Terungkap! Rahasia Gelap Hutan Aokigahara yang Bikin Turis Tak Pernah Kembali
- Pixabay/sinepax
Lifestyle –Di balik hamparan hutan lebat dan udara sejuk yang menyelimuti kaki Gunung Fuji, Jepang, terdapat kawasan alam yang begitu memikat namun juga menyimpan reputasi paling menyeramkan di dunia.
Hutan Aokigahara atau yang dikenal pula sebagai "Jukai"—yang berarti "Lautan Pohon"—adalah salah satu destinasi wisata alam yang sekaligus menjadi ikon wisata horor karena sejarah kelam yang menyertainya. Dengan jalur pendakian sunyi dan nuansa damai yang kontras dengan kenyataan, hutan ini telah menjadi sorotan dunia akibat banyaknya peristiwa tragis yang terjadi di dalamnya.
Tidak hanya terkenal karena keindahan dan keragaman flora, Aokigahara juga menjadi pusat perhatian global akibat jumlah kasus bunuh diri yang tinggi. Kombinasi antara aura mistis, legenda rakyat Jepang, dan suasana hening yang mencengkeram jiwa, membuat tempat ini lebih dari sekadar destinasi wisata biasa.
Secara geografis, Hutan Aokigahara terletak di Prefektur Yamanashi, membentang seluas sekitar 35 kilometer persegi di bagian barat laut kaki Gunung Fuji. Hutan ini terbentuk di atas lapisan lava yang berasal dari letusan gunung berapi pada tahun 864, menciptakan formasi tanah yang keras, tidak subur, dan memiliki medan yang unik.
Tanahnya yang kaya mineral besi sering kali menyebabkan gangguan pada alat navigasi seperti kompas, sehingga menyulitkan orientasi di dalam hutan. Inilah salah satu alasan banyak orang tersesat jika masuk terlalu dalam tanpa persiapan.
Meskipun pemerintah Jepang telah membangun jalur-jalur pejalan kaki dan memasang papan petunjuk, sebagian besar kawasan tetap tidak dijamah dan diselimuti misteri. Di tengah keheningan hutan, Aokigahara tampak seperti tempat yang membekukan waktu.
Dikenal Sebagai “Hutan Bunuh Diri”
Sejak tahun 1950-an, Aokigahara mendapat julukan “Hutan Bunuh Diri” karena banyaknya kasus orang yang mengakhiri hidup di tempat ini. Meskipun pemerintah Jepang berhenti merilis angka resmi sejak 2010 untuk menghindari sensasi media, data sebelumnya menunjukkan puluhan kasus ditemukan setiap tahunnya. Di beberapa titik masuk hutan, terdapat papan peringatan bertuliskan pesan haru seperti:
“Hidup Anda adalah anugerah berharga dari orang yang mencintai Anda.”
Tulisan ini ditujukan untuk menyadarkan pengunjung yang mungkin sedang berada dalam kondisi mental yang tidak stabil. Patroli rutin dari relawan dan tim SAR dilakukan secara berkala, dan sering kali ditemukan tenda kosong, tali gantungan, hingga catatan perpisahan yang menggambarkan kondisi psikologis para korban.
Mitos dan Kisah Mistis yang Menghantui
Dalam budaya Jepang, Aokigahara telah lama diasosiasikan dengan kisah spiritual. Konon, hutan ini dihuni oleh yūrei, yaitu roh-roh penasaran yang tidak tenang karena meninggal secara tragis. Mereka dipercaya berkeliaran di antara pepohonan, merintih dan membisikkan kata-kata kepada orang-orang yang masuk terlalu jauh ke dalam hutan.
Aura mistis ini diperkuat oleh kepercayaan lama tentang ubasute, sebuah praktik di mana orang tua yang sudah tidak mampu dirawat dibawa ke hutan atau gunung untuk dibiarkan meninggal dengan tenang demi mengurangi beban keluarga.
Meskipun praktik ini belum terbukti pernah terjadi di Aokigahara secara khusus, mitos ini menambah kesan menyeramkan yang melekat di tempat tersebut.
Banyak pengunjung, termasuk penjelajah urban dan pembuat konten, mengaku mengalami fenomena aneh. Mereka mendengar suara-suara aneh, merasakan perubahan suhu yang tiba-tiba, hingga merinding meski tidak ada angin. Beberapa bahkan melaporkan kehilangan arah meskipun telah menggunakan GPS atau kompas digital.
Daya Tarik Wisata Horor dan Kontroversinya
Meskipun menyimpan banyak tragedi, Aokigahara justru menarik minat wisatawan dari seluruh dunia, khususnya mereka yang tertarik pada wisata horor atau kisah-kisah supranatural. Hutan ini masuk dalam daftar tempat paling menyeramkan versi berbagai media internasional. Beberapa tur khusus bahkan menawarkan eksplorasi jalur resmi di siang hari untuk memahami sejarah, flora, dan mitos seputar kawasan ini.
Namun demikian, popularitas Aokigahara sebagai destinasi mistis juga memunculkan perdebatan. Banyak pihak mempertanyakan etika menjadikan lokasi tragedi sebagai objek wisata. Pemerintah dan penduduk lokal pun berupaya mengalihkan citra hutan ini sebagai kawasan edukatif dan konservasi alam.
Edukasi mengenai kesehatan mental dan pentingnya deteksi dini terhadap depresi menjadi bagian dari kampanye pemerintah dalam mengurangi angka kejadian serupa.