Aturan-aturan yang Harus Diperhatikan untuk Mendaki Gunung Rinjani

Gunung Rinjani
Sumber :
  • Pixabay

LifestyleGunung Rinjani, yang menjulang megah di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, adalah salah satu destinasi pendakian paling populer di Indonesia. Dengan ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut, gunung berapi aktif ini menawarkan pemandangan spektakuler, mulai dari Danau Segara Anak yang memukau hingga panorama sunrise dari puncaknya. 

10 Hotel dengan Teknologi Canggih, Berasa Nginap di Masa Depan

Namun, keindahan alam Rinjani juga diimbangi dengan tanggung jawab besar bagi pendaki untuk mematuhi aturan yang berlaku. Baik dari segi administrasi, keselamatan, maupun penghormatan terhadap budaya lokal masyarakat Sasak, aturan ini dirancang untuk menjaga kelestarian alam dan keselamatan pendaki. Artikel wisata ini mengulas aturan-aturan penting yang harus diperhatikan sebelum dan selama mendaki Gunung Rinjani berdasarkan informasi terbaru per Juni 2025.

Registrasi dan Izin Pendakian Resmi

Salah satu aturan utama sebelum mendaki Gunung Rinjani adalah melakukan registrasi melalui sistem resmi Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTGR). Semua pendaki wajib memesan tiket masuk melalui situs resmi rinjaninationalpark.id atau aplikasi e-Rinjani. Proses ini memastikan jumlah pendaki terkendali, mengingat kuota harian dibatasi untuk menjaga ekosistem gunung. Pada Mei 2025, BTGR melaporkan bahwa pendakian ilegal tanpa registrasi resmi masih menjadi masalah, dengan 52 pendaki masuk daftar hitam karena melanggar aturan ini.

10 Hotel dengan Konsep Ekstrem, Nginap di Sini Butuh Adrenalin!

Pendaki juga harus mendaki bersama pemandu resmi yang terdaftar di BTGR. Pemandu tidak hanya membantu navigasi di medan yang menantang, seperti jalur Letter E yang terkenal curam, tetapi juga memastikan pendaki mematuhi aturan adat dan keselamatan. Biaya pemandu dan porter biasanya diatur melalui operator tur resmi atau komunitas pemandu lokal di desa-desa seperti Senaru atau Sembalun.

Aturan Lingkungan: Jaga Kebersihan dan Kelestarian Alam

Gunung Rinjani adalah bagian dari Taman Nasional yang dilindungi, sehingga menjaga kebersihan adalah kewajiban utama. Pendaki dilarang keras membuang sampah sembarangan, merusak flora dan fauna, atau mengambil apapun dari kawasan taman nasional, termasuk batu atau tumbuhan. Pada tahun 2025, BTGR memperketat sanksi bagi pelaku vandalisme dan pembuang sampah, dengan denda hingga Rp10 juta atau larangan mendaki permanen.

Larangan Lip-Syncing di Turkmenistan, Ternyata Ini Tujuannya

Semua sampah, termasuk sampah organik, harus dibawa kembali ke bawah. Pendaki disarankan membawa kantong sampah tahan air dan memisahkan sampah plastik untuk memudahkan pengelolaan. 

Selain itu, penggunaan api unggun dilarang keras karena risiko kebakaran hutan, terutama di musim kemarau. Pendaki hanya boleh memasak menggunakan kompor portable di area perkemahan yang ditentukan, seperti Pelawangan Sembalun atau Plawangan Senaru.

Menghormati Adat dan Pantangan Budaya Lokal

Masyarakat Sasak menganggap Gunung Rinjani sebagai tempat suci yang dihuni roh leluhur dan makhluk gaib. Oleh karena itu, pendaki wajib menghormati pantangan adat, seperti larangan memanggil nama seseorang secara langsung, terutama di malam hari atau di sekitar Danau Segara Anak. 

Menurut kepercayaan lokal, panggilan nama dapat menarik perhatian entitas gaib, menyebabkan pendaki tersesat atau mengalami gangguan. Sebagai gantinya, gunakan nama panggilan atau isyarat non-verbal.

Selain itu, pendaki dilarang berbicara atau berperilaku tidak sopan, seperti mengumpat atau melakukan tindakan asusila, karena dianggap dapat mengganggu keseimbangan spiritual gunung. 

Pemandu lokal biasanya mengadakan doa atau upacara kecil sebelum pendakian sebagai bentuk permohonan izin kepada penjaga gaib Rinjani. Pendaki disarankan mengikuti ritual ini dengan penuh hormat, meskipun berasal dari latar belakang budaya berbeda.

Persiapan Fisik dan Keselamatan Pendakian

Mendaki Gunung Rinjani bukanlah perjalanan ringan. Medan yang beragam, dari jalur berpasir hingga tanjakan curam, menuntut kondisi fisik yang prima. BTGR merekomendasikan pendaki untuk berlatih minimal dua bulan sebelum pendakian, dengan fokus pada latihan kardio dan kekuatan kaki. 

Pendaki juga harus membawa perlengkapan yang memadai, termasuk jaket tahan air, sepatu trekking dengan cengkraman kuat, senter, dan alat komunikasi darurat seperti walkie-talkie, mengingat sinyal telepon sering lemah di banyak area.

Cuaca di Rinjani dapat berubah tiba-tiba, terutama di musim hujan (November-Maret), ketika jalur menjadi licin dan berisiko longsor. BTGR biasanya menutup jalur pendakian pada periode ini untuk alasan keselamatan. Pada musim kemarau (April-Oktober), pendaki harus mewaspadai risiko dehidrasi dan membawa air yang cukup, terutama karena sumber air di jalur terbatas. Setiap pendaki wajib melaporkan kondisi kesehatan mereka kepada pemandu sebelum memulai pendakian, terutama jika memiliki riwayat penyakit seperti asma atau jantungan.

Pembatasan Aktivitas di Danau Segara Anak

Danau Segara Anak, yang terletak di ketinggian sekitar 2.000 meter, adalah salah satu daya tarik utama Rinjani. Namun, ada aturan ketat yang harus dipatuhi di kawasan ini. Berenang di danau hanya diperbolehkan di area tertentu yang dianggap aman oleh pemandu, dan pendaki dilarang menggunakan sabun atau bahan kimia yang dapat mencemari air. Memancing di danau juga dilarang sejak 2020 untuk melindungi ekosistem ikan lokal.

Pendaki juga harus menghormati situs-situs sakral di sekitar danau, seperti batu-batu tertentu yang dianggap keramat oleh masyarakat Sasak. Merusak atau mengambil benda dari area ini dapat memicu kemarahan warga lokal dan sanksi dari BTGR. Pada 2024, seorang pendaki asing dilaporkan dideportasi setelah kedapatan mengambil batu dari kawasan danau sebagai suvenir.

Pentingnya Mematuhi Aturan

Mematuhi aturan pendakian Gunung Rinjani bukan hanya soal menjaga keselamatan pribadi, tetapi juga menghormati nilai budaya dan melestarikan keindahan alam untuk generasi mendatang. Dengan persiapan yang matang dan sikap yang penuh hormat, pendakian ke Rinjani dapat menjadi pengalaman yang tak terlupakan, baik secara fisik maupun spiritual.