Tragedi Mall Klender dan Suara Korban yang Masih 'Teriak' Minta Tolong

Ilustrasi mall
Sumber :
  • Pixabay

Kebakaran Mall Klender merenggut nyawa sekitar 488 orang, menjadikannya salah satu tragedi terparah dalam kerusuhan Mei 1998. Korban—terdiri dari pengunjung, karyawan, dan bahkan penjarah—tewas akibat luka bakar, sesak napas akibat asap tebal, atau terinjak dalam kepanikan saat berusaha melarikan diri. 

Seberapa Sulit Medan Gunung Rinjani? Pendaki Harus Tahu 10 Hal Ini

Saksi mata menggambarkan pemandangan yang mengerikan: jeritan meminta tolong bergema dari dalam gedung, sementara api dan asap menghalangi upaya penyelamatan. Warga sekitar, dengan penuh keberanian, mengumpulkan kasur dan kain untuk menangkap mereka yang nekat melompat dari lantai atas, tetapi banyak yang tidak selamat.

Proses identifikasi korban menjadi tantangan berat. Banyak jenazah hangus hingga sulit dikenali, memaksa keluarga mengandalkan sisa pakaian, perhiasan, atau tanda kecil lainnya untuk mengenali orang-orang tercinta. Sebagian korban dimakamkan secara massal di TPU Pondok Rangon, Jakarta Timur, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga yang hingga kini belum mendapat kejelasan tentang penyebab pasti kebakaran atau mengapa pintu-pintu terkunci. Tragedi ini memicu kemarahan publik dan memunculkan pertanyaan tentang tanggung jawab pihak berwenang serta pengelola mall, yang gagal memberikan respons cepat.

Aturan-aturan yang Harus Diperhatikan untuk Mendaki Gunung Rinjani

Peristiwa ini juga menjadi titik balik dalam sejarah keamanan gedung publik di Indonesia. Kurangnya sistem pemadam kebakaran yang memadai, jalur evakuasi yang tidak jelas, dan minimnya pelatihan darurat menjadi sorotan, mendorong reformasi kebijakan keselamatan di pusat-pusat perbelanjaan nasional.

Misteri dan Fenomena Mistis yang Menyelimuti

Setelah renovasi besar-besaran, Mall Klender kembali beroperasi sebagai Mall Ciplaz dengan fasad modern dan fasilitas terkini. Namun, trauma kolektif dan cerita mistis tetap melekat, menjadikan mall ini salah satu lokasi paling angker di Jakarta. Karyawan, petugas keamanan, dan pengunjung melaporkan berbagai fenomena aneh yang memperkuat reputasi supranatural tempat ini. Beberapa pengalaman yang sering diceritakan meliputi:

Pantang Panggil Nama Pendaki di Gunung Rinjani, Apa yang Terjadi Kalau Dilanggar?

Jeritan dan Tangisan: Suara tangisan atau permohonan bantuan sering terdengar di malam hari, terutama di area lift dan lorong-lorong sepi. Seorang petugas keamanan mengaku mendengar suara wanita meminta tolong dari dalam lift, hanya untuk menemukan lift tersebut kosong.

Halaman Selanjutnya
img_title