HRD Pasti Tanya Ini Kalau Tahu Kamu Kena PHK! Siapkan Jawabanmu yang Meyakinkan Agar Direkrut
- Freepik
Lifestyle –Kehilangan pekerjaan secara mendadak memang tidak pernah mudah. Tapi di era ekonomi yang berubah cepat, pemutusan hubungan kerja (PHK) bukan lagi hal yang tabu. Banyak orang hebat pun pernah mengalaminya, entah karena efisiensi perusahaan, pandemi, merger, atau restrukturisasi tim. Namun yang menjadi tantangan kini adalah bagaimana menghadapi wawancara kerja berikutnya?
Bagi HRD, status 'pernah kena PHK' bukanlah masalah utama. Hal yang mereka nilai adalah bagaimana kamu menyikapi pengalaman itu apakah kamu mampu bangkit, belajar, dan tetap bersikap profesional?
Menurut workplace expert dan penulis buku Tame Your Terrible Office Tyrant, Lynn Taylor, wawancara pasca PHK bukan soal masa lalu, tapi bagaimana kamu mengubah pengalaman tersebut menjadi kekuatan.
"Hal yang dilihat HRD bukan hanya kenapa kamu kena PHK, tapi apa yang kamu lakukan setelah itu," kata dia.
Nah, agar tidak gugup saat duduk di depan HRD, berikut beberapa pertanyaan paling umum yang sering ditanyakan kepada kandidat pasca PHK, beserta cara menjawabnya secara elegan dan meyakinkan.
Pertanyaan Umum HRD kepada Kandidat Pasca PHK dan Cara Jawabnya
1. “Apa alasan kamu di-PHK dari pekerjaan sebelumnya?”
Ini pertanyaan paling klasik dan kadang paling menegangkan. Tapi sebenarnya, HRD hanya ingin tahu apakah kamu jujur dan mampu bersikap profesional tanpa menyalahkan pihak mana pun.
Cara jawab yang tepat:
Hindari menyalahkan perusahaan atau atasan.
Gunakan penjelasan netral, singkat, dan faktual.
Fokus pada perubahan organisasi, bukan performamu.
Contoh: "Divisi saya terdampak restrukturisasi besar setelah merger perusahaan. Beberapa posisi, termasuk saya, terkena efisiensi karena perampingan tim."
2. “Apa yang kamu pelajari dari pengalaman tersebut?”
HRD ingin melihat apakah kamu mampu melakukan refleksi dari masa sulit. Ini adalah tes kedewasaan emosional.
Tips menjawab:
Tunjukkan bahwa kamu belajar sesuatu yang membuatmu lebih kuat.
Boleh menyebutkan aspek teknis (misalnya manajemen waktu, leadership), tapi jangan lupakan sisi pribadi seperti kesabaran atau fleksibilitas.
Contoh: "Saya belajar bahwa perubahan bisa datang kapan saja. Saya juga mulai memperluas kemampuan saya di bidang project management agar lebih adaptif ke depannya."
3. “Bagaimana kamu mengisi waktu setelah PHK?”
Pertanyaan ini menilai inisiatif dan semangat kamu selama masa transisi. Jangan sampai jawabannya terdengar pasif atau kosong.
Tips menjawab:
Ceritakan pelatihan, sertifikasi, proyek freelance, kegiatan relawan, atau pengembangan pribadi.
Hindari kesan bahwa kamu hanya “menunggu lowongan”.
Contoh: "Saya mengikuti dua kursus daring di bidang analisis data, memperbarui portofolio, dan ikut proyek freelance kecil bersama teman untuk tetap aktif.
4. “Kenapa kami harus percaya bahwa kamu siap kembali bekerja?”
Pertanyaan ini menggali kesiapan mental dan motivasi kamu. HRD ingin tahu apakah kamu benar-benar pulih secara psikologis dan siap menghadapi tantangan baru.
Cara menjawab:
Tunjukkan optimisme dan pemahaman yang matang terhadap peran yang kamu lamar.
Hindari jawaban terlalu defensif.
Contoh: "Saya justru merasa lebih siap karena punya waktu untuk merefleksikan karier saya. Saya sudah siap kembali dengan semangat dan sudut pandang baru."
5. “Apa yang kamu harapkan dari perusahaan ini setelah mengalami PHK sebelumnya?”
Pertanyaan ini menggali ekspektasimu terhadap lingkungan kerja dan budaya perusahaan. Apakah kamu realistis? Apakah kamu hanya mencari “zona aman”?
Tips menjawab:
Hindari kesan kamu hanya mencari jaminan stabilitas.
Fokus pada nilai kolaborasi, transparansi, dan kontribusi tim.
Contoh: "Saya berharap bisa menjadi bagian dari tim yang terbuka terhadap komunikasi dan pengembangan bersama. Saya percaya kontribusi dan loyalitas tim berjalan dua arah."
Sikap Lebih Penting dari Status
Menurut Lynn Taylor, HRD paham bahwa PHK bisa terjadi pada siapa saja. Hal yang lebih penting adalah bagaimana kamu membawa diri saat menjelaskan pengalaman tersebut. HRD cenderung menyukai kandidat yang jujur, dewasa, dan mampu menceritakan masa lalu dengan reflektif.
"Kandidat yang mampu mengubah pengalaman pahit menjadi modal bertumbuh akan selalu menarik di mata HRD," tegas Taylor.
Tips Tambahan Agar Jawabanmu Semakin Meyakinkan
- Jujur, tapi hindari curhat: Tetap profesional. Jangan membawa emosi lama ke ruang wawancara.
- Latih jawabanmu: Ulangi di depan cermin atau dengan teman agar lancar.
- Perbarui CV dan LinkedIn: Tampilkan aktivitas yang kamu lakukan selama masa transisi.
- Siapkan cerita sukses: Tunjukkan bahwa kamu tetap kompeten dan produktif.
PHK mungkin terasa seperti pukulan keras, tapi sebenarnya bisa menjadi titik balik yang luar biasa. Bukan karena kamu gagal, melainkan karena kamu pernah diuji dan berhasil berdiri kembali.
Wawancara pasca PHK bukan tentang membuka luka lama, tapi tentang menunjukkan versi terbaik dari dirimu setelah belajar dari pengalaman tersebut.
"Jangan takut membicarakan masa lalu, asal kamu tahu bagaimana menjadikannya batu loncatan, bukan batu sandungan," kata Lynn.