Terungkap! Lokasi Paling Sering Muncul Kuyang di Kalimantan

Desa wisata Sungai Kupah
Sumber :
  • Wonderful Indonesia

Selain itu, Sungai Kunjang di Samarinda juga sering disebut sebagai lokasi penampakan. Pada 2019, sebuah video viral di media sosial menunjukkan warga Samarinda mengejar sosok yang diduga Kuyang, terekam kamera CCTV di permukiman, menambah kepercayaan akan keberadaannya di wilayah ini.

4 Larangan Saat Wisata ke Baduy, Ini Resikonya Jika Dilanggar

Wilayah lain yang kerap disebut adalah Kecamatan Pasir Belengkong di Kabupaten Paser. Daerah ini, yang terletak di pinggiran Kalimantan Timur, memiliki banyak cerita tentang Kuyang yang berkeliaran di malam hari, terutama di desa-desa terpencil. 

Selain itu, hutan-hutan di Balikpapan Timur juga disebut sebagai tempat persembunyian Kuyang, meskipun pembangunan telah mengurangi luas hutan di sana. Cerita dari warga setempat, seperti yang dibagikan oleh Dony Alfaredo Kambayong, menyebutkan bahwa Kuyang bersemayam di antara tiga kampung di hutan Balikpapan Timur, meskipun keberadaannya kini lebih sulit dilacak karena perkembangan wilayah.

Tradisi dan Cara Menangkal Kuyang

Bikin Merinding! Wisata ke Baduy Siap-siap Lewati Jembatan Akar Misterius Ini

Masyarakat Kalimantan memiliki berbagai cara tradisional untuk melindungi diri dari Kuyang, yang menambah kekayaan budaya lokal. Salah satu metode yang umum adalah menggunakan tali ijuk sebagai pelindung rumah atau ayunan bayi. Ijuk diyakini dapat mengganggu Kuyang karena organ-organnya bisa tersangkut. 

Selain itu, benda-benda seperti bawang merah tunggal, bulu landak, paku yang dibakar, cermin, gunting, dan daun jeringau sering diletakkan di dekat ibu hamil atau bayi untuk mengusir makhluk ini. Masyarakat Banjar juga percaya bahwa lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an, terutama Surat An-Naas, dapat mengusir Kuyang karena diyakini mereka bersekutu dengan iblis.

Jangan Pacaran di Sini! Pohon Pengantin di Salatiga Konon Sebabkan Putus Cinta

Ritual lain yang menarik adalah teknik “memancing” Kuyang, seperti yang dilakukan oleh Awang Zul di Melak, Kutai Barat. Masyarakat menggunakan umpan berupa kain berlumur darah nifas atau irisan kulit kaki yang keras untuk menarik Kuyang, yang kemudian muncul sebagai cahaya merah sebelum berubah menjadi sosok perempuan dengan usus terburai. Aktivitas ini biasanya dilakukan tengah malam dan dianggap sebagai tontonan berani bagi sebagian warga, meskipun penuh risiko.

Halaman Selanjutnya
img_title