Air di Telaga Nila Majalengka Ini Sejernih Cermin, Tapi Punya 2 Larangan yang Harus Dipatuhi!
- Instagram/gustiana_motret
Lifestyle –Telaga Nila, yang terletak di kawasan pegunungan Majalengka, Jawa Barat, merupakan salah satu destinasi wisata alam tersembunyi yang menawarkan pesona luar biasa. Airnya yang sangat jernih—bahkan sebening cermin—membuat siapa pun terkesima saat melihat pantulan langit, pepohonan, dan tubuh mereka sendiri di permukaan air. Kejernihan tersebut tidak hanya menjadi daya tarik visual, tetapi juga memunculkan banyak cerita misteri, mitos, dan mistis yang melekat kuat dalam budaya masyarakat sekitar.
Di balik ketenangan airnya, Telaga Nila memiliki dua larangan yang dipercaya membawa akibat jika dilanggar. Kombinasi keindahan alam dan aura spiritual menjadikan telaga ini sebagai destinasi yang bukan hanya memanjakan mata, tetapi juga memicu rasa hormat terhadap alam dan kearifan lokal.
Pesona Telaga Nila, Keindahan Alam yang Memukau
Telaga Nila terletak di Desa Padaherang, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka. Kawasan ini berada di kaki Gunung Ciremai dan dikenal memiliki udara sejuk serta suasana yang tenang. Keunikan Telaga Nila terletak pada kejernihan airnya yang luar biasa. Bahkan, dari permukaan air, dasar telaga dapat terlihat dengan jelas, lengkap dengan bebatuan dan tanaman air yang tumbuh alami.
Telaga ini sering disebut sebagai “cermin alam” karena mampu memantulkan lanskap sekitarnya dengan sangat jelas, terutama saat cuaca cerah dan angin tenang. Pantulan pohon-pohon rindang di sekitarnya serta langit biru yang luas menciptakan suasana yang hampir surealis. Tak heran jika para fotografer, pencinta alam, dan pemburu ketenangan sering menjadikan Telaga Nila sebagai tempat favorit untuk melepas penat.
Air Jernih dari Sumber Mata Air Pegunungan
Kejernihan air di Telaga Nila bukan sekadar fenomena biasa. Airnya berasal dari mata air alami yang mengalir langsung dari kaki pegunungan, tanpa melalui kanal atau sungai yang berpotensi membawa limbah. Hal ini menjadikan telaga tidak hanya bersih secara fisik, tetapi juga secara ekosistem. Tidak ada aktivitas industri atau pertanian intensif di sekitar kawasan ini, sehingga lingkungan tetap terjaga secara alami.
Masyarakat sekitar sangat menjaga kebersihan dan kesucian telaga. Mereka tidak membolehkan penggunaan sabun, sampo, atau bahan kimia lainnya yang bisa mencemari ekosistem perairan. Kepercayaan ini bukan hanya bagian dari upaya pelestarian alam, tetapi juga bagian dari nilai-nilai adat yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Dua Larangan Mistis di Telaga Nila
Meski terlihat tenang dan damai, Telaga Nila menyimpan mitos yang dipercaya oleh masyarakat setempat hingga kini. Ada dua larangan utama yang harus dipatuhi oleh siapa pun yang mengunjungi lokasi ini. Larangan ini bukan hanya sekadar aturan adat, tetapi diyakini memiliki konsekuensi mistis jika dilanggar.
1. Dilarang Berenang atau Mandi di Telaga
Larangan pertama adalah tidak boleh berenang atau mandi di Telaga Nila. Meskipun airnya sangat jernih dan tampak menggoda untuk diceburin, masyarakat percaya bahwa telaga ini dihuni oleh penjaga gaib. Mereka menyebut telaga ini sebagai tempat yang suci, dan masuk ke dalamnya dianggap sebagai tindakan tidak sopan terhadap “penunggu” alam.
Menurut cerita yang beredar, pernah ada pengunjung yang mencoba berenang tanpa izin dan mengalami kejadian aneh setelahnya, seperti kesurupan, mimpi buruk berhari-hari, hingga kehilangan arah saat kembali dari lokasi. Cerita-cerita horor seperti ini menjadi peringatan tak tertulis bagi wisatawan agar menghormati nilai lokal dan tidak memperlakukan tempat ini seperti kolam rekreasi biasa.
2. Dilarang Berkata Kasar atau Mengeluarkan Ucapan Sembarangan
Larangan kedua adalah pengunjung tidak boleh berkata kasar, berbicara sembarangan, atau melakukan tindakan tidak senonoh di sekitar telaga. Tempat ini dianggap sebagai area sakral yang membutuhkan sikap hormat. Kepercayaan lokal menyebutkan bahwa kata-kata negatif bisa “mengusik” energi spiritual yang ada di tempat tersebut, memicu gangguan halus atau bahkan kecelakaan kecil selama perjalanan pulang.
Larangan ini memiliki nilai filosofis yang mendalam. Selain menjaga kesopanan, aturan ini secara tidak langsung mengajarkan pentingnya kesadaran dan etika dalam wisata alam—menghormati alam, masyarakat lokal, dan spiritualitas tempat yang dikunjungi.
Warisan Budaya dan Penjaga Telaga
Telaga Nila tidak dikelola secara komersial oleh pemerintah atau pihak swasta, tetapi dijaga oleh masyarakat setempat yang masih memegang nilai adat kuat. Ada tokoh adat atau sesepuh desa yang dipercaya sebagai penjaga telaga. Mereka berperan sebagai perantara antara alam dan manusia, sekaligus menjadi pelestari tradisi dan mitos yang hidup di kawasan ini.
Pada hari-hari tertentu seperti malam Jumat Kliwon atau tanggal-tanggal yang dianggap keramat dalam kalender Jawa, masyarakat biasanya menghindari kunjungan ke telaga. Sebaliknya, mereka mengadakan doa atau upacara kecil untuk menjaga harmoni antara manusia dan alam.
Aktivitas Wisata Ramah Alam
Meskipun memiliki sejumlah batasan, Telaga Nila tetap menjadi destinasi wisata yang ideal bagi pengunjung yang menghargai ketenangan, keindahan alam, dan budaya lokal. Aktivitas yang disarankan antara lain fotografi, piknik ringan, meditasi, dan menikmati keindahan telaga dari kejauhan. Kawasan ini sangat cocok untuk wisatawan yang menghindari keramaian dan mencari pengalaman spiritual atau healing secara alami.
Akses menuju Telaga Nila cukup mudah, meskipun sebagian jalannya menanjak. Lokasinya dapat dijangkau dari pusat kota Majalengka dengan waktu tempuh sekitar satu jam. Tersedia area parkir sederhana dan beberapa warung lokal yang menyediakan makanan ringan. Karena belum banyak dikomersialkan, suasananya masih sangat alami dan tenang.