Bukan Cuma Pantai, Nyi Roro Kidul Diyakini Juga Muncul di Air Terjun Ini
- Pixabay
Lifestyle –Di tengah pesona alam Yogyakarta yang kaya akan budaya dan sejarah, Air Terjun Sri Gethuk di Kabupaten Gunung Kidul menawarkan keindahan yang tak hanya memanjakan mata, tetapi juga menyimpan cerita mistis yang memikat hati. Terletak di Dusun Menggoran, Desa Bleberan, Kecamatan Playen, air terjun ini dikenal sebagai salah satu permata tersembunyi yang kerap disandingkan dengan keajaiban alam seperti Grand Canyon karena lanskap tebing karst dan aliran Sungai Oyo yang memesona.
Namun, yang membuat Air Terjun Sri Gethuk begitu istimewa bukan hanya panorama alamnya, melainkan juga legenda yang mengaitkannya dengan Nyi Roro Kidul, sosok ratu mistis Pantai Selatan yang melegenda. Konon, suara gamelan misterius yang terdengar dari air terjun ini menjadi salah satu daya tarik yang mengundang rasa penasaran wisatawan.
Keindahan Alam Air Terjun Sri Gethuk
Air Terjun Sri Gethuk, yang dalam bahasa Jawa disebut sebagai Grojogan Sri Gêthuk, mengalir deras dari ketinggian sekitar 25-50 meter, tergantung pada sumber informasi. Airnya berasal dari tiga mata air utama, yaitu Ngandong, Dong Poh, dan Ngumbul, yang berkumpul dan mengalir melalui tebing karst yang dramatis.
Salah satu keunikan air terjun ini adalah alirannya yang tidak pernah kering, bahkan di musim kemarau, menjadikannya oase di tengah lanskap Gunung Kidul yang dikenal tandus. Kolam alami yang terbentuk di bawah air terjun menawarkan tempat yang sempurna untuk berenang atau sekadar berendam, meskipun pengunjung diimbau untuk berhati-hati karena kedalaman kolam mencapai sekitar lima meter.
Perjalanan menuju air terjun ini juga tak kalah menarik. Dari pusat Kota Yogyakarta, pengunjung harus menempuh jarak sekitar 40 kilometer atau sekitar 1,5 jam perjalanan melalui rute seperti Jalan Wonosari atau Imogiri. Setibanya di Desa Bleberan, wisatawan dapat memilih dua cara untuk mencapai lokasi air terjun: berjalan kaki sejauh 450 meter melalui jalur setapak dengan pemandangan sawah dan pepohonan hijau, atau menaiki perahu rakitan tradisional yang terbuat dari drum bekas seharga Rp10.000 per orang. Perjalanan dengan perahu ini memungkinkan pengunjung untuk menyusuri Sungai Oyo sambil menikmati pemandangan tebing karst dan vegetasi yang rimbun, memberikan pengalaman yang tak terlupakan.