Ingin Resign Tapi Ragu Kapan Waktu Terbaiknya? Simak Tanda-Tanda dan Waktu Ideal untuk Resign
- Freepik
Lifestyle –Memutuskan resign dari pekerjaan adalah salah satu keputusan besar dalam hidup profesional. Tak jarang, dorongan untuk mengundurkan diri muncul setelah bertengkar dengan atasan, merasa jenuh, atau kelelahan karena beban kerja. Namun, resign yang dilakukan atas dasar emosi sesaat bisa berujung penyesalan.
Menurut peneliti dan pakar karier Dr. Dawn Graham, seorang mantan rekruter perusahaan Fortune 500 dan penulis buku “Switchers: How Smart Professionals Change Careers and Seize Success”, keputusan resign yang ideal harus berdasarkan pertimbangan strategis, bukan reaktif. Dalam podcast-nya di Harvard Business Review, ia menekankan pentingnya memahami waktu paling tepat untuk resign agar karier tetap berjalan sehat dan stabil.
Jadi, kapan sebenarnya waktu paling ideal untuk mengundurkan diri dari pekerjaan? Mari kita bahas tanda-tandanya dan bagaimana menentukan momen terbaik secara profesional dan mental.
Mengenali Tanda-Tanda Bahwa Sudah Waktunya Resign
1. Stagnasi dalam Pengembangan Diri
Jika kamu merasa sudah tidak berkembang secara keahlian maupun posisi selama lebih dari 12–18 bulan, ini bisa menjadi tanda bahwa pekerjaanmu tak lagi memberikan ruang tumbuh. Dr. Graham menyarankan untuk meninjau apakah pekerjaan saat ini masih membantu kamu mencapai tujuan jangka panjang.
2. Lingkungan Kerja Tidak Sehat
Lingkungan kerja yang penuh politik, toksik, atau tidak mendukung keseimbangan hidup bisa menjadi alasan kuat untuk resign. Meski setiap kantor punya tantangan, jika stres kerja sudah memengaruhi kesehatan fisik dan mental, menurut Graham, itu adalah sinyal serius untuk keluar.
3. Nilai Diri Tidak Diapresiasi
Apakah kamu merasa kontribusimu diabaikan? Tidak pernah naik gaji atau dipromosikan meski hasil kerja konsisten bagus? Kurangnya penghargaan ini lambat laun akan mengikis motivasi dan produktivitas.
4. Merasa Terjebak dan Kehilangan Semangat
Jika setiap hari kerja terasa seperti beban, dan kamu lebih banyak menghitung jam pulang ketimbang fokus bekerja, bisa jadi semangat kerjamu telah redup. Itu bukan pertanda kamu malas, tapi pekerjaanmu mungkin tak lagi sesuai dengan minat dan nilai hidupmu.
Waktu Paling Ideal untuk Resign
1. Setelah Mendapat Tawaran atau Opsi Pekerjaan Baru
Ini adalah waktu paling aman untuk resign. Kamu tidak perlu panik soal penghasilan karena sudah ada jaminan pengganti. Dr. Graham menyebut ini sebagai strategi “resign with purpose” yaitu keluar bukan karena kabur, tapi karena melangkah ke sesuatu yang lebih baik.
2. Saat Keuangan Sudah Stabil
Jika kamu belum mendapat pekerjaan baru, pastikan kamu punya dana darurat minimal untuk 3–6 bulan ke depan. Ini akan memberi ruang untuk mencari pekerjaan tanpa tekanan finansial.
3. Setelah Selesai Proyek Besar atau Masa Penilaian
Waktu resign yang baik adalah setelah kamu menyelesaikan proyek penting atau setelah mendapat evaluasi kinerja yang positif. Ini menunjukkan profesionalisme dan mempermudah kamu mendapat referensi baik dari atasan.
4. Bukan di Masa Krisis Perusahaan atau Restructuring
Menunda resign saat perusahaan sedang krisis atau proses PHK massal bisa menguntungkanmu. Kamu bisa mendapat kompensasi tambahan jika terdampak, ketimbang resign sepihak tanpa tunjangan.
Pertimbangan Waktu Secara Musiman dan Strategis
1. Awal Tahun (Januari–Februari)
Banyak perusahaan membuka rekrutmen awal tahun, dan kamu akan lebih mudah mendapatkan peluang baru. Selain itu, banyak perusahaan membayar bonus akhir tahun pada Desember, jadi sebaiknya tunggu hingga bonus cair sebelum resign.
2. Setelah Mendapat Gaji Tahunan atau THR
Jika kamu resign tepat sebelum THR atau gaji 13 cair, kamu berisiko kehilangan tunjangan tersebut. Maka, pertimbangkan waktu resign agar tetap bisa menerima hakmu secara maksimal.
3. Hindari Resign di Akhir Tahun
Menurut laporan Jobvite, bulan November dan Desember biasanya adalah waktu rekrutmen paling lambat karena fokus perusahaan berpindah ke evaluasi akhir tahun. Jadi, peluang mendapat kerja baru lebih kecil.
Cara Resign yang Profesional dan Elegan
1. Tulis Surat Resign Secara Sopan
Gunakan nada positif dalam surat pengunduran diri. Ucapkan terima kasih atas kesempatan dan pengalaman yang didapatkan. Hindari curhat atau kritik tajam.
2. Sampaikan secara Langsung ke Atasan
Diskusi langsung dengan atasan menunjukkan sikap dewasa dan profesional. Hindari resign mendadak tanpa pemberitahuan atau hanya melalui pesan singkat.
3. Beri Waktu Transisi Minimal 2 Minggu
Memberi waktu transisi akan membantu tim menyesuaikan beban kerja dan menyusun pengganti. Ini akan meninggalkan kesan baik dan menjaga relasi profesional ke depan.
4. Tetap Produktif Hingga Hari Terakhir
Jangan anggap hari-hari terakhir di kantor sebagai waktu bersantai. Tetap kerja maksimal agar meninggalkan citra baik dan membuka peluang kolaborasi di masa depan.
Jangan Resign Karena Impulsif
Dr. Dawn Graham menegaskan, bahwa resign bukan solusi instan untuk rasa tidak nyaman. Evaluasi dengan kepala dingin apakah keluar dari pekerjaan ini akan membawa kamu lebih dekat ke tujuan jangka panjang, atau justru lari dari masalah yang bisa diatasi.
Ia juga menyarankan membuat daftar “why” yaitu alasan utama kenapa kamu ingin keluar. Jika daftar ini lebih banyak berisi keluhan sementara, sebaiknya pertimbangkan komunikasi internal atau konseling kerja sebelum mengambil keputusan final.