Apa Itu Micro-Tourism? Tren Baru Liburan Hemat

Ilustrasi traveling
Sumber :
  • Pexels

Lifestyle –Di tengah kesibukan dan keterbatasan anggaran, kebutuhan akan liburan tetap menjadi prioritas bagi banyak orang. Namun, bepergian jauh sering kali memerlukan biaya besar dan waktu yang panjang. Untuk menjawab tantangan ini, muncul tren baru dalam dunia pariwisata yang disebut micro-tourism. 

7 Stadion Sepak Bola Ikonik di Indonesia yang Penuh Sejarah

Tren ini mengajak wisatawan untuk menjelajahi destinasi di sekitar tempat tinggal mereka, menawarkan pengalaman liburan yang hemat, praktis, tetapi tetap bermakna. Dengan fokus pada eksplorasi lokal, micro-tourism tidak hanya ramah di kantong, tetapi juga memperkaya pemahaman tentang budaya dan keindahan di lingkungan terdekat. 

Berikut adalah penjelasan tentang konsep micro-tourism dan cara menerapkannya, sebagaimana dirangkum dari laman resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Apa Itu Micro-Tourism?

Rekomendasi 7 Tempat Wisata Berkabut dan Dingin di Wonogiri

Micro-tourism adalah gaya berwisata yang menitikberatkan pada eksplorasi destinasi di sekitar tempat tinggal, baik dalam satu kota maupun wilayah yang dapat dijangkau dalam waktu singkat. Konsep ini dirancang untuk wisatawan yang ingin menikmati liburan tanpa perlu merencanakan perjalanan jauh, memesan tiket pesawat, atau mengambil cuti panjang.

Menurut Kementerian Pariwisata, micro-tourism memungkinkan seseorang menemukan keindahan tersembunyi di sekitar mereka, seperti taman kota, museum lokal, kafe unik, atau destinasi alam yang belum banyak dikenal. Tren ini sangat cocok bagi mereka yang memiliki anggaran terbatas atau waktu luang yang singkat, seperti akhir pekan, namun tetap ingin merasakan pengalaman baru yang menyegarkan. 

Kim Jong Un Buka Resor Mewah di Korut, Tertarik Menginap?

Selain hemat biaya, micro-tourism juga mendukung perekonomian lokal dengan mendorong kunjungan ke bisnis kecil, seperti warung makan tradisional atau toan kerajinan setempat.

Manfaat Micro-Tourism

Salah satu keunggulan utama micro-tourism adalah efisiensi biaya. Tanpa perlu mengeluarkan biaya transportasi jarak jauh, seperti tiket pesawat atau bahan bakar untuk perjalanan antarprovinsi, wisatawan dapat mengalokasikan anggaran untuk menikmati pengalaman lokal, seperti mencicipi kuliner khas atau mengikuti kegiatan budaya. 

Selain itu, micro-tourism meminimalkan dampak lingkungan karena mengurangi emisi karbon dari perjalanan jarak jauh, sejalan dengan prinsip pariwisata berkelanjutan yang kini semakin digalakkan.

Tren ini juga memberikan kesempatan untuk lebih mengenal daerah sendiri. Banyak orang melewatkan pesona di sekitar mereka karena terbiasa dengan rutinitas harian. Dengan micro-tourism, wisatawan diajak untuk melihat kota atau desa mereka dari sudut pandang baru, seperti seorang turis. 

Hal ini tidak hanya memperkaya wawasan, tetapi juga mempererat hubungan dengan komunitas lokal. Misalnya, mengunjungi pasar tradisional atau desa wisata dapat membuka mata terhadap kekayaan budaya yang selama ini terabaikan.

Ide Kegiatan Micro-Tourism

Ada banyak cara untuk menerapkan micro-tourism yang menarik dan bermakna. Berikut adalah beberapa ide kegiatan yang dapat dicoba:

1. Menjelajahi Hidden Gems

Setiap daerah memiliki destinasi yang kurang dikenal, seperti air terjun kecil, jalur trekking, atau pantai tersembunyi. Cobalah mencari informasi melalui komunitas lokal atau platform daring untuk menemukan tempat-tempat ini. Misalnya, di sekitar Jakarta, terdapat Curug Leuwi Hejo di Bogor yang menawarkan keindahan alam hanya dalam perjalanan singkat. Menjelajahi tempat baru ini bersama teman atau keluarga dapat menciptakan petualangan yang tak terlupakan.

2. Staycation dengan Nuansa Lokal

Staycation di penginapan unik, seperti hotel boutique atau vila bernuansa alam di pinggiran kota, adalah cara sederhana untuk menyegarkan pikiran. Banyak daerah menawarkan akomodasi dengan desain khas lokal, seperti penginapan bertema tradisional Jawa di Yogyakarta atau vila dengan pemandangan pegunungan di Bandung. Aktivitas ini memungkinkan wisatawan merasakan suasana baru tanpa harus bepergian jauh.

3. Mengunjungi Museum dan Galeri Seni

Museum atau galeri seni lokal sering kali menyimpan koleksi yang menarik, namun jarang dikunjungi warga setempat. Contohnya, Museum MACAN di Jakarta atau Museum Ullen Sentalu di Yogyakarta menawarkan pengalaman budaya yang interaktif. Kunjungan ke tempat ini tidak hanya memperkaya pengetahuan, tetapi juga mendukung pelestarian warisan budaya.

4. Mengikuti Workshop Lokal

Mengikuti workshop, seperti kelas membatik, memasak kuliner tradisional, atau fotografi, adalah cara lain untuk menikmati micro-tourism. Banyak komunitas lokal mengadakan kegiatan ini, seperti kelas membuat tempe di Yogyakarta atau workshop keramik di Bali. Selain mendapatkan keterampilan baru, peserta juga dapat berinteraksi dengan pelaku seni dan budaya setempat, memperkuat ikatan dengan komunitas.

5. Berwisata Kuliner Lokal

Mencicipi kuliner khas daerah adalah bagian tak terpisahkan dari micro-tourism. Cobalah mengunjungi warung makan atau kedai tradisional yang belum pernah Anda coba. Misalnya, di Surabaya, Anda bisa menjelajahi kedai-kedai yang menyajikan rujak soto atau sate klopo, yang mencerminkan kekayaan kuliner lokal. Aktivitas ini tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga mendukung usaha kecil lokal.

6. Bersepeda atau Berjalan Kaki

Menjelajahi kota dengan bersepeda atau berjalan kaki memungkinkan Anda menemukan detail yang sering terlewat, seperti bangunan bersejarah atau taman kecil. Di Bandung, misalnya, Anda bisa menyusuri Jalan Braga untuk menikmati arsitektur kolonial atau mengunjungi Taman Lansia untuk suasana yang lebih santai. Pendekatan ini memberikan perspektif baru tentang kota Anda sendiri.

7. Mengunjungi Desa Wisata

Desa wisata di Indonesia berkembang pesat, menawarkan pengalaman autentik seperti menginap di rumah warga, belajar kerajinan tangan, atau mengikuti tradisi lokal. Contohnya, Desa Wisata Penglipuran di Bali atau Desa Wisata Nglanggeran di Yogyakarta menyediakan pengalaman budaya dan alam yang kaya. Kunjungan ke desa wisata tidak hanya hemat, tetapi juga mendukung perekonomian masyarakat lokal.

Dampak Positif bagi Ekonomi dan Budaya Lokal

Micro-tourism memiliki dampak positif yang signifikan bagi perekonomian lokal. Dengan mengunjungi bisnis kecil, seperti warung makan, toko suvenir, atau penginapan lokal, wisatawan membantu meningkatkan pendapatan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). 

Menurut data Kementerian Pariwisata, sektor pariwisata domestik, termasuk micro-tourism, berkontribusi besar terhadap pergerakan wisatawan nusantara, dengan target 1,08 miliar perjalanan pada 2025. Selain itu, tren ini mendorong wisatawan untuk menjadi “duta kecil” budaya lokal, mempromosikan kekayaan daerah mereka kepada orang lain.