga yang memiliki khasiat penyembuhan medis dan non-medis. 

Berlokasi di lereng Gunung Batukaru, pura ini menawarkan ketenangan dan suasana hutan yang rimbun, cocok untuk ritual melukat yang khusyuk.

Tata Cara:

  1. Pengunjung harus membawa pejati dan canang, lalu melakukan sembahyang di pelinggih utama. 
  2. Melukat dilakukan di pancuran Sapta Gangga, dengan membasuh tubuh dari kepala hingga kaki. 
  3. Beberapa pengunjung juga meminum air suci untuk penyembuhan. 
  4. Pemandu lokal akan membantu menjelaskan makna setiap pancuran.

5. Pura Campuhan Windhu Segara, Denpasar

Terletak di Pantai Padanggalak, Kesiman Kertalangu, Kecamatan Denpasar Timur, Pura Campuhan Windhu Segara menawarkan pengalaman melukat dengan latar belakang laut yang indah. Pura ini ramai dikunjungi saat hari suci seperti Purnama, Tilem, atau setelah Hari Raya Saraswati. Lokasinya yang berada di titik pertemuan sungai dan laut menambah nilai spiritual ritual.

Tata Cara:

  1. Siapkan pejati, canang sari, dan klungah nyuh gading (kelapa muda kuning). 
  2. Mulailah dengan sembahyang di area pura, lalu masuk ke area campuhan untuk melukat. 
  3. Basuh tubuh dengan air suci sambil berdoa, dipandu oleh pemangku adat. 
  4. Pastikan pakaian sopan dan hindari melukat saat sedang tidak suci.

Tips Umum untuk Melukat di Bali

Pakaian: Selalu kenakan pakaian adat Bali atau setidaknya kain kamen dan baju sopan. Kain dan selendang biasanya tersedia di lokasi untuk wisatawan.

Persembahan: Canang sari, dupa, dan pejati adalah sarana umum. Bagi non-Hindu, berdoa sesuai kepercayaan masing-masing diperbolehkan.

Aturan: Wanita yang sedang menstruasi dilarang melukat. Hormati kesucian tempat dengan menjaga sikap dan kebersihan.

Waktu: Melukat sering dilakukan pada hari-hari suci Hindu, tetapi bisa juga dilakukan kapan saja sesuai kebutuhan spiritual.

Pemandu: Di beberapa tempat, pemangku atau pemandu lokal akan membantu prosesi, jadi ikuti arahan mereka untuk pengalaman yang autentik.