Mitos dan Misteri di Pulau Zum-Zum: Tempat Persemayaman MacArthur
- Wonderful Indonesia
Lifestyle –Pulau Zum-Zum di Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, merupakan salah satu titik penting dalam sejarah Perang Dunia II yang berada di kawasan Indonesia Timur. Pulau kecil ini dikenal sebagai tempat persinggahan legendaris Jenderal Douglas MacArthur, pemimpin Sekutu dalam kampanye militer di Pasifik.
Namun, seiring waktu, Zum-Zum bukan hanya dikenal karena jejak sejarahnya. Masyarakat sekitar mulai mengaitkan pulau ini dengan berbagai cerita mistis dan mitos yang menyelimuti keberadaan tugu peringatan MacArthur serta peninggalan militer lainnya. Perpaduan antara fakta sejarah dan nuansa spiritual menjadikan Pulau Zum-Zum destinasi wisata yang penuh daya tarik sekaligus misteri.
Jejak MacArthur dan Sejarah Militer di Pulau Zum-Zum
Pada masa Perang Dunia II, Pulau Morotai menjadi salah satu titik strategis militer Sekutu dalam melancarkan serangan ke wilayah Filipina yang saat itu diduduki Jepang. Jenderal Douglas MacArthur menjadikan Morotai sebagai markas besar sementaranya sebelum kembali memimpin pasukan dalam kampanye pembebasan Asia Tenggara. Zum-Zum, salah satu pulau kecil tak jauh dari Morotai, menjadi lokasi penting dalam rangkaian strategi tersebut.
Di pulau ini, dibangun sebuah tugu peringatan untuk mengenang keberadaan MacArthur dan pasukan Sekutu. Tugu tersebut kini menjadi salah satu objek wisata sejarah utama. Tidak hanya sebagai simbol keberhasilan militer, situs ini juga menandai kehadiran kekuatan besar dunia di wilayah Indonesia Timur pada pertengahan abad ke-20. Sisa-sisa struktur logistik militer seperti fondasi bangunan, tangki air, dan bekas jalur evakuasi masih dapat ditemukan, meskipun telah diliputi oleh vegetasi tropis.
Cerita Mistis dan Mitos yang Beredar di Masyarakat
Meski memiliki nilai sejarah tinggi, Pulau Zum-Zum tidak lepas dari cerita mistis yang berkembang di kalangan masyarakat lokal. Beberapa warga dan pemandu wisata mengisahkan pengalaman-pengalaman yang tidak bisa dijelaskan secara rasional, seperti suara langkah kaki atau suara barisan tentara di malam hari, padahal pulau ini tidak berpenghuni.
Kisah penampakan sosok mirip tentara asing dengan seragam usang juga menjadi bahan cerita yang dituturkan secara turun-temurun. Tidak sedikit yang meyakini bahwa roh tentara yang gugur saat perang masih "menjaga" pulau ini. Keyakinan tersebut memperkuat anggapan bahwa Pulau Zum-Zum bukan sekadar situs sejarah, melainkan juga tempat persemayaman secara spiritual bagi arwah yang belum tenang.
Ada pula larangan tidak tertulis bagi pengunjung untuk menjaga sikap sopan selama berada di pulau. Warga lokal mempercayai bahwa ucapan dan perilaku yang tidak pantas dapat menimbulkan gangguan atau kejadian yang tidak diinginkan. Nuansa spiritual yang kental ini memberikan warna tersendiri dalam pengalaman wisata di Pulau Zum-Zum.
Aktivitas Wisata: Eksplorasi Sejarah dan Misteri
Bagi wisatawan yang tertarik dengan sejarah dan fenomena budaya, Pulau Zum-Zum menawarkan pengalaman yang unik. Kunjungan ke tugu MacArthur menjadi kegiatan utama, disertai eksplorasi situs-situs peninggalan militer yang tersebar di beberapa titik. Beberapa agen wisata bahkan menawarkan tur tematik yang mengombinasikan penelusuran sejarah dan narasi-narasi mistis dari masyarakat lokal.
Di sisi lain, perairan sekitar pulau juga menawarkan keindahan laut yang memukau. Aktivitas snorkeling dan diving cukup populer di kalangan wisatawan, terutama karena air lautnya yang jernih dan terumbu karang yang masih alami.
Dalam beberapa titik penyelaman, wisatawan dapat menemukan puing-puing logam dan artefak bawah laut yang menjadi rumah bagi ikan tropis dan biota laut lainnya. Kegiatan ini menciptakan kombinasi antara wisata bahari dan eksplorasi sejarah bawah laut yang jarang ditemukan di destinasi lain.
Pemandu lokal sering menyelipkan cerita-cerita mitos dalam setiap penjelasan mereka, menjadikan perjalanan lebih hidup dan menggugah rasa penasaran. Cerita tersebut bukan semata hiburan, melainkan bagian dari warisan budaya lisan yang memperkuat identitas Pulau Zum-Zum sebagai kawasan wisata sejarah yang kaya akan nilai-nilai tak kasat mata.
Aksesibilitas dan Fasilitas Pendukung Wisata
Untuk mencapai Pulau Zum-Zum, wisatawan harus terlebih dahulu tiba di Kota Daruba, ibu kota Kabupaten Pulau Morotai. Penerbangan reguler tersedia dari Ternate ke Bandara Leo Wattimena, Morotai. Dari pelabuhan Daruba, perjalanan dilanjutkan menggunakan perahu motor selama 15–30 menit tergantung kondisi cuaca dan ombak.
Saat ini, belum tersedia fasilitas akomodasi di Pulau Zum-Zum. Sebagian besar wisatawan melakukan perjalanan pulang-pergi dalam satu hari. Pemerintah daerah sedang mengembangkan potensi wisata sejarah dan bahari di wilayah ini sebagai bagian dari promosi destinasi unggulan Indonesia Timur. Upaya konservasi situs dan peningkatan akses wisata juga tengah dilakukan untuk menjadikan Pulau Zum-Zum sebagai lokasi wisata sejarah berskala nasional dan internasional.