7 Rekomendasi Tempat Wisata Paling Ikonik di Raja Ampat yang Wajib Dikunjungi

Raja Ampat
Sumber :
  • Wonderful Indonesia

LifestyleRaja Ampat, sebuah kepulauan di Papua Barat, Indonesia, dikenal sebagai salah satu destinasi wisata bahari terbaik di dunia. Dengan lebih dari 1.500 pulau kecil, perairan jernih, dan keanekaragaman hayati laut yang luar biasa, Raja Ampat menawarkan pengalaman tak terlupakan bagi wisatawan. Keindahan alamnya, mulai dari gugusan karst yang dramatis hingga terumbu karang yang masih asli, menjadikan kepulauan ini surga bagi pecinta alam dan petualang. 

Jangan Pacaran di Sini! Pohon Pengantin di Salatiga Konon Sebabkan Putus Cinta

Artikel ini menyajikan tujuh rekomendasi tempat wisata paling ikonik di Raja Ampat yang wajib Anda kunjungi untuk merasakan pesona alamnya yang menakjubkan.

1. Piaynemo

Piaynemo adalah salah satu ikon wisata Raja Ampat yang terkenal dengan pemandangan gugusan pulau karst yang dikelilingi air biru kehijauan. Untuk mencapai puncak viewpoint Piaynemo, wisatawan perlu melakukan trekking ringan selama sekitar 15-20 menit melalui anak tangga kayu. Dari puncak, panorama pulau-pulau kecil yang tersebar di lautan akan memukau Anda, terutama saat matahari terbit atau terbenam. Tempat ini sangat ideal untuk fotografi, sehingga jangan lupa membawa kamera. 

Air di Telaga Nila Majalengka Ini Sejernih Cermin, Tapi Punya 2 Larangan yang Harus Dipatuhi!

Untuk pengalaman terbaik, kunjungi Piaynemo pada pagi hari saat cuaca cerah dan hindari musim hujan agar tangga tidak licin. Pastikan Anda dalam kondisi fisik yang baik untuk menikmati trekking ini.

2. Wayag

Wayag sering dianggap sebagai simbol Raja Ampat karena keindahan pulau-pulau karstnya yang menjulang dari laguna biru yang jernih. Tempat ini menawarkan pemandangan 360 derajat yang spektakuler, terutama jika Anda mendaki ke puncak salah satu bukit karst. Aktivitas lain yang populer di Wayag adalah snorkeling untuk menikmati keindahan terumbu karang dan biota laut. 

Halaman Selanjutnya
img_title
Mitos Anak Berambut Gimbal di Kawah Sikidang, Titisan Roh Leluhur?